Banyak orang yang punya anak tapi seperti gak punya otak.
Ini kisah ketika saya bertandang ke salah satu restoran yang menyediakan playground.
Sudah tentu banyak sekali anak-anak disana. Memang target pasar restoran ini mengincar para orang tua yang memiliki anak dan punya jiwa 'sayang anak'.
Namun, jiwa sayang anak itu ternyata tidak membuat orang tuanya semakin dewasa. Malah terlihat acuh tak acuh.
Anak-anak dibiarkan bermain di playground tanpa pengawasan. Beberapa anak yang saya lihat, saling tarik, saling gendong bahkan saling dorong. Lebih mengerikan saat mereka berada di atas perosotan, terlihat grasak-grusuk mendorong temannya agar turun lebih dulu.
Orang tuanya kemana? Ada di ujung lorong, lamat menatap layar ponsel. Entah game apa yang sedang digelutinya sampai lupa anaknya tengah bermain.
Semakin lama dibiarkan, semakin menjadi-jadi pula keributan yang dibuat anak-anak itu. Mereka berteriak sambil berlarian. Beberapa pengunjung restoran terganggu, yang lainnya terlihat santai, enggan menanggapi.
Kami sudah memberitahu pelayan restoran agar mengkondisikan anak-anak tersebut. Tapi sialnya, pelayan ini tidak dipandang oleh anak-anak tadi.
Omongan pelayan hanya dikalikan nol, tidak ada arti. Satu dua pengunjung mulai gusar, yang lainnya masih tetap tegar.
Kami mempercepat makan, sudah tidak nikmat makan ditempat yang ribut seperti ini.
Akhirnya, kami pun pulang meninggalkan anak-anak itu yang masih jejeritan bermain.