Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Don't Worry Beach Happy, Kesempatan Santai di Pantai

28 Juni 2022   14:19 Diperbarui: 28 Juni 2022   14:56 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpose di halaman Obelix Hills | dokumentasi pribadi

Setelah ketiga games dilakukan, kami diberi waktu bebas untuk bermain. Bermain apa nih, secara aku jarang ke pantai. Lagipula malas jika basah kena air laut, lengket dan penuh pasir. Atas tingkah dua rekanku aku jadi ingin ikutan. Mereka berbaring menjorok ke arah laut, menunggu disapu ombak.

Sudah tua kok mainan begitu? Ya kan orang dewasa juga perlu bermain air. Akhirnya beberapa guru juga ikutan, berbaring di permukaan pasir, menunggu diselimuti ombak. Byuuuurrr!!! Segar. Menyenangkan. Untuk sesaat, beban hidup serasa lepas dihempas gelombang, hoho...

Asyik menikmati games di tepi pantai | dokumentasi pribadi
Asyik menikmati games di tepi pantai | dokumentasi pribadi

Menjelang jam 1 siang, kami segera mandi dan beberes. Pengelola pantai menyediakan kamar mandi dan toilet. Untuk layanan mandi hanya dipatok harga Rp4.000,00. Tidak banyak peserta yang bermain air laut, jadi tidak antri kamar mandi. Lagi pula jumlah kamar mandinya banyak.

Cacing-cacing perut kami sudah berteriak minta diberi makan. Berjarak sekitar 10 menit dari pantai, kami menyantap ikan bakar dan es teh. Siang-siang begini, habis mandi di pantai, syegerrr!

Destinasi berikutnya adalah Obelix Hills, berjarak satu jam dari rumah makan. Area wisata ini merupakan kawasan perbukitan yang menyajikan beberapa spot foto dengan kenampakan sawah dan perbukitan di bawah sana. Bagi orang perkotaan, wisata ini dibilang menarik. Bagiku, biasa saja karena di dekat rumahku juga ada. Bedanya, di sini ada live acoustic music.

Berpose di halaman Obelix Hills | dokumentasi pribadi
Berpose di halaman Obelix Hills | dokumentasi pribadi

Aku hanya mengambil beberapa spot foto, menikmati pemandangan senja dan menyantap ayam bakar sebagai menu makan malam. Asik memang, bisa makan sambil nongkrong menikmati senja serta iringan musik. Namun, akses untuk menjangkau tempat ini agak repot, khususnya yang rombongan dengan bus.

Dari tempat parkir bus, peserta harus oper mobil berkapasitas tujuh orang untuk pergi dan pulang. Satu sisi agak ribet, apalagi jika bareng dengan rombongan lain. Di sisi lain, sistem ini menggerakkan perekonomian sekitar. Yakni memberdayakan warga yang punya mobil untuk menjadi pengantar.

Menikmati senja di Obelix Hills | dokumentasi pribadi
Menikmati senja di Obelix Hills | dokumentasi pribadi

Setelah makan kenyang dan puas berfoto-foto, kami segera pulang. Pintu keluar dikondisikan melewati toko oleh-oleh makanan ringan, utamanya bakpia. "Rombongan Salatiga, sebelah sini ya!", suara para driver siap mengantar kami kembali ke parkiran bus. Kami siap untuk tidur, hahaha...

Kalau kamu, sudah piknik ke mana? --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun