Mohon tunggu...
Wahyudi Adiprasetyo
Wahyudi Adiprasetyo Mohon Tunggu... Sang Pena Tua

Pena tua memulung kata mengisi ruang literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Kita Harus Membangun Kembali Logistik Bangsa?

30 Juli 2025   15:02 Diperbarui: 30 Juli 2025   15:09 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

LPI Indonesia Anjlok: Saatnya Kita Bangun Ulang Mimpi Logistik Bangsa.

Indeks Kinerja Logistik Indonesia (Logistics Performance Index -- LPI) resmi terjun bebas. Dari peringkat 46 dunia pada 2018, kini kita terperosok ke posisi 63 pada 2023. Bagi sebagian orang, ini hanya angka. Tapi bagi bangsa yang bermimpi menjadi poros logistik dunia, ini adalah alarm yang membangunkan kenyataan: kita tertinggal.

Turunnya LPI menunjukkan kita belum belajar. Infrastruktur dibangun, tapi sistem tak disiapkan. Jalan diperpanjang, tapi manajemen logistik tetap terfragmentasi. Digitalisasi digaungkan, namun masih terjebak pada seremoni dan euforia, tanpa arah yang jelas.

Yang lebih menyakitkan, kemunduran ini berlalu tanpa kegaduhan. Tak ada kehebohan, tak ada reaksi serius. Seolah-olah logistik bukan soal bangsa, bukan urusan bersama.

Padahal logistik bukan hanya urusan barang. Ia adalah tentang keadilan distribusi, tentang harga beras di Papua, tentang nasib nelayan di Maluku, tentang masa depan petani di NTT. Ia adalah denyut nadi yang menyatukan Indonesia sebagai satu kesatuan ekonomi.

Kita tidak bisa lagi menunda. Kita perlu menyusun Blueprint Pengelolaan Logistik Nasional lima tahun ke depan. Sebuah dokumen hidup yang visioner, terukur, inklusif, dan dijalankan lintas sektor. Blueprint ini mesti melibatkan:

  • Kementerian teknis dan lembaga keuangan,
  • Pelaku usaha dari skala kecil hingga besar,
  • Asosiasi logistik dan e-commerce,
  • Akademisi dan pusat riset,
  • Masyarakat sipil dan pemerhati pembangunan daerah.

Tanpa integrasi, kita hanya akan melanjutkan langkah-langkah tambal sulam. Tanpa visi kolektif, kita hanya akan menyaksikan bangsa lain melesat, sementara kita sibuk membereskan kekacauan sendiri.

Mari kita bangun ulang mimpi kita. Karena masih ada waktu. Dan karena logistik adalah tulang punggung peradaban masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun