Mohon tunggu...
Wahyu Indah Retnowati
Wahyu Indah Retnowati Mohon Tunggu... Blogger - penulis yangs suka baca buku dan menonton film

content creator dan script writer

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

UMKM Malang Masuk Era Ekonomi Digital bersama JNE Kopiwriting

13 September 2019   14:25 Diperbarui: 13 September 2019   15:17 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber JNE Kopiwriting| Dokumentasi pribadi

Salam satu jiwa : AREMA

Salam satu jiwa : INDONESIA

UKM  : JAYA, JAYA, JAYA...

Semangat perekonomian mengawali masuknya acara JNE Kopiwriting sore itu. Rabu, tanggal 11 September 2019. Sebuah acara temu jurnalist yang terdiri dari blogger kompasiana dan juga wartawan media massa yang diundang langsung oleh kompasiana. Bertempat di Vargo Kitchen kota Malang, acara yang bertajuk "Membawa UMKM Lokal ke Era Ekonomi Digital" tersebut berlangsung cukup meriah.

Acara di Malang tersebut merupakan rangkaian roadshow JNE yang keempat setelah menyambangi kota Bandung, Padang dan Banjarmasin. Sementara dua kota lagi yaitu Yogyakarta dan Cirebon akan jadi agenda roadshow selanjutnya.

Pak Windhu Aboworo, Kepala Cabang JNE Malang| Dokumentasi pribadi
Pak Windhu Aboworo, Kepala Cabang JNE Malang| Dokumentasi pribadi


Pak Windhu Abiworo, Kepala Cabang JNE Malang mengawali acara di Malang dengan pernyataannya yang cukup mengena. Bahwa JNE hadir sebagai mitra para pelaku UMKM untuk maju berkembang.

Salah satu program yang jadi unggulannya adalah program "Rumah UMKM". Program tersebut bekerja sama dengan dinas pemerintahan setempat untuk pemberian materi kepada para pelaku usaha mikro. Diantaranya terkait pelatihan, coaching clinic berupa branding, packaging dan juga digital marketing. Artinya JNE sudah dari dulu siap menyambut era digital dan mengajak para usaha UMKM untuk ikut terlibat di dalamnya.

Diungkapkan oleh Pak Whindiarto Yudistiro atau yang akrab disapa pak Adis selaku Head of sales marketing JNE Malang, bahwa selama 29 tahun berdiri ini JNE sebagai perusahaan nasional yang bergerak di bidang pengiriman dan pendistribusian semakin memperluas bidang usahanya. Bukan hanya berfokus pada pengiriman regional saja. Namun juga sudah merambah ke tingkat nasional dan internasional.

Kabarnya sudah ada 250 kantor operasional hingga lebih dari 7000 outlet di seluruh Indonesia, yang sudah dipersiapkan untuk membantu para pelaku usaha dalam pendistribusiannya. Bentuk barang yang bisa dikirimkan pun bukan hanya bentuk padat. Tapi semacam rawon atau bakso presiden juga bisa didistribusikan lewat JNE.

Wadah tersebut tentu saja menjadi angin segar bagi para pelaku usaha, khususnya usaha mikro. Dimana mereka masih berjalan di industri 1.0 dengan gerobak dorongnya, lapaknya di pasar atau toko kelontong. Karena selama ini mereka hanya mengandalkan satu jalur saja untuk memasarkan produknya. Sementara perekonomian kita saat ini sudah memasuki industri 4.0. Dimana untuk menjalankan sebuah usaha, tidak perlu lagi susah payah berjalan dengan gerobak atau lapak. Tapi sudah ada tingkatan dan sistem yang bisa dijalankan melalui teknologi. Sehingga sistemlah yang menjalankan perekomian tersebut. Hasil pemasarannya pun akan lebih luas.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM kota Malang, Ibu Tri Widyani Pangestuti bicara sebagai salah satu narasumber mewakili para pelaku usaha mikro. Bahwa masalah pemasaran ini sebenarnya menjadi salah satu dari 4 masalah urgent lainnya setelah kualitas produk, stabilisasi dan pembiayaan.

Foto dokumen penulis| Dokumentasi pribadi
Foto dokumen penulis| Dokumentasi pribadi

Biasanya para pelaku usaha mikro yang notabene berasal dari kalangan menengah ke bawah, hanya tahu penjualan langsung ke konsumen. Hasilnya pun pas-pasan. Akhirnya tidak ada peningkatan yang signifikan. Padahal semuanya itu bisa dilakukan secara digital saat ini.

Edukasi inilah yang terus dikembangkan pemerintah kota, terutama kota Malang untuk merangkul lebih banyak pelaku UMKM agar naik kelas. Salah satunya dengan program klinik bisnis. Konsepnya yaitu melalui pendampingan terus-menerus dan edukasi mengenai teknologi.

Satu hal yang membuat bangga berada di kota Malang terkait usaha mikro ini adalah potensinya yang sangat besar. Diungkapkan Bu Tri Widyani bahwa Malang ini ternyata menjadi salah satu gudangnya ekonomi digital. Karena banyaknya bisnis games dan animasi di Malang sebagai mayoritas dari usaha mikro lainnya. Diantaranya kuliner, fasyion dan juga karya atau kerajinan. Total semuanya berada pada angka 116.000 pelaku UMKM di kota Malang.

Angka tersebut tentunya menjadi landasan dasar yang positif untuk lebih memajukan usaha mikro di Malang. Bahwa ternyata Malang sudah sangat berkembang dan berpotensi untuk lebih dimajukan di era serba digital ini.

Salah satu buktinya adalah Usaha Kopi Jago Malang yang dirintis oleh mas Dias Satrio. Seorang dosen sekaligus pelaku bisnis yang sore itu hadir sebagai salah satu narasumber JNE Kopiwriting.

Dari kiri ke kanan. Pak Windhiarto Yudistiro, Pak Dias Satrio, Pak Windhu Abiworo, Bu Tri Widyani, Pihak kompasiana.| Dokumentasi pribadi
Dari kiri ke kanan. Pak Windhiarto Yudistiro, Pak Dias Satrio, Pak Windhu Abiworo, Bu Tri Widyani, Pihak kompasiana.| Dokumentasi pribadi

Menurut mas Dias yang menjalankan usaha Kopinya setelah menyelesaikan study-nya di Australia, teknologi digital memang sangat membantu dalam pengembangan usahanya. Mulai dari point of sales sampai marketingnya. Apalagi selera pasar bisa berubah-ubah tergantung kondisi. Kepekaan inilah yang harus dimiliki para pelaku UMKM agar dapat bermain "pintar" dalam menjalankan usahanya.

Pintar di sini diartikan sebagai cara kita untuk memanfaatkan teknologi yang ada. Sehingga tercipta berbabagi inovasi untuk kemajuan usaha yang sedang digeluti. Sebagai contoh, untuk mengembangkan Kopi Jago, Mas Dias berkolaborasi dengan beberapa ahli lainnya. Seperti pemerintah, tenaga pendistribusian lewat JNE, fotografer untuk memfoto hasil karyanya, bahkan penulis dengan  berbagai content yang bisa dihasilkannya.

Point terakhir inilah yang sepertinya belum banyak dimanfaatkan pelaku UMKM selama ini. Padahal para content creator tersebut dianggap mampu menyebarluaskan potensi usaha yang sedang dijalankan.

Alasannya, tulisan bisa jadi jalur edukasi yang paling masuk untuk bisa dimengerti banyak pihak. Dengan harapan, kesuksesan seseorang bisa menular ke orang lain dan bisa dirasakan bersama.

JNE Kopiwriting menjadi jawaban dari kegelisahan mas Dias dan juga pelaku bisnis lainnya. Bahwa jalur tulisan bisa menjadi senjata yang ampuh untuk mengembangkan usaha apapun yang sedang dijalankan. Karena tulisan sifatnya abadi dan mudah dimengerti.

para content creator berkumpul. foto dokumen pribadi
para content creator berkumpul. foto dokumen pribadi

Ini kesempatan buat para content creator. Karena JNEKopiwritingMalang dan kompasiana mengadakan JNE Journalist Competition 2019 yang diadakan selama tanggal 19 Juli sampai 30 September 2019.

Akan ada hadiah umroh atau holyland dengan uang saku 10 juta untuk 3 pemenang utama di babak final. Tapi sebelumnya peserta babak final ini harus melewati babak penyisihan dulu, yang terdiri dari 16 pemenang dari 8 regional JNE. Yaitu Sumatera, Jakarta, Bodetabekcilcik (Bogor, Depok, Tangerang, Bekas, Cilegon dan Cikarang), Jabar, Jateng dan DI Yogyakarta, JTBNN (Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT), Kalimantan, serta SulamPapua (Sulawesi, Maluku, dan Papua). setiap pemenang di babak penyisihan ini akan membawa uang saku masing-masing 5 juta rupiah.

Siap berkolaborasi? Kunjungi www.jne.co.id/journalistcompetition untuk informasi lengkapnya.

See you there.

 Wahyuindah

Malang, 13 September 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun