Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencari Raden Saleh dalam Kenaikan Harga BBM

7 September 2022   01:59 Diperbarui: 7 September 2022   02:16 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : NU Online Jatim

Cuplikan trailer film karya anak bangsa berjudul mencuri raden Saleh cukup membuat saya tercengang. Film yang di sutradarai oleh angga dwimas sasongko ini sendiri menceritakan bagaimana ia mengangkat kisah fenomenal dari historiografi lukisan dibuat oleh raden Saleh. 

Tetapi saya sendiri memang tertarik menonton bagaimana film ini sendiri akan rilis nantinya (harapan saya melebihi atau sama dengan film action barat). Sebagai film hasil karya anak bangsa yang membuat film ini sendiri menjadi menarik lagi untuk di tonton Melainkan langsung di perankan oleh para artis muda Indonesia seperti Iqbaal Ramadhan sebagai Piko the Forger, Angga Yunanda sebagai Ucup the Hacker, Aghniny Haque sebagai Sarah the Brute, Rachel Amanda sebagai Fella the Negotiator,Umay Shahab sebagai Gofar the Handyman, Ari Irham sebagai Tuktuk the Driver dan tokoh lainnya. 

Namun saya sendiri tidak akan Mereview film ini sendiri (karena itu bukan tema yang akan dibahas), Tetapi ada hal yang menarik dari film ini Sendiri dilihat dari bagaimana realita kehidupan saat ini. Terutama polemik menarik yang terjadi di Indonesia. Problem masyarakat yang masih awet dan masih update hingga tulisan ini dibuat yakni fenomena kenaikan harga BBM. 

Raden Saleh sendiri membuat lukisan yang saat itu merupakan bentuk perlawanan dari dokumentasi lukisan Nicholas Pieneman yakni seorang pelukis Belanda. Waktu nicholas melukiskan sebagai dokumentasi pristiwa penjebakan penangkapan pangeran Diponegoro oleh Belanda pada tahun 1830. Yang akhirnya implikasi dari penangkapan itu berakhir pula secara perlahan perang gerilya yang dipimpin oleh Diponegoro pada waktu itu di Jawa yang selalu membuat Belanda kewalahan. 

Lukisan yang dibuat oleh Nicholas merupakan lukisan yang menggambarkan penangkapan pangeran Diponegoro yang ia beri nama lukisannya penyerahan pangeran Diponegoro. Waktu pristiwa itu raden Saleh sendiri masih mengenyam pendidikan di Eropa. Kembalinya ia ke Indonesia. Ia melihat lukisan yang di buat oleh Nicholas dalam lukisan penyerahan pangeran Diponegoro itu sendiri terlalu cenderung kolonialisme. Artinya lukisan yang dibuat saat itu merupakan lukisan hiberpolik pada citra penjajah waktu itu, yakni pada Belanda. Lukisan saat itu bagaikan pangeran Diponegoro merupakan sosok yang lemah dan Belanda yang superioritas. Lukisan yang memperlihatkan bagaimana pangeran Diponegoro merupakan sosok yang lemah dan seperti sudah pasrah akan keadaan. Hal tersebut membuat raden Saleh sendiri menjadi ragu (skeptisisme) dan geram akan eksistensi dari kebenaran lukisan tersebut. 

Keraguan tersebut menjadi lebih mendalam dan membuat raden Saleh membuat lukisan mengenai pangeran Diponegoro yang berlainan akan lukisan dari Nicholas itu sendiri. Ia melukiskan tentang pangeran Diponegoro bukan digambarkan sebagai sosok yang lemah, melainkan sosok yang kuat, pemberani dan nasionalis. Lukisan yang dibuat oleh raden Saleh inilah yang diberi nama penangkapan Diponegoro. 

PERLAWANAN TERHADAP LUKISAN

melihat hal demikian. Bagaimana memandang kejadian dua hal tersebut, dimana satu sisi lukisan Nicholas maupun lukisan dari raden Saleh. Kedua lukisan tersebut menggambarkan fenomena yang terjadi pada pangeran Diponegoro itu sendiri. Namun terdapat warna lain yang diberikan sebagai tinta pada lukisan sehingga bisa dilihat walaupun lukisan dari Nicholas dan raden Saleh sama menunjukan posisi diponegoro waktu itu di tangkap ataupun menyerah pada belanda. Namun terdapat elemen variabel yang berbeda didalam penggambaran lukisannya. 

Nicholas Pieneman menggambarkan bagaimana ia sendiri meninggikan negaranya (belanda) dengan lukisan bahwa Pangeran Diponegoro menyerahkan diri dan mengakui dirinya lemah kepada Belanda. Dalam lukisan Nicholas tersebut secara terangnya, mempersonifikasikan kenyataan bahwa dirinya berada dalam pihak Belanda mengakui kehebatan dari negara nya sendiri. Sehingga dalam lukisan yang dibuatnya mengenai "penyerahan pangeran Diponegoro" Terlihat bahwa Diponegoro merupakan sosok yang lemah dihadapan Belanda. 

Berbanding terbalik dengan lukisan yang dibuat oleh raden Saleh yang ia beri judul "penangkapan Diponegoro" menggambarkan bahwa Pangeran Diponegoro merupakan sosok yang kuat dan nasionalis. Ia menggambarkan bahwa Pangeran Diponegoro melawan penjajah yakni Belanda. Kolonialisme yang dilawan oleh Pangeran Diponegoro di dalam perang gerilya yang terjadi bertahun-tahun. Ia bukan menyerah seperti halnya dijelaskan didalam lukisan Nicholas. Melainkan pangeran Diponegoro ditangkap oleh para penjajah Di saat dia berjuang melawan kolonialisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun