Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Hal Ini Sukses Memaksaku Menulis

8 April 2020   21:32 Diperbarui: 20 November 2020   17:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rupanya, kali lain dia "memaksaku" membuat akun di Kompasiana dan mengikuti ajang menulis dengan tema "Rindu". Heleh, sudah amatir lajang pula waktu itu. Mana bisa? Tak ada bahan untuk tulisan rindu. Entah bagaimana, dari mana, aku tulis juga dan mem-posting-nya.

Sejak itu pun, aku tak banyak membuka Kompasiana, kalau pas nyaut link-nya saja sesekali. Aku baru sering mampir akhir-akhir ini. Bagaimana pun, gegara mbak reporter itulah aku mulai berani menulis. Terima kasih, mbak reporter.

Warganet +62 layak mendapat penghargaan "Sosok paling dermawan"---kalau memang ada. Pasalnya, banyak yang membagikan tulisan atau berita via japri atau grup. Entah benar atau tidak, bohong atau jujur, aktual atau lawas. Click --> select all --> copy --> paste --> send. Bangga rasanya jadi orang pertama yang membagikan berita. Pada dasarnya berbagi adalah tindakan mulia, tapi cek dan ricek wajib sebelum share.

Jangan seperti Laut Mati di daerah Timur Tengah yang hanya mau menerima air dan menyimpannya. Tidak untuk dibagikan kepada siapa pun. Wawasan dan paradigma saya bertambah makin luas setelah mengikuti seminar, membaca buku maupun tulisan orang lain. Supaya insight itu tidak berhenti di saya, minimal saya bagikan link-nya, berharap orang lain mengecap berkat serupa. Dari sumber terpercaya pastinya. Inilah paksaan kedua aku menulis. Membaca lebih banyak, semakin banyak tidak tahu, semakin aku harus menulis lalu membagikannya.

gaodun.com
gaodun.com

Percuma orang sepandai apa pun, jika ia tidak menulis ia akan lenyap dari masyarakat dan dari sejarah

--Pramoedya Ananta Toer

Bukan kepandaian yang membuat orang akan diingat, melainkan tulisannya. Setidaknya demikian prinsip Pram. Aku setuju.

Aku tidak pandai, kaya apalagi. Tidak punya kekuatan super yang bisa menyelesaikan masalah orang lain. Aku tidak populer, apalagi sensasional. Jadi bagaimana orang mengenalku?

Dalam semua keterbatasan itu, aku merasa perlu terus menulis. Kelak, saat jiwa telah terpisah dari raga, setidaknya anak-cucuku tahu aku pernah hidup di Bumi, lewat goresanku. Itulah keabadian yang dimaksud Pram. Tubuhnya mati, tapi pikirannya tetap hidup lintas generasi. Dengan menulis, kita melakukan pekerjaan keabadian. Tidak ada ruginya.

Kalau tulisannya tidak menarik? Belajar lagi dan lagi. Kalau tidak dapat inspirasi? Banyak hal di sekitar kita bisa jadi inspirasi. Jika bosan? Coba membaca (mustahil kita menulis tanpa membaca), jalan-jalan, debat dengan seseorang atau mengakrabkan diri pada alam.

Kalau anda, butuh berapa alasan untuk dipaksa menulis?

Salam,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun