Mohon tunggu...
Wahyu Handoko
Wahyu Handoko Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi IT bidang human resources dan suka travelling

Senang memajukan Bangsa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Suka Duka Melayani Antusiasme Pemilih WNI di Malaysia

17 April 2019   01:12 Diperbarui: 17 April 2019   03:19 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Registrasi pemilih di Sekolah Indonesia KL

Bahkan ketika ada seorang  pemilih yang membagikan tissue untuk mengelap tinta supaya tidak menetes setelah dicelupkan jari kepada kami, kami sangat berterima kasih karena pengertiannya. Senang melihat kebaikan dan semangat seperti ini. Pemilih sampai menyadari, dan berempati kepada kami.

Untuk diketahui mereka sudah menunggu lama berpanas-panas dan pemilih pun menyadari susahnya melayani orang yang berjubel tiada henti saking antusiasnya memilih.

Antrian pemilih di Sekolah Indonesia KL
Antrian pemilih di Sekolah Indonesia KL

Sampai pukul 3 sore kami baru bisa makan ala kadarnya, nasi sudah sangat keras. Kami makan bergantian, TPS tidak bisa ditinggalkan karena pemilih tiada henti sampai tutup. Ibadah pun kami mesti bergantian, kami saling membantu sesama tetangga TPS yang dalam ruangan jika ada yang berkepentingan keluar sesaat.

Suasana panas kadang mewarnai pada proses pemilihan, biasa ada kepentingan pribadi atau kekeliruan pandangan. Saat seperti ini kita bekerja sama dengan semua panitia, pengawas, maupun saksi.

Haru juga ketika ada satu orang yang mau meminta surat suara legislatif karena terjadi kesalahan pencoblosan. Logat keras dari berbagai belahan Indonesia itu ada di Malaysia juga. Namun tidaklah untuk takut karena kebenaran.

Saya hanya minta diceritakan kenapa kejadian awalnya. Kisahnya dia sudah mencoblos di partai yang benar tapi salah pada nama caleg, lalu dia coblos lagi di caleg pilihannya. Anehnya pemilihnya minta kartu suara lagi karena sadar itu nanti tidak akan dihitung ke calon pilihannya dengan alasan masih banyak kertas suara.

Ketika dinyatakan itu tidak bisa karena itu kesalahan pencoblos oleh berbagai pihak pengawas dan saksi pemilu, akhirnya dia menerimanya.

Kekocakan dan sekalian haru terjadi, sang pemilih yang ngotot itu menerima dengan memeluk kami yang bertugas sambil berkata "Ya...ya.. namanya berusaha, saya mohon maaf ya". Sembari memeluk kami dengan penuh persahabatan, lalu Beliau berkata "Kau semua petugas-petugas yang hebat".

Ada seru ada juga lucu. Sengaja kami buat lucu karena melayani orang berbagai macam itu mesti tidak dengan suara keras juga meski suasana kadang panas. Banyak yang tidak tahu cara mencoblos juga. Mereka rata-rata antusias dalam memilih calon presiden bukan pada DPR.

Seorang Ibu bertanya: "Mas, yang presiden ini dicoblos di bagian mana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun