Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Listrik 450 VA Dihapuskan, Benarkah demi Menyejahterakan Rakyat Miskin?

15 September 2022   15:05 Diperbarui: 15 September 2022   17:42 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meteran listrik PLN | foto: cnbcindonesia.com/Muhammad Sabki

Namanya saja masyarakat miskin, kebutuhan listriknya juga tidak seberapa. Kebutuhan listrik masih untuk lampu, peralatan elektronik standar seperti setrika, dispenser dan penanak nasi---itu pun kalau semua barang dimiliki. Tidak ada keharusan atau urgensi menambah daya.

Penggunaan listrik 450 VA dinilai Said sudah ketinggalan zaman. Targetnya akan ditingkatkan penggunaan daya dari 450 VA ke 900 VA, dan dari 900 VA ke 1.200 VA supaya listrik PLN tidak terbuang sia-sia. Supaya tidak terbuang sia-sia kata Said.

Said melanjutkan, masyarakat yang diganti daya listrik jadi 900 VA akan lebih sejahtera karena pasokan listriknya meningkat. Benarkah lebih sejahtera? Proses instalasi tidak perlu biaya, kata Said. (Memang teknisinya tidak butuh uang rokok?) Tapi tagihan rakyat akan membengkak.

Seperti dirangkum Tirto.id berikut. Dian (30), pelanggan golongan listrik 450 VA di Kabupaten Bandung Barat khawatir jika program ini direalisasikan. Tagihan listrik rumahnya akan ikut naik, sedangkan dengan daya 450 VA perkakas elektronik kulkas, TV, penanak nasi, laptop masih bisa terakomodir.

Nasib serupa dialami Mali (50). Meterannya sudah diganti sejak tahun lalu. Ia tidak tahu masuk golongan daya berapa. Tahun lalu ia biasa membayar tagihan Rp60.000/ bulan. Setelah ada penggantian meteran, tagihannya naik menjadi Rp120.000/ bulan.

Kebijakan ini jangan sampai memaksa warga. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad. Belum sebulan BBM naik, jangan sampai kebutuhan lain di masyarakat juga naik. Dikhawatirkan perekonomian di Indonesia terdampak inflasi dan kebijakan pemerintah.

Tidak ada urgensi mengganti daya listrik rumah tangga saat ini, apalagi masyarakat pedesaan konsumsi listriknya tidak akan terlalu tinggi. Alih-alih mensejehterakan rakyat miskin, kebijakan ini bakal makin membebani.

Paparan Said ini dibantah oleh Menteri ESDM karena masih bersifat usulan. Perlu didiskusikan lebih lanjut dengan Komisi VII DPR RI dan harus ada dukungan dan persetujuan dari Presiden Jokowi.

Tauhid mencurigai, kebijakan ini menjadi cara pemerintah untuk memuluskan proyek pemasangan kompor induksi yang digagas Menteri BUMN Erick Thohir tentang pengadaan 1 juta kompor induksi gratis. Kompor ini akan dibagikan pada masyarakat dengan total anggaran mencapai Rp5 triliun.

Apakah penerima bantuan kompor induksi ini rakyat dengan golongan daya listrik 450 VA atau di atasnya, perlu dipastikan lagi. Karena kalau benar penerima golongan 450 VA, listriknya tidak akan kuat.

Erick menyebut, penggunakan kompor induksi bisa menghemat anggaran negara (hingga Rp60 triliun) dan rumah tangga sekaligus. Alasannya, penggunan energi lebih murah daripada penggunaan gas yang mayoritas masih mengimpor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun