Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Meski Megap-megap, Hidup Harus Level Up

27 Oktober 2022   14:53 Diperbarui: 30 Oktober 2022   13:25 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: myjourneyoffaith.com, jw.org, Getty Images, IG/Jokowi

Hidup ini berat. Apalagi kalau melihat tetangga, saudara atau teman di media sosial punya gawai, mobil dan rumah baru. Tambah berat kalau besar pasak dari pada tiang, kena jebakan pinjol pula. Tak kalah berat kalau sudah memeras keringat dari pagi sampai malam, kebutuhan tak ada habisnya, diperlengkap tak pernah piknik pula.

Sekelam itukah hidup? Tunggu dulu. Bagaimana dengan mereka yang berjuang melawan kanker atau penyakit mematikan lainnya? Dengan mereka yang mencari suaka karena tindak diskriminasi? Atau mereka yang bahkan tak punya atap buat berteduh? Apakah mereka juga akan berkata hidup ini berat dan kejam?

Meski begitu, kita dengan porsi dan posisi kita masing-masing punya tanggung jawab yang harus ditunaikan. Kadang ditambah tuntutan serta gesekan dengan sesama. Hidup jadi megap-megap (sesak). Meski megap-megap, hidup harus level up (naik tingkat). Berikut ini beberapa kisah orang yang berhasil level up.

Yusuf: Dari gembala, budak hingga gubernur

Yusuf, pemuda 17 tahun tinggal di negeri Kanaan bersama ayah ibu, dan kesebelas saudaranya. Pekerjaannya menggembalakan kambing domba ayahnya. Ia dikasihi ayahnya melebihi saudara-saudaranya yang lain, sebab dilahirkan pada masa tua ayahnya.


Suatu hari Yusuf bermimpi dan diceritakan pada orang tua dan saudara-saudaranya. Mimpi yang pertama, saat sedang mengikat gandum semua berkas gandum mereka menyembah berkas gandum Yusuf. Mimpi kedua, matahari, bulan dan sebelas bintang menyembahnya.

Karena mimpi itu, saudara-saudaranya menjadi benci kepadanya. Ayahnya sendiri menganggap mimpinya tidak masuk akal. Disetir iri, saat Yusuf menyusul saudara-saudaranya di ladang, mereka ingin membunuhnya. Ngeri.

Rencana berubah. Yusuf batal dibunuh, tapi dijual sebagai budak ke negeri Mesir. Untuk menutupi tindakan jahatnya, saudara-saudaranya mengoyakkan jubah maha indahnya dan melumuri dengan darah domba. Diceritakannya pada ayah mereka, Yusuf diterkam binatang buas.

Singkat cerita, sebagai budak di Mesir Yusuf disukai oleh tuannya karena Tuhan menyertainya sehingga semua yang dikerjakannya dibuat berhasil. Budak yang baik ini difitnah lalu dipenjara. Di dalam penjara justru menjadi kesayangan kepala penjara. Lalu diangkat menjadi ahli penguasa istana dan seluruh rakyat Mesir karena berhasil menafsirkan mimpi Firaun yang mengerikan. Jabatan Yusuf setara dengan gubernur di Mesir.

Daud: Dari penggembala menjadi raja

Daud muda juga merupakan penggembala domba bersama ketujuh saudaranya. Namun, Daud adalah gembala profesional. Dia biasa membekuk singa dan beruang yang mengancam anak-anak dombanya. Ia juga mahir memainkan kecapi.

Titik balik hidupnya dimulai saat raja pertama Israel lalai menaati perintah Tuhan. Ia lebih mengingini barang-barang dan ternak dari pada melakukan kehendak Allah. Akibatnya raja ini dicopot dari takhta. Nabi Samuel (tangan kanan Allah) diminta untuk mencari pengganti raja.

Kandidat raja yang dikehendaki Tuhan ada di dalam rumah Isai (ayah Daud). Bukan kakak-kakaknya yang berperawakan gagah dan berpengalaman dalam perang yang dipilih. Sebab Allah tidak melihat paras dan perawakan, melainkan hati.

Tuhan melihat hati Daud, dialah yang diurapi menjadi raja. Momen heroiknya terjadi saat pemuda yang unyu-unyu ini menantang raksasa Goliath berperang satu lawan satu. Meski begitu, Daud menang karena Allah yang menolongnya. Setelahnya Daud dinobatkan menjadi raja, meski sering diremehkan kakak-kakaknya.

Daniel: Dari orang buangan menjadi kepercayaan raja

Daniel dan ketiga temannya (Sadrakh, Mesakh dan Abednego) adalah orang Israel yang menjadi orang buangan di Babel. Atas karunia Allah, mereka memiliki hikmat dan pengetahuan melebihi semua orang berilmu di kerajaan Babel. Logikanya, orang buangan dijadikan budak.

Raja Nebukadnezar mendapat mimpi buruk. Ia memerintahkan semua orang berilmu di Babel untuk menebak mimpi raja beserta menceritakan maknanya. Dan tentu saja semua orang pandai itu tidak ada yang sanggup. Raja marah, semua orang pandai harus dibunuh!

Daniel dkk juga terkena ancaman ini. Ia pun mengambil tindakan. Ia mengajak kawan-kawannya memohon belas kasihan Allah semessta langit supaya disingkapkan rahasia mimpi raja. Tuhan pun menjawab. Lalu Daniel memuji Allah.

Daniel menceritakan mimpi raja dan maknanya. Akibatnya raja memuji Daniel dan kepadanya dipercayakan jabatan tinggi di kerajaan. Namun Daniel mempercayakan pemerintahan wilayah Babel pada Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Daniel memilih tinggal di istana.

Jokowi: Dari tukang kayu menjadi presiden

Barangkali hanya ada di Indonesia, eks tukang kayu bisa menjadi presiden. Tukang kayu ini berasal dari kalangan rakyat jelata, bukan dari ningrat, militer atau petinggi partai seperti para pendahulunya.

Jokowi berasal dari keluarga kelas bawah. Semasih kecil, rumahnya digusur hingga tiga kali. Masa kecilnya dijalani dengan berat, misalnya terpaksa berdagang, ojek paying dan menjadi kuli panggul. Namun ia bisa menempuh pendidikan tinggi hingga lulus dari Fakultas Kehutanan UGM. Sehabis lulus, ia menjadi pengusaha meubel dan terbilang sukses.

Jokowi masuk politik dengan menjadi wali kota Surakarta pada 2005. Namanya kian bersinar karena berhasil mengubah citra Surakarta menjadi kota pariwisata, budaya dan kota batik yang terkenal. Anak tangga berikutnya, ia maju ke DKI Jakarta sebagai gubernur pada 2012. Lalu pada 2014 ia mendapat dukungan dari banyak pihak untuk maju sebagai presiden karena dikenal sebagai pemimpin yang "muda" dan "bersih". Banyak negara dan tokoh dunia mengakui, Jokowi adalah presiden terbaik yang dimiliki Indonesia.

Bagaimana dengan aku?

Meski tidak sehebat tokoh-tokoh di atas, aku juga pernah level up. Dalam porsi terkecil tentunya. Dulu sewaktu mahasiswa aku melakoni jadi guru les fisika untuk anak SMP. Ada Lembaga bimbel yang menjadi perantara antara aku dan murid. Honornya dibagi dua, cuma cukup untuk beli bensin.

Kini, setelah menjadi guru, aku dipercaya memberi les tambahan pada beberapa murid secara privat. Salah satunya bahkan murid Sekolah Internasional. Aku, yang bicara Bahasa Indonesia saja fals, mau memberi les pada murid SI? Nyatanya, kepercayaan itu bisa terus aku jaga.

Kedua, menjadi pembina saat upacara bendera hari Senin. Dalam pandanganku, yang menjadi pembina adalah kepala sekolah, wakasek, atau guru yang senior. Aku adalah guru muda yang masih minim pengalaman. Namun, koordinator upacara memintaku menjadi pembina. Padahal sebelumnya cuma jadi penjaga barisan murid, paling mentok pembawa teks Pancasila, hehe.

Menjadi pembina upacara | dokpri/WISMANTI
Menjadi pembina upacara | dokpri/WISMANTI

Ketiga, menjadi proktor dalam kegiatan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer). Tahun lalu aku ditugasi menjadi teknisi. Tugasnya membantu murid menginstal aplikasi Exambrowser di laptop dan hal-hal teknis terkait.

Tahun ini, aku diminta menjadi salah satu proktor dalam ANBK di sekolahku. Proktor (host) bertugas mengaktifkan akun peserta agar bisa login dan memberikan token yang diperbaharui setiap beberapa menit.

Proktor sebelumnya menjadi tim teknis tingkat kecamatan (doi level up juga). Aku tahu tentang komputer, tapi tidak mahir. Ada guru lain yang lebih ahli, tapi aku diberi kepercayaan ini. Aku pun tetap belajar mengerjakan tugas sebaik-baiknya.

Penutup

Berdasar tokoh-tokoh di atas, tak peduli dari mana titik awal kita. Saat kita mengerjakan tugas dengan baik dan bisa dipercaya, tak peduli seberat apa pun hidup kita, kita berhak mendapat kesempatan untuk level up. Intinya harus terus taat dan patuh pada pimpinan Tuhan, supaya bisa menjadi berkat bagi sesama.

Sudah level up kah, Anda? --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun