Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Pandemi Tak Kunjung Usai, Kreativitas Menjadi Bertambah

15 Juli 2020   22:59 Diperbarui: 16 Juli 2020   12:53 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaku beberapa bagian sofa agar kuat dan rapi, seperti baru lagi. (Dokpri).

"Bu, kursinya sudah selesai. Ongkosnya satu juta, ya," kata Ayah. 

"Mahal sekali, boleh ditawar, Pak?" jawab saya. Lalu kemudian diikuti tawa berderai dari kami. Tentu saja obrolan ini adalah bercanda. Karena sofa itu milik sendiri. Sofa itu awalnya kulit luarnya sudah rusak dan koyak. 

Kami memiliki kucing, yang sering mengasah kukunya di sofa dan kursi-kursi. Akibatnya menjadi tidak cantik lagi karena robek di beberapa tempat. Meski kursi itu bentuk dan kayunya masih bagus, tetapi pembungkusnya robek terkena cakaran kucing.

Kucing yang nakal, suka menggaruk-garukkan kukunya di kursi dan sofa, sehingga menjadi robek dan koyak. (Dokpri).
Kucing yang nakal, suka menggaruk-garukkan kukunya di kursi dan sofa, sehingga menjadi robek dan koyak. (Dokpri).
Selama pandemi, kami banyak berada di rumah dan menghindar bepergian kecuali hal penting. Misalnya untuk bekerja dan berkunjung ke rumah orangtua. 

Demikian pula untuk memenuhi kebutuhan makanan, lebih baik menunggu abang sayur, juga penjual keliling lainnya. Jika terpaksa membeli di toko, maka harus memakai masker dan sesampainya di rumah langsung harus mencuci tangan dengan sabun. Saya yang paling cerewet, karena kadang-kadang mereka suka lalai.  

Dan karena sering berada di rumah itulah, kadangkala kebosanan melanda, sehingga mencari-cari hal yang bisa dikerjakan untuk mengusir bosan. Salah satunya adalah memperbaiki kursi dan sofa. 

Kami lalu ke toko mencari kain untuk kursi yang coraknya sesuai dengan selera. Sebenarnya jika ditanya apakah kami pernah dan pandai memperbaiki kursi? Jawabannya: tidak.

Nekat saja dan menggali kreativitas. Mempelajarinya langsung dengan mengerjakannya. Learning by doing. Tak perlu menjadi ahli kan, karena toh untuk sendiri dan tidak untuk dijual. 

Kerjasama memperbaiki sofa yang koyak oleh cakaran kucing kami. (Dokpri).
Kerjasama memperbaiki sofa yang koyak oleh cakaran kucing kami. (Dokpri).
Mencoba hal-hal yang belum pernah dikerjakan adalah tantangan. Dengan membongkar kursi dan mengikuti alurnya, ternyata bisa juga. Peralatan seperti jarum jahit, benang, lem, paku, palu dan tang. Tak apa jika tak rapi. Namanya juga baru belajar.  

Semua mendapat bagian pekerjaan. Saya juga ikutan membantu, meski hanya dengan urun memaku dan menjahit di beberapa tempat. Saya juga ikut memilih corak kain pada saat membelinya. Lumayan kan, kerja sama yang bagus dan kompak.

Ketika telah selesai, maka akan mendapatkan kepuasan. Meski tidak serapi seperti tukang yang ahli, tetapi jika buatan sendiri menjadi terasa beda. Ada sentuhan yang menyenangkan ketika melihatnya dan mencobanya. Hahaha... serius. Beda rasanya! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun