Mohon tunggu...
Wahyu Fadhli
Wahyu Fadhli Mohon Tunggu... Penulis - Buku, pesta, dan cinta

tulisan lainnya di IG : @w_inisial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Seputar Kerusuhan 22 Mei

23 Mei 2019   20:49 Diperbarui: 23 Mei 2019   21:07 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

People power saat itu murni atas ketidakpuasan masyarakat karena perekonomian Indonesia yang hancur. Tidak ada dalih agama apapun dalam aksi tersebut. Dan para aktivis '98 yang menunggangi aksi 22 Mei kemarin mungkin saja aktivis yang muncul pada akhir acara sehingga tidak tahu menahu sebab asal dari tragedi '98.

Saat itu rakyat memang benar-benar terwakili oleh para demonstran. Karena mereka memiliki keluh kesah yang sama, yaitu mahalnya harga bahan-bahan pokok. Tidak seperti sekarang yang mengatasnamakan beberapa golongan. Jadi yang dimaksud dari people power sekarang itu "power" dari "people" yang mana?

Atas Nama Demokrasi

Para masa aksi 22 Mei yang berlangsung kemarin menuturkan bahwa aksi yang mereka lakukan atas dasar menyelamatkan demokrasi. Lantas demokrasi seperti apa yang dimaksud? Demokrasi yang mereka maksud yaitu adanya ketidakadilan pada saat prosesi pemilu serentak kemarin. Mereka menganggap bahwa rezim Jokowi saat ini telah menginjak-injak demokrasi. 

Hemat saya ketika terjadi kesalahan yang dilakukan oleh KPU atau Bawaslu tidak bisa serta merta bisa langsung menyalahkan Jokowi sebagai Presiden. Jika sebagai pemerintahan mungkin iya. Namun, harus dilihat pula, pemilu itu merupakan sebuah civil rights yang dimiliki dan di dapat oleh setiap warga negara. 

Nyatanya seluruh masyarakat kemarin telah menyumbangkan suaranya dalam pemilu dan tidak ada diskriminasi dalam hal itu. Perihal penghitungan jika terdapat kejanggalan di KPU silahkan di kroscek kepada pihak yang bersangkutan dan apabila memiliki bukti-bukti silahkan hal tersebut dibawa ke Mahkamah Konstitusi selaku badan yang berwenang mengatasi sengketa pemilu. Se otoriter apa Jokowi hingga masa memutuskan melakukan aksi tempo hari. 

Ketika ada rencana aksi, pemerintah juga siap untuk mendukung aksi tersebut dalam bentuk pengamanan dan memfasilitasi secara penuh aksi yang dilakukan di depan gedunh Bawaslu kemarin. Dari yang dilakukan kemarin, sedikit terlihat bahwa ada beberapa pihak yang mengatasnamakan demokrasi malah menginjak-injak demokrasi dengan melalukan sedikit provokasi di media sosial. 

Menimbulkan gerakan-gerakan yang merisaukan masyarakat dan mengancam kedaulatan dari demokrasi itu sendiri. Jika sudah tidak percaya KPU dan Bawaslu, bukankah secara tidak langsung juga menaruh ketidakpercayaan kepada proses pemilu?

Politik dan Kemanusiaan

Ada yang lebih penting daripada politik, yaitu kemanusiaan.

Seperti yang diketahui, aksi 22 Mei kemarin juga menimbulkan korban jiwa. Menurut penuturan dari Gubernur DKI Jakarta tercatat ada 6 orang yang tewas pada aksi kemarin. Ada yang berpendapat bahwa aksi kemarin sengaja ditunggangi oleh beberapa oknum yang memicu terjadinya chaos. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun