Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #20

23 Maret 2023   20:06 Diperbarui: 23 Maret 2023   20:43 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perjodohan dari film "Pariban" | foto: Istimewa via jawapos.com

Adakah dari Anda yang menikah karena dijodohkan? Mungkin Anda perlu bantuan biro jodoh, mak comblang hingga mbah dukun demi menemukan jodoh? Sebagai orang yang takut akan Tuhan, daftar terakhir jangan ditempuh ya.

Jodoh takkan ke mana, kata pepatah. Betul. Tapi bukan berarti kita duduk diam menunggu dan tidak berusaha. Justru kita harus menyiapkan diri untuk menyambut maupun menemukan jodoh kita.

Di masa lalu, perjodohan menjadi momok bagi kaum hawa. Masa itu budaya patriarki masih dijunjung tinggi. Wanita tidak punya kebebasan bahkan untuk memilih siapa orang yang dicintai dan menikahinya. Belum lagi kalau kondisi perekonomian menjadi dasar. Nasib perempuanlah untuk mengangkat harkat dan martabat orang tua. Siti Nurbaya dan Kartini contohnya.

Perjodohan bisa mengandung unsur keterpaksaan jika tidak ada pertautan perasaan. Jika cinta saja tidak dirasakan, bagaimana mau membina kehidupan berumah tangga? (Lagi pula modal cinta tidak cukup buat menikah.) Yang ada dalam pernikahan terjadi pertengkaran, KDRT, perselingkuhan bahkan (amit-amit) bercerai.

Seorang perempuan, sebut saja Surti, adalah salah satu yang terlibat dalam perjodohan. Ada kerabatnya yang mengenalkan padanya seorang lelaki pekerja keras. Sayangnya, lelaki ini duda, baru saja menikah langsung ditinggal pergi, entah alasannya apa.

Disebabkan buta huruf, dan adik-adiknya perempuan juga harus segera menikah, Surti tak kuasa untuk menolak. (Zaman dulu, kalau menikah harus urut dari anak yang paling tua.) Apakah pernikahannya bahagia? Tidak selalu. Meski sudah dikaruniai dua anak, lelaki dan perempuan, kehidupannya berlangsung penuh drama.

Mau bagaimana, ternyata karakter suaminya penuh luka masa lalu. Dalam kasus ini Surti tidak sempat menjalin relasi pacaran. Dikenalkan, langsung menikah. Betapa bahayanya membeli kucing dalam karung. Sedangkan dalam keyakinannya, kalau sudah menikah tidak boleh bercerai, apapun alasannya.

Namun, ribuan tahun yang lalu ternyata ada 'pelangi' di balik perjodohan. Bedanya, perjodohan ini melibatkan pembuatan kriteria yang jelas dan terukur. Model perjodohan seperti ini yang harusnya diikuti. Bisa dijadikan standar maupun rekomendasi bagi orang tua yang menginginkan anaknya memiliki pasangan hidup yang sepadan. Bukan perihal harta/ warisan, apalagi yang seadanya.

Siapa yang tidak kenal Ribka, menantu Abraham yang kelak menjadi nenek moyang bangsa yang besar di bumi, bangsa Israel. Abraham menginginkan calon menantu yang mengenal dan takut akan Tuhan. Sosok tersebut tidak ditemukan di Kanaan, tempat Abraham mengembara sebagai orang asing.

Orang-orang Kanaan menyembah berhala, melakukan banyak dosa dan tidak mengenal Tuhan. Abraham memerintahkan hamba yang paling tua, penguasa segala kepunyaanya, untuk mencarikan jodoh untuk anaknya dari sanak saudaranya di Aram-Mesopotamia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun