Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Cinta Naura dan Drakor

15 Agustus 2022   00:30 Diperbarui: 21 Agustus 2022   21:45 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com/susan-lu4esm

"Wibi, pinjam peer matematikamu, ya. Tadi malam aku tak sempat mengerjakannya."

"Ini," 

Aku menyorongkan buku peerku padanya.

"Terimakasih, Wibi. Kamu baik banget,"

Segera saja Naura menulis jiplakan pada bukunya. Demimu Nauraku sayang, tak ada salahnya.

"Wibi, sebenarnya kemarin kamu pengin ngomong apa, sih?"

Aku hanya membisu. Aku kadung patah arang dicuekin. Tapi tiba-tiba saja mata Naura berubah nanar. Pojokan matanya itu berbulir seperti kilauan embun.

"Kamu nangis, Naura?"

Naura lari keluar kelas menuju kantin.

"Kamu kok gitu sih, Wibi?" suara cemprengnya membahana di koridor antar kelas. 

"Kalian bertengkar?" tanya Angel sahabat Naura. Aku hanya mengangkat bahu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun