tadi malam, aku terbunuh,
jiwaku telah mati, setelah sebelumnya ia menghisap darahku,
wajah pucat tentu saja, membeku biru,
ia telah membunuhku dengan lembut,
jika saja ia mampu mengungkapkan kesukaannya,
: "aku akan berarti bagimu,"
kubaringkan jiwaku untuknya,
kulindapkan bayangan mataku padanya,
namun tak kutemukan saat yang baik,
hingga ia sampaikan pernyataan tulusnya,
sebelum semua sungguh-sungguh seia sekata,
yang tertinggal hanya jiwa yang gemetar,
tetapi aku masih memiliki hati,yang di tinggalkan pesan olehnya,
ia berkata,"hatimu kutinggalkan, agar bisa bertemu denganmu kembali suatu saat,"
o, jiwaku telah mati, dan hatiku dikuasainya pula!
Â
Semarang, 21/03/2017