Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teman Lama Menemukan Saya di Kompasiana

29 Oktober 2017   23:57 Diperbarui: 2 November 2017   22:03 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhirnya kami bisa bertemu. Ia kepoin saya lewat searching google dan menemukan saya ada di Kompasiana. (foto: dokpri)

Betapa kaget. Saat beberapa waktu lalu, seorang teman lama yang bertahun-tahun tidak bertemu, tiba-tiba menghubungi. Ia adalah salah satu sahabat saya sewaktu SMA. Terakhir bertemu, ketika ia datang di pernikahan saya. Setelahnya, lost contact. Pada saat itu ia adalah seorang dokter umum dan belum menikah. Karena kesibukan masing-masing, maka meskipun ada keinginan untuk bertemu, hanya sebatas keinginan. Apalagi ternyata ia bertugas ke luar Jawa.

Pada akhir tahun lalu, ia kembali ke Jawa. Alhamdulillah, akhirnya keinginan bisa bertemu terwujud. Ia telah menjadi dokter spesialis dan menikah dengan teman sekampusnya, yang berarti seorang dokter juga. Satu hal yang membuat surprise adalah, ia kepoin saya lewat searching google.Katanya sih, ia iseng-iseng ketik nama saya di google. 

Eh, ia menemukan saya ada di Kompasiana. Tuh kan, Kompasiana memang keren. Langsung ia bisa mengenali, bahwa Wahyu Sapta yang ada di Kompasiana adalah saya. Katanya, gaya bahasa saya tidak berubah. Padahal, apalah saya ini. Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang memiliki hobi menulis. Setelahnya ia mencari nomor handphone saya lewat kerabatnya yang kebetulan mengenal saya. Jadi deh, akhirnya kami ketemuan. Duh, senangnya, meski hanya sebentar, tapi mampu melepaskan kangen setelah lama tidak bertemu.

Saya bergabung di Kompasiana 14 Desember 2013. Awal bergabung karena saran dari teman, karena ia tahu saya suka menulis. Setelah berpikir lama (pakai banget karena ceritanya penuh pertimbangan nih), baru deh memutuskan untuk bergabung. Ternyata, di Kompasiana bagai menemukan rumah baru. Semakin lama, semakin suka, kerasan dengan rumah baru ini. Semakin dalam masuk ke rumah, semakin banyak teman dengan berbagai karakter dan jenis tulisan. Di sini, saya menemukan suatu hal yang selama ini saya cari, yaitu menyalurkan hobi menulis. Juga bisa bertemu dengan teman yang berhobi sama: menulis!

Awal menulis, saya cenderung menulis fiksi. Tetapi setelah beberapa lama bertahan di fiksi, akhirnya mulai mencoba menulis hal lain di luar fiksi. Menulis sesuatu yang saya tahu dan mencoba berbagi informasi. Sekaligus sarana belajar menulis dalam bentuk artikel selain fiksi. Menambah ilmu pula, karena menulis kan butuh data, secara tidak langsung, berarti saya belajar. Mengasyikkan, loh.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan bergabung di Kompasiana. Antara lain, memperoleh informasi-informasi baru dengan membaca artikel yang di share oleh teman penulis lainnya. Atau berbagi tulisan ala saya, yang sederhana tetapi saya berusaha menulis dengan hati.

Saya juga tidak menyangka loh, jika bergabung di Kompasiana, bisa memperoleh berkesempatan bergabung dengan komunitas. Yang jelas sih, semakin menambah pengalaman saya dalam bidang tulis-menulis. Seperti aliran sungai, cerita ini terus mengalir dengan sendirinya. Saya hanya mengikutinya.

img-20160908-1320101-57d1157d107f61df41d1713c-59fb2db8c252fa053a022c33.jpg
img-20160908-1320101-57d1157d107f61df41d1713c-59fb2db8c252fa053a022c33.jpg
Saya bergabung dengan komunitas Rumpies The Club (RTC) lebih dari dua tahun lalu. RTC merupakan salah satu komunitas fiksi yang ada di Kompasiana. Awalnya, saya dan teman-teman hanya berbincang seru-seruan tentang fiksi. Hingga akhirnya menemukan kecocokan dan sepakat membentuk komunitas baru. RTC tetap eksis sampai sekarang dan tetap menjaga konsistensinya di jalur fiksi. Admin sekarang adalah: Fitri Manalu, Ay Mahening, Siti Nur Hasanah, Yani Handayani, Ikhwanul Halim, Ami Abeb, Nunuk Cita Fitriyah, Kensa Oshda, Dede M Fahrudin dan saya sendiri, Wahyu Sapta.

Saya banyak belajar tentang fiksi di RTC. Dari tantangan membuat karya fiksi, hingga mengapresiasi fiksi karya sahabat. Secara tidak langsung, mengasah kemampuan menulis, agar bisa menjadi lebih baik. Juga menambah pengalaman, yang tidak bisa didapat jika saya tidak bergabung di Kompasiana dan mengenal mereka.

Tuh, Kompasiana hebat kan?

Lalu, aliran cerita eksplorasi saya di Kompasiana tidak hanya berhenti di situ. Saya juga banyak belajar dari teman-teman lain di Kompasiana.

Saat diminta bergabung di grup Semarang dan sekitarnya, mengiyakan saja ajakan mas Wang Edy,seorang Kompasianer Semarang. Nama grupnya Semarkutigakom. Lewat grup ini, akhirnya, saya bisa bertemu dengan Kompasianer lain di Semarang. Padahal biasanya hanya bertemu lewat tulisan. Beberapa kali, dengan grup Semarkutigakom saya mengikuti beberapa kegiatan Kompasiana yang ada di Semarang. Seru!

Bertemu dengan Kompasianer Semarang. Seru! (foto: dok Semarkutigakom).
Bertemu dengan Kompasianer Semarang. Seru! (foto: dok Semarkutigakom).
Berselancar di Kompasiana yang merupakan Beyond Blogging, membuat saya bisa menemui banyak Kompasianer tanpa berbatas ruang dan waktu. Di Kompasiana, bisa bertemu dengan siapapun, lewat tulisan dan karyanya. Bukan itu saja. Di Kompasiana saya memperoleh banyak teman yang saling mendukung. Saling memberi semangat dengan memberikan vote dan komentar. Asyik deh pokoknya.

Bertemu Kompasianer Semarang amat menyenangkan. (foto dokpri)
Bertemu Kompasianer Semarang amat menyenangkan. (foto dokpri)
Lalu...

Ternyata di tahun 2017, di 9th Kompasiana, saya memperoleh kesempatan masuk dalam nominasi Best In Fiction 2017 Kompasiana. Meskipun belum memperoleh kesempatan menjadi yang terbaik. Tetapi bangga dan surprise, karena berarti karya saya bisa ada di hati teman Kompasianer lainnya.

Masuk nominasi Best In Fiction Kompasianival 2017 karena dukungan teman-teman Kompasianer. Thanks for it! (foto: screen shot Kompasiana)
Masuk nominasi Best In Fiction Kompasianival 2017 karena dukungan teman-teman Kompasianer. Thanks for it! (foto: screen shot Kompasiana)
Lalu datang ke Kompasianival 2017 yang merupakan kedatangan pertama kalinya setelah lama bergabung. Amazing! Meskipun ada sedikit kisah sedih di cerita Kompasianival 2017. Tetapi saya bahagia menjadi bagian darinya. Tetap saja pengalaman-pengalaman amazing menyertai. Menambah wawasan, baik tentang kepenulisan maupun tentang sosialisasi bergabung dengan teman sesama penulis. Ternyata, kebaikan mereka tak hanya lewat tulisan saja, saat bertemupun mereka baik. Sayangnya hanya bisa bertemu sekejap saja. Seperti mimpi! Semoga di tahun mendatang bisa bertemu kembali, ya!

Datang ke Kompasianival 2017 adalah sesuatu yang istimewa. (foto: screen shot email)
Datang ke Kompasianival 2017 adalah sesuatu yang istimewa. (foto: screen shot email)
Nah, dari seorang yang biasa saja, menjadi seorang yang bertambah wawasan. Bertemu dan meengenal banyak orang. Menambah kepercayaan diri. Dan seperti yang saya bilang di awal. Saya bisa ditemukan di Kompasiana, melalui searching google. Hehehe... tapi sekali lagi, apalah saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang yang sederhana dan biasa saja.

Terimakasih Kompasiana.

Semarang, 29 Oktober 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun