Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cerita tentang Bakmi Jawa Rebus di Kopi Lumbung Mataram Yogyakarta

11 Maret 2023   09:43 Diperbarui: 11 Maret 2023   13:38 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama teman Komunitas Click Kompasiana di Kopi Lumbung Mataram Yogyakarta dalam acara Click Goes To Jogja. | Foto: dokumen pribadi.

Hari beranjak senja, lalu petang dan malam. Tetapi suasana syahdu mengiringi perjalanan pada hari itu. Ya, pada Rabu, 8 Maret 2023, saya bersama teman Click Komunitas Kompasiana, menuju Kopi Lumbung Mataran Yogyakarta untuk makan malam.

Berdelapan, kami berasal dari luar kota Yogyakarta yaitu, Jakarta, Semarang, Kudus, dan Temanggung. 

Tentu saja, antusias dong, mengikuti event Click Goes To Jogja. Acara ini bakalan jadi pengalaman yang seru. Banyak kenangan tercecer di setiap sudut Yogyakarta, yang bisa ditelusuri kembali.

Kami berasal dari kota yang berbeda, memang sengaja janjian ngumpul di Yogyakarta. Selain kopi darat, juga berencana melakukan perjalanan mengelilingi Yogyakarta dan sekitarnya. Esok harinya, ke Solo dengan moda transportasi Commuter Line menuju Masjid Raya Masjid Raya Sheikh Zayed.

Nah, lokasi kedai Kopi Lumbung Mataram ini, berada di sebuah perkampungan Purbayan Kotagede Yogyakarta. Agar tidak salah jalan, membutuhkan panduan google maps. Bagi pengunjung dari luar kota Yogyakarta, akan terbantu agar bisa menemukannya. Tempatnya memang bukan di pinggir jalan besar, melainkan masuk perkampungan. Semacam hidden gem. 

Ketika sampai di lokasi, tercium aroma masa lalu masyarakat Jawa yang kental. Bangunan khas Jawa kuno yang sudah berdiri sejak 270-an tahun lalu, menyeruakkan kenangan alam pada masa kecil. Hidung mencium aroma asap pembakaran, seperti di pedesaan, padahal lokasinya di lingkup kota.

Desain bangunan yang unik, menjadikan saya dan kawan-kawan merasa gatal untuk tidak memotretnya. Padahal, Mbak Ita sebagai pihak manajemen Kopi Lumbung Mataram, sudah menunggu kami di dalam. Kami memang reservasi terlebih dahulu sebelum ke sini. Ia keluar, lalu menyambut kami dengan ramah dan mempersilahkan masuk.

Ia bercerita, bahwa di masa lalu, Rumah Jawa memiliki khas adanya kandang sapi yang berada di area halaman depan. Tetapi di Kopi Lumbung Mataram ini, sapi-sapi digantikan dengan kursi-kursi kayu desain jadul, yang bisa dijadikan tempat menerima tamu.

Menurut Mbak Ita dari manajemen Kopi Lumbung Mataram, desain rumah Jawa tempo dulu memiliki kandang sapi di halaman depan. | Foto: Wahyu Sapta.
Menurut Mbak Ita dari manajemen Kopi Lumbung Mataram, desain rumah Jawa tempo dulu memiliki kandang sapi di halaman depan. | Foto: Wahyu Sapta.

Kami berjalan terus menuju pintu gerbang, tentu saja dari bahan dan desain yang sangat klasik, sebagai batasan halaman depan dengan area bangunan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun