Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat di daerah, termasuk di Kabupaten Lamongan. Namun, banyak pelaku UKM masih menghadapi kendala dalam hal efisiensi produksi dan penerapan teknologi modern. Salah satunya adalah UKM Camilan Stik Sladri di Desa Pucuk, Kecamatan Pucuk, yang selama ini memproduksi camilan secara manual dengan peralatan sederhana. Proses penggilingan bahan dan pengemasan produk yang dilakukan secara tradisional membuat kapasitas produksi terbatas, serta kualitas dan kebersihan produk belum sepenuhnya memenuhi standar industri pangan.
Berangkat dari kondisi tersebut, melalui dana hibah kompetitif Program Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun 2025, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang terdiri dari Gde Agus Yudha Prawira Adistana, Ferly Isnomo Abdi, dan Wahyu Dwi Mulyono, serta didukung oleh tim dari mahasiswa melaksanakan kegiatan bertajuk "Penerapan Mesin Penggiling dan Pembungkus dari Bahan Foodgrade sebagai Teknologi Produksi Tepat Guna untuk Meningkatkan Produktivitas UKM Camilan Stik Sladri di Desa Pucuk, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan."
Kegiatan PKM ini merupakan bentuk nyata implementasi Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat, melalui penerapan teknologi tepat guna yang relevan dengan kebutuhan mitra. Tim dosen dan mahasiswa UNESA berinovasi merancang mesin penggiling dan mesin pembungkus yang dibuat dari bahan foodgrade sehingga aman digunakan untuk produk pangan.
Ketua tim PKM, Gde Agus Yudha Prawira Adistana menjelaskan bahwa penerapan alat ini bertujuan untuk membantu UKM meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi. "Selama ini proses produksi masih manual, sehingga membutuhkan waktu lama dan hasilnya kurang seragam. Dengan mesin baru ini, proses menjadi lebih efisien, higienis, dan hasil produk lebih menarik," ujarnya.
Pemilik UKM Stik Sladri, Nunuk Khoiriya, mengaku sangat terbantu dengan inovasi tersebut. "Dulu kami hanya bisa memproduksi sekitar 5 kg stik per hari. Setelah ada bantuan mesin dari tim PKM UNESA, produksi meningkat hampir dua kali lipat dan kualitas produk jauh lebih konsisten," tuturnya dengan antusias.
Selain memberikan bantuan alat, tim PKM juga melakukan pelatihan penggunaan mesin, manajemen produksi, hingga pelatihan pengemasan dan pemasaran, agar UKM mitra mampu mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. Melalui kegiatan PKM ini, diharapkan terjalin sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam memperkuat sektor ekonomi lokal melalui penerapan teknologi tepat guna yang inovatif, efisien, dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI