Disamping itu juga membahayakan. Mereka sengaja mencari kesenangan dengan cara yang tidak baik. Juga membahayakan orang di sekitarnya. Hem...
Padahal, tradisi yang ada di warga, tidak seperti itu. Mereka memiliki kebiasaan takbir keliling dengan cara santun dan sederhana. Tidak macam-macam. Yang penting meriah dan menyambut datangnya hari kemenangan dengan suka cita.
Nah, kembali ke pawai takbiran yang tadi, di sela-sela pawai ada beberapa orang menyalakan kembang api secara berbarengan. Warga sekitar sangat antusias melihat pesta kembang api. Suasana menjadi meriah. Cahaya percikan-percikan kembang api tampak indah dari kejauhan, di sepanjang kiri kanan jalur pantura tersebut.
![Meriah dengan pesta kembang api yang disulut berbarengan. (Dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/06/15/img-20180615-wa0019-5b22eee3caf7db4d780c0772.jpg?t=o&v=555)
Meriahnya pesta kembang api.
Dear Kompasianers, saya sekeluarga mengucapkan: "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Mohon maaf atas segala kesalahan saya, baik yang sengaja maupun yang tidak. Manusia tempatnya salah dan tak pernah bisa sempurna.”
Ciao... Salam,
Wahyu Sapta.
Semarang-Pati, 15 Juni 2018.