Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

6 Tahapan Ranah Kognitif dalam Pembelajaran

10 September 2022   15:26 Diperbarui: 10 September 2022   15:33 4129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagi mahasiswa jurusan pendidikan, tentu istilah-isilah seperti kognitif, afektif maupun psikomotorik sudah tidak asing ditelinga. Sebab, ketiga ranah tersebut merupakan bagian terpenting dan menjadi aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui ketercapaian suatu proses pembelajaran oleh peserta didik.

Pada tulisan kali ini, akan dibahas mengenai 6 tahapan yang dilalui proses pembelajaran pada ranah kognitif. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih cenderung dominan melibatkan kegiatan otak. Goals dari ranah kognitif adalah penguasaan terhadap konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial.

Diantara tahapan-tahapan ranah kognitif dalam suatu pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Hapalan / ingatan

Tingkatan pertama adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari. Apa yang ditangkap dalam proses pembelajaran, itulah yang dinyatakan pada akhirnya. Pengulangan seperti ini menitikberatkan pada kehandalan daya ingat / hapalan. Bahkan kemampuan menghapal dinilai sebagai sebuah pencapaian pembelajaran yang efektif.

Baca juga: Mundur

Padahal, jika peserta didik baru sekadar menghapal atau mengingat, dengan indikator dapat menyatakan kembali apa yang telah mereka pelajari sebelumnya, merupakan tingkatan pertama dalam ranah kognitif. Artinya, proses pembelajaran menghendaki ingatan sebagai awal peserta didik dalam meningkatkan kemampuan dalam aspek pengetahuan atau kognitif.

2. Pemahaman

Tingkatan kedua adalah kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima serta mengungkap suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Proses memahami memiliki tingkat kesukaran satu tingkat diatas hapalan. Karena apa yang telah dipelajari dipahami sedemikian rupa, dan dapat menyatakan konsep yang dipelajari itu dengan bahasa sendiri, atau kontekstual.

Pemahaman menjadi aspek penting dalam pembelajaran, karena dengan memahami materi secara utuh, konsep pembelajaran dapat dikembangkan menyesuaikan kemampuan masing-masing peserta didik.

3. Penerapan

Kemampuan menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan merupakan tingkatan ketiga dalam ranah kognitif. Kemampuan menggunakan prinsip, aturan maupun metode yang telah dipelajari pada situasi yang baru menjadi wujud dari tahapan ini.

Peserta didik bukan hanya sekadar mampu menyatakan perspektifnya dengan bahasa yang berbeda, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan. Pemahaman peserta didik tentang materi rukun wudhu, mencapai tahapan penerapan jika teori yang dipahami diaplikasikan dalam kontekstual.

4. Analisis

Kemampuan analisis digambarkan sebagai upaya menggunakan informasi dan menyusun kembali komponen-komponennya sehingga struktur informasi menjadi jelas.

Misalkan, untuk mendapatkan suatu informasi yang tepat, sedangkan kita dihadapkan dengan berbagai objek, maka perlu mengamati objek-objek tersebut dan kemudian melakukan deskripsi terhadapnya. Sehingga bagian-bagian itu tersusun menjadi suatu informasi yang jelas dan sistematis.

Kemampuan untuk menganalisis suatu permasalahan merupakan tahapan yang tinggi pada proses pembelajaran. Kemampuan tersebut dibentuk melalui tahapan-tahapan ranah kognitif sebelumnya. Ketika teori telah diingat dan dipahami, kemudian diterapkan dalam situasi kentekstual, maka dapat melaksanakan tahapan analisis.

5. Sintesis

Kemampuan sintesis merupakan tahapan yang lebih tinggi dari sekadar menganalisis. Pada tahapan ini, peserta didik diharapkan mampu melalukan integrasi antara dua komponen menjadi suatu temuan yang baru. Sintesis dapat dimaknai sebagai perpaduan antara dua informasi sehingga menelurkan informasi yang terbarukan.

6. Evaluasi

Sedangkan tahapan terakhir, yakni evaluasi merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai suatu pernyataan, uraian atau pekerjaan, berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Kemampuan evaluasi juga dapat dimaknai dengan bersikap bijak dihadapan dua pilihan, bisa baik-buruk, atau sedikit-banyak, dan sejenisnya. 

Jadi, Bapak Ibu guru hebat, sudah mencapai tahapan manakah peserta didik kita?

Semangat mengajar dan memberikan pembelajaran terbaik. Transformasi ilmu pengetahuan di satuan pendidikan harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan konsep pendidikan menurut Alquran sebagai kitab suci, hadits nabi sebagai pensyarah daripada Alquran, atsar para sahabat, kemaslahatan umum, nilai adat istiadat serta pemikiran intelektual muslim yang komprehensif,  yang semuanya dituangkan dalam Sistem Pendidikan Nasional dan telah diundang-undangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun