Saya bertemu Mas Nico, pegawai Bank BRI Ungaran, yang biasa mengurusnya. Tidak harus ke kantor cabang, melainkan ia yang menjemput di lapangan. Ia yang akan mengurus.
Awalnya membuat nomer rekening baru, kemudian kita mendaftar untuk memakai QRIS. Pelaksanaannya di tempat kedai, bukan ke kantor bank. Baiklah, it's so easy, batin saya.
Tetapi, it's so easy itu membuat saya terlena dan menggampangkan urusan. Saya tipenya gampang percaya.Â
Pembayaran QRIS berjalan, setelah kode QR bisa dipakai. Setiap pembeli bisa membayar memakai ponselnya. Tik! Uang masuk ke aplikasi QRIS. Beberapa waktu berlalu, ketika di aplikasi BRImerchant khusus untuk mengecek uang masuk berjalan lancar. Lumayan banyak, saya bisa tersenyum manis. Alhamdulillah, tabungannya bertambah, dong.Â
Kepikiran juga, bagiamana ya cara klaimnya? Deg! Waduh, baru menyadari bahwa dana itu biasanya langsung masuk ke nomer rekening. Padahal saya belum mengunduh aplikasinya, jadi belum tahu, apakah uang itu otomatis masuk atau tidak.
Itulah, saya sangat ceroboh. Kemudian saya menghubungi Mas Nico, bertanya apa yang harus saya lakukan untuk bisa mengetahui dana yang yang saya miliki hasil dari penjualan kedai.Â
"Oh, coba ibu ke kantor cabang untuk menanyakannya, kebetulan saya masih di luar," katanya.
Baik, saya ke kantor cabang. Nah, ini. Dari sini baru ketahuan, ternyata nomer rekening saya untuk menampung dana masuk, terblokir otomatis karena sistem. Lah, saya tidak tahu, kalau awal membuka rekening harus diisi saldo batas waktu tertentu, agar tidak terblokir otomatis. Langsung lemas. Saya sempat down sebentar, berhenti sejenak, agar tidak panik.
Dana hasil penjualan selama ini tidak diketahui juntrungnya. Apalagi santernya berita banyak penipuan melalui QRIS, membuat saya sedikit takut. Memang uangnya tidak seberapa, tapi ini uang hasil penjualan kedai baru milik saya yang dikumpulkan sedikit demi sedikit. Banyak momen seru di sana.Â
Saya menelpon Mas Nico untuk membantu mengurusnya. Ia langsung sigap, siap membantu. "Nggak papa, bu, nanti saya uruskan ke kantor pusat. Nanti QR nya jangan dipakai dulu sementara menunggu hasilnya. " katanya.
Sedikit lega dan mengurangi panik, berharap cemas menunggu hasilnya. Hari gini, gitu loh. Dimana aksi tipu-tipu marak banget. Meski saya percaya pada Mas Nico, tapi tetap saja ada cemasnya. Bisa nggak ya, dananya diambil kembali.