Gairah untuk menulis setiap hari bisa dimanfaatkan sebagai motor untuk memulai. Dengan menulis setiap hari, si penulis memperoleh apa yang dibutuhkan untuk dapat menulis secara konsisten, tetapi bukan apa yang dibutuhkan oleh tulisan itu sendiri. "Roh" tidak serta merta memberi nyawa pada sebuah tulisan, hanya dengan konsistensi saja.
Konsistensi saja, tanpa disertai keinginan untuk melakukan lebih baik lagi, belum cukup untuk meningkatkan keterampilan menulis.
Menulis adalah proses belajar seumur hidup tanpa henti. Baik melalui cara menulis setiap hari, atau tidak setiap hari.Â
Orang perlu belajar dari kesalahan. Dan menulis setiap hari (maupun sesekali) tanpa disertai keinginan untuk belajar memperbaiki kesalahan itu, hanya akan memperkuat kesalahan demi kesalahan.***
Penulis: Walentina Waluyanti