Mohon tunggu...
Wahyu Mukhtar Asafurla
Wahyu Mukhtar Asafurla Mohon Tunggu... Penulis - Terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk

Muslim, Cendikia, Pemimpin

Selanjutnya

Tutup

Diary

Anak Desa dan Revolusi

7 Mei 2021   20:28 Diperbarui: 7 Mei 2021   20:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku melihat dan memperhatikan banyak sekali orang-orang yang meninggal karena pembunuhan, terlebih lagi itu orang yang saya tahu.

Aku melihat dan memperhatikan banyak sekali rakyat yang melarat, menangis dan merintih kesakitan.

Aku merasakan, apa yang di rasakan. Ada sesuatu yang bekobar dalam dada, seperti api yang bergejolak, kemudian aku memutuskan untuk membuat perubahan, namun sekarang aku harus belajar memahami kehidupan.

Sekarang aku adalah seorang mahasiswa hukum di uin Raden Fattah Palembang. Aku kuliah bukan untuk bekerja, aku kuliah untuk perubahan.

Aku ingin membuat lembaga hukum yang bisa membantu rakyat banyak tanpa pamrih, yang nama nya tersandang nama kakek saya.

Aku ingin membuat rumah sakit khusus yang didalam nya terdapat harapan-harapan, kebahagiaan dan tampah pamrih.


Aku ingin membuat perusahaan yang besar sehingga bisa membantu rakyat banyak dalam mencari nafka.

Aku ingin membuat sekolah untuk rakyat seperti yang dibuat oleh tan malaka, yng didalam nya terdapat orang-orang intelektual dengan harapan besar dan memiliki kemajuan untuk negeri kita tercinta ini.

Aku ingin pendamping hidup yang menyayangi keluarga ku, dan aku dengan segalah kekurangan serta Mensuport, sudah cem itu saja keinginan ku.

Jika bergerak memilih arti? Kenapa memilih diam dan mati. Belajarlah memahami, merefleksi, dan merevolusi adalah jiwa seorang manusia yang pemberani.

Bukan anak ningrat tapi harus kuatkan tekad, bukan super hero tapi pantang tunduk pada ego. Hanya anak petani yang selalu ingin memahami dan mencoba menghayati dari setiap surat-surat tersembunyi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun