Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menarilah Denganku, Cha!

19 Juli 2019   10:16 Diperbarui: 19 Juli 2019   19:54 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.aliexpress.com

"Icha, maukah kau menari denganku? Lama aku tak menari denganmu," pintanya.

Aku masih kebingungan. Lalu suara semangat menggema di dalam gedung pertunjukan. Serempak dan aku tak bisa menolaknya.

"Menari... menari... menari...," seru mereka kompak.

Suara musik mengusikku. Jiwaku terbawa alunannya. Menarilah aku dengannya. Serasa de javu.

"Jiwamu memang untuk menari, Cha." katanya.

"Mengapa menghilang dan baru sekarang datang?"

"Aku bukan menghilang. Hanya bersembunyi."

"Kamu membuatku bagai layang-layang putus. Terseok-seok mencari arah angin. Mencarimu."

"Dan aku sekarang ada di depanmu. Ini aku, Cha." katanya sambil tetap menari.

Matanya tak lepas memandangku. Tarian ini spontanitas. Tak ada rancangan sebelumnya. Hanya mengikuti irama. Tetapi aku dan dia menyatu dalam tarian. Jiwaku ada di sana. Jiwanya, mengimbangi tarian yang spontan tercipta. Sempurna. Karena ada cinta? Juga rindu yang menggunung? Entahlah.

Irama musik berhenti. Tarian berakhir. Applause tak putus menggema. Penonton senang dan bahagia. Penari kesayangan mereka telah kembali.

***

Semarang, 19 Juli 2019.

For: my dear friend, semangatmu juga semangatku, loh! Keep strong ya... 🤗

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun