Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Meski Usia Senja Tetap Berkarya, Dengan Menulis

15 Maret 2024   20:00 Diperbarui: 15 Maret 2024   20:12 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dapat kerja. Sebagai pekerja sosial sebuah LSM aku mengajar lagi. Murid-muridku anak-anak putus sekolah putra-putri buruh perkebunan kopi. Gaji lumayan besar, fasilitas lain tercukupi. Termasuk motor untuk pulang pergi.

Akupun mulai belajar menulis. Beberapa kali tulisan terpampang di halaman majalah berbahasa jawa, Jayabaya. Aku senang dan bahagia, hidup agak lebih sejahtera. Juga bisa mengekspresikan lewat karya. Beberapa artikel berbahasa Jawa.

Namun situasi bahagia itu tidak berjalan lama. Empat tahun berjalan mertua dipanggil Yang Kuasa. Istri tak mau gantikan mertua. Terpaksa aku putus kerja. Jual nasi hanya mampu berjalan setahun, karena sepi aku tutup saja.

Aku alih profesi. Buka rental komputer. Jadi buruh ketik mahasiswa-mahasiswi, bikin laporan pkl atau skripsi. Profesiku ini bertahan cukup lama, sampai 21 tahun. Bisa membantu menuntaskan kedua anakku hingga SLTA.

Di sela-sela kerja jadi buruh ketik skripsi juga aku buka jasa cuci motor. Semua kerja dilakukan di rumah, sambil momong kedua anakku. Dari kecil hingga dewasa.

Karena aku sering nulis berbahasa Jawa seorang teman datang ke rumah. Ia wartawan senior Jawa Pos, penulis kolom khusus Wayang Apamaneh. Bapak Sunu Pawira.

Ia mengajakku keluar rumah. Ternyata ke toko buku di kotaku. Eka Budi.  Ia beli sebuah buku, Sekar Sinawur. Tuntunan untuk protokol bahasa Jawa.

Aku diajaknya ke rumah. Ia hadiahkan buku itu untukku. Dengan syarat aku jadi emce acara pernikahan anaknya.

Sungguh dia bikin aku kelabakan. Waktu belajar hanya 3 hari, pengalaman ence kosong. Namun ternyata aku bisa. Sejak itu aku belajar, dan belajar lagi. Akupun buat papan di depan rumah. Terima jasa emce manten Jawa.

Kini aku sudah tua. Gigi habis kempong peyot. Ngomongpun sudah nggak teteh lagi. Bahkan kadang lupa, ingatan blank. Harus merenung lama untuk menemukan kembali sebuah kata saat bicara.

Kedua anakku sudah kerja. Emce aku berhenti. Mahasiwa sekarang juga tak butuh jasa pengetik lagi. Saat anak-anak pergi kerja, rumah sepi. Aku di rumah sendiri, karena istripun sudah dipanggil Illahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun