Mohon tunggu...
wanda wando
wanda wando Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobiku adalah menari, bernyanyi, menonton film dan heeling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggali Makna Islam Nusantara di Tengah Arus Globalisasi

9 Oktober 2025   22:27 Diperbarui: 9 Oktober 2025   22:27 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menggali Makna Islam Nusantara di Tengah Arus Globalisasi

Wanda Maulida

Ekonomi Syariah, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, wandawando06@gmail.com

Abstrak

Proses globalisasi yang cepat memiliki efek besar pada cara hidup sosial, budaya, dan agama masyarakat di seluruh dunia, termasuk umat Islam di Indonesia. Globalisasi tidak hanya membuat pertukaran informasi dan teknologi lebih mudah, tetapi juga mempercepat penyebaran budaya global yang bisa mengubah identitas lokal. Dalam hal ini, Islam Nusantara muncul sebagai cara memahami Islam yang tetap berhubungan dengan budaya setempat, dengan menekankan nilai-nilai toleransi, keseimbangan, dan perdamaian.

Penelitian ini memakai metode kualitatif deskriptif dengan cara mempelajari berbagai sumber, yang fokus pada kajian literatur yang berkaitan dengan konsep Islam Nusantara, sejarah perkembangannya, dan hubungannya dengan globalisasi saat ini. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Islam Nusantara memiliki potensi besar sebagai cara beragama yang terbuka dan moderat di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi. Dengan cara budaya, Islam Nusantara bisa mempertahankan keseimbangan antara ajaran agama dan tradisi lokal tanpa menghilangkan nilai-nilai dasar Islam.

Kata kunci: Islam Nusantara, globalisasi, sikap moderat dalam beragama, budaya lokal, keislaman di Indonesia.

Pendahuluan

Globalisasi adalah proses di mana negara-negara di dunia saling terhubung dengan cepat melalui pertukaran ide, nilai, dan budaya. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara orang berkomunikasi dan memengaruhi pandangan mereka terhadap agama dan budaya. Dalam hal ini, orang-orang Muslim di Indonesia harus berjuang untuk menjaga nilai-nilai Islam mereka di tengah perubahan global yang sangat cepat.

Indonesia, yang memiliki jumlah umat Muslim terbesar di dunia, memiliki banyak tradisi dan keragaman budaya yang sangat khusus. Islam menyebar di Indonesia bukan karena perang, tetapi melalui penyebaran yang damai, kegiatan perdagangan, dan pendekatan budaya. Dari sinilah muncul konsep Islam Nusantara, yaitu cara beragama yang menggabungkan nilai-nilai Islam umum dengan tradisi lokal di Indonesia.

Islam Nusantara dilihat sebagai pilihan lain dari model Islam yang sering kali kaku dan tertutup. Konsep ini mengutamakan pentingnya menyesuaikan ajaran Islam agar tetap cocok dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia yang beragam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam mengenai Islam Nusantara dan melihat bagaimana ini relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Metode Penelitian

Studi ini memakai cara kualitatif deskriptif dengan metode penelitian perpustakaan. Informasi didapat dari banyak sumber, seperti buku, artikel ilmiah, jurnal, dan dokumen resmi yang menjelaskan tentang konsep Islam Nusantara dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sosial di zaman globalisasi.

Tahapan penelitian meliputi:

1.Mengumpulkan bahan bacaan yang berkaitan.

2.Menganalisis isi dari sumber yang dikumpulkan.

3.Menggabungkan hasil analisis ke dalam kesimpulan yang menunjukkan pentingnya Islam Nusantara dalam konteks global.

Hasil dan Pembahasan

1. Relevansi Islam Nusantara di Era Globalisasi

Globalisasi sering membawa budaya dan nilai baru yang tidak selalu cocok dengan ajaran Islam atau budaya Indonesia. Islam Nusantara muncul sebagai penyeimbang --- mengajarkan bahwa menerima perubahan tidak berarti kehilangan identitas keislaman. Dengan nilai moderatnya, Islam Nusantara mendorong umat Islam untuk berhubungan dengan dunia global dengan cara yang kritis, hati-hati, dan bijak.

2. Islam Nusantara sebagai Model Keberislaman Inklusif

Islam Nusantara menekankan pentingnya menghargai perbedaan dan menjaga hubungan baik dalam masyarakat. Dalam masyarakat yang beragam, sikap terbuka menjadi hal penting untuk mencegah radikalisasi dan intoleransi. Cara budaya yang diterapkan oleh Islam Nusantara membuat ajaran Islam terasa dekat, relevan, dan dapat diterima oleh semua orang.

3. Kontribusi Islam Nusantara terhadap Peradaban Dunia

Nilai-nilai Islam Nusantara, seperti toleransi, keadilan, dan perdamaian, bisa menjadi teladan bagi dunia Islam secara keseluruhan. Dalam pertemuan internasional, Indonesia sering dilihat sebagai contoh keberhasilan menggabungkan Islam dan demokrasi. Dengan demikian, Islam Nusantara bukan hanya fenomena lokal, namun juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi besar terhadap citra Islam yang damai.

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa Islam Nusantara adalah cara unik umat Islam di Indonesia menunjukkan kepercayaan mereka, yang menggabungkan ajaran Islam dengan kearifan lokal masyarakat di Nusantara. Islam Nusantara tidak dianggap sebagai cabang baru dalam Islam, tetapi lebih sebagai cara berdakwah yang berasal dari sejarah panjang penyebaran Islam di Indonesia melalui cara yang damai, budaya, dan diskusi sosial.

Ide Islam Nusantara menunjukkan bahwa Islam tidak bertujuan untuk menghilangkan budaya lokal, melainkan membawa ajaran Islam ke dalam budaya tersebut dengan nilai-nilai seperti keesaan Tuhan, keadilan, dan kemanusiaan. Dengan prinsip-prinsip seperti moderat, toleran, seimbang, dan adil, Islam Nusantara menunjukkan wajah Islam yang damai, terbuka, dan menghargai perbedaan. Ini adalah kelebihan Islam Nusantara dibandingkan bentuk-bentuk Islam yang lebih tertutup atau ekstrem.

Dalam era globalisasi, Islam Nusantara memiliki peran penting sebagai pelindung budaya dan spiritual bagi umat Islam di Indonesia. Globalisasi membawa tantangan seperti penyebaran ideologi asing, sekularisme, dan kesenangan berlebihan yang bisa mengikis nilai-nilai agama dan kebangsaan. Namun dengan sifat yang adaptif dan moderat, Islam Nusantara dapat menjadi penjaga terhadap pengaruh negatif dari globalisasi sekaligus jembatan untuk dialog antara budaya dan agama.

Tak hanya itu, Islam Nusantara juga membantu membangun ketahanan sosial dan identitas bangsa. Nilai-nilai seperti kerjasama, toleransi, dan musyawarah memperkuat persatuan kita dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, Islam Nusantara bukan hanya sekadar gerakan agama, tetapi juga dasar moral dan sosial untuk perkembangan Indonesia yang damai dan beradab.

Di tingkat internasional, Islam Nusantara memiliki potensi besar untuk menjadi contoh Islam di dunia yang menyeimbangkan antara ajaran dan konteks, agama dan budaya, tradisi dan kemodernan. Model ini relevan untuk menghadapi masalah yang dihadapi dunia Islam saat ini, seperti ekstremisme dan konflik identitas.

Secara keseluruhan, Islam Nusantara mencerminkan wajah Islam yang:

1.Berasal dari budaya lokal tetapi tetap mengedepankan isi ajaran Islam.

2.Menjawab tantangan globalisasi dengan pendekatan yang moderat dan sesuai konteks.

3.Menjadi sumber inspirasi dunia untuk perkembangan peradaban Islam yang damai, toleran, dan adil.

Dengan meningkatkan pemahaman dan praktik Islam Nusantara, umat Islam di Indonesia dapat berperan penting dalam membangun harmoni sosial, menjaga kesatuan bangsa, dan memberikan sumbangsih positif bagi masyarakat global.

Daftar Pustaka

Azra, Azyumardi. (2019). Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal Islam di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group.

Hasyim, Muhammad. (2020). "Islam Nusantara dan Tantangan Globalisasi." Jurnal Studi Islam dan Sosial, 8(2), 134--148.

Kementerian Agama RI. (2021). Moderasi Beragama: Konsep dan Implementasi di Indonesia. Jakarta: Kemenag RI.

Madjid, Nurcholish. (2008). Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan.

 Siradj, Said Aqil. (2015). Islam Nusantara: Dari Ushul Fiqh hingga Paham Kebangsaan. Jakarta: LTN PBNU.

Zuhdi, Muhammad. (2018). "Islam dan Kebudayaan Lokal di Indonesia." Jurnal Kebudayaan Islam, 5(1), 45--59.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun