Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Back to Zero" di Bulan Ramadan dengan Rasa "Forgiveness"

26 Mei 2019   17:11 Diperbarui: 26 Mei 2019   17:16 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dok. Wahyu Sapta.

Manusia itu tak pernah luput dari salah. Kadang-kadang manusia lalai, marah, dan berseteru dengan orang lain. Sifat ini sangat manusiawi. Tinggal bagaimana manusia bisa mengakomodir dirinya terhadap rasa salah itu. Jika berlebihan, pasti memiliki dampak yang tidak baik. Semua hal yang berlebihan juga tidak baik, bukan?

Di dalam keseharian, manusia pasti berhubungan dengan manusia lainnya, karena manusia adalah makhluk sosial. Ketika terjadi gesekan antara kita sebagai makhluk sosial dengan orang lain, maka yang dibutuhkan adalah sebuah penyesuaian diri. Caranya adalah dengan menumbuhkan rasa empati dalam diri kita, ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Maka akan timbul rasa forgiveness, atau rasa pengampunan, atau sifat pemaaf, atau permakluman terhadap kesalahan orang lain.

Dengan memiliki rasa forgiveness, menjadikan kita mengantisipasi kesalahan, mencoba menghindari kesalahan itu dan mencoba memperbaikinya. Siapa tahu, sebuah gesekan atau seteru karena kesalahan diri sendiri yang tidak kita sengaja. Bisa saja terjadi, kan?

Balik lagi kepada diri sendiri, bahwa manusia tidaklah sempurna. Demikian juga kita. Meskipun kita telah berusaha untuk menjadi terbaik, tetapi kadang-kadang kebaikan kita tidak masuk dalam daftar orang lain, alias zonk. Mengantisipasi kemungkinan terburuk dan mencari solusi apa yang seharusnya dilakukan itulah, agar kehidupan lebih baik ke depannya.

Di bulan Ramadan yang penuh rahmat ini, di sepertiga bulan terakhir ini, adalah kesempatan emas untuk merenungkan segala apa yang telah kita perbuat selama ini. Dengan mengenal diri sendiri, agar dapat mengharmonisasikan kehidupan di luar diri dan berusaha berpikiran positif terhadap kondisi apa pun yang akan dihadapi.

Mendekatkan diri pada Tuhan, Allah Tuhan Semesta Alam, dengan menambah ibadah. Selain ibadah wajib, juga menambah ibadah-ibadah lainnya, yang bisa membuat kita merasa lebih dekat dengan Tuhan. Perasaan ini lebih menyebabkan kita bisa menahan segala emosi dan sareh (pasrah). Misalnya ada, segala gesekan atau seteru terhadap orang lain, hanyalah sebuah titik yang tidak bermanfaat. Kita bisa mengakomodirnya dengan rasa forgiveness yang ada di diri kita.  

Mencoba mengadu perasaan sedih dan segala gundah yanga ada pada diri hanya kepada Allah Ta'alla semata. Setelahnya, ada perasaan tenang, karena memiliki rasa bahwa kita ada yang memperhatikan, yaitu Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kita merasa lebih bersih dan kembali ke nol.

Selain itu, kita juga membutuhkan dukungan dari orang-orang yang dekat dengan kita. Misalnya orang tua, saudara, keluarga, atau sahabat. Merekalah yang akan segara datang menolong, saat kita membutuhkan bantuan. Kita tidaklah sendiri. Ada orang-orang yang menyayangi di sekitar kita. Rasa ini akan membuat aman, nyaman dan bisa sedikit melegakan hati, sehingga rasa amarah yang menggebu tak akan muncul secara berlebihan.

Setelah merasa bahwa diri ini bersih, maka kita tak lagi menyimpan hal-hal buruk, dan melepaskan perasaan negatif yang ada dalam diri kita. Back to zero. Kemenangan ada di diri kita dalam meraih ramadan yang penuh berkah ini. Kita telah memenangkan pergolakan yang ada dalam diri kita, meraih ramadan suci, meraih kemenangan, menuju Fitri.

Semarang,  26 Mei 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun