Mohon tunggu...
Wahyu Triono KS
Wahyu Triono KS Mohon Tunggu... Dosen - Peofesional

Founder LEADER Indonesia, Chief Executive Officer Cinta Indonesia Assosiate (CIA) Dirut CINTA Indonesia (Central Informasi Networking Transformasi dan Aspirasi Indonesia). Kolumnis, Menulis Buku 9 Alasan Memilih SBY, SBY Sekarang! Satrio Piningit Di Negeri Tuyul, JK-WIRANTO Pilihan TERHORMAT, Prabowo Subianto Sang Pemimpin Sejati, Buku Kumpulan Puisi Ibu Pertiwi dan menjadi Editor Buku: Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia Berdikari (Penulis Dr. Emir Soendoro, SpOT), Buku Reformasi Jaminan Sosial Di Indonesia, Transformasi BPJS: “Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan”, Buku Mutu Pekerja Sosial Di Era Otonomi Daerah, Buku Dinamika Penye-lenggaraan Jaminan Sosial Di Era SJSN, Buku Kebijakan Publik (Teori Analisis, Implementasi dan Evaluasi Kebijakan (Penulis Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc). Buku BPJS Jalan Panjang Mewujudkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (Penulis dr. Ahmad Nizar Shihab, Sp.An). Buku Kembali Ke UUD 1945 (Penulis Dr. Emir Soendoro, SpOT), Buku KNPI & Pemuda Harapan Bangsa (Penulis Robi Anugrah Marpaung, SH. MH). Menjadi Ketua Umum HMI Cabang Medan 1998-1999, Ketua PB HMI 2002-2004, Koordinator MPK PB HMI 2004-206 dan Wakil Sekretaris Jenderal DPP KNPI 2008-2011.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peta Politik NU 2024

23 Desember 2022   23:10 Diperbarui: 24 Desember 2022   00:04 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Sabtu 17 Desember 2022, Haul Gus Dur Ke-13 dilaksanakan dengan tema: "Gus Dur dan Pembaharuan NU". Melalui momentum Haul Gus Dur ini ada beberapa catatan dan ulasan berkaitan tentang Gus Dur dan NU.

Paling tidak ada tiga alasan penting bagi saya untuk mencoba memberikan catatan dan ulasan tentang Gus Dur dan NU. Pertama, ritual ibadah saya sejak masih kecil dan remaja mengikuti tata cara NU (Nahdlatul Ulama). Kedua, saya memiliki kedekatan khusus bahkan teramat istimewa dengan para kiyai dari kalangan NU (Nahdlatul Ulama). Ketiga, saya merupakan bagian dari kelompok Gus Dur-ian, meskipun tidak terlalu lama membangun silaturahmi yang produktif dengan KH. Abdurrahman Wahid bersama dokter Emir Soendoro baik secara tersembunyi maupun yang terpublikasi.

Secara berseloroh untuk meyakinkan orang-orang yang sangat dekat, saya menjelaskan ke-NU-an saya dengan mengatakan keaslian saya sebagai NU, karena saya selalu Nongkrongi Unas (NU), sebagai pengajar kewirausahaan dan program studi Administrasi Publik FISIP Universitas Nasional.

Partai Politik dan NU 2024

Sesungguhnya Peta Politik NU 2024 secara sederhana merupakan kajian tentang partai politik dan arah peta politik Nahdlatul Ulama (NU) 2024 yang dianalisis menggunakan teori Building Democratic Institutions, Party Systems in Latin America (Scoot Mainwaring and Thimothy R. Scully: 1995).

Mainwaring dan Scully (1995) menjelaskan empat dimensi sistem kepartaian yaitu: Pertama, Pola kompetisi partai politik (volatility). Kompetisi partai yang tidak disertai institusionalisasi akan mempertinggi angka perubahan jumlah partai dalam pemilu. Gejala volatilitas seperti yang dijelaskan Dye and Zeigler (1983) adalah gejala pergeseran kesetiaan pemilih dari satu partai ke partai lain dari satu pemilihan ke pemilihan lain.

Kedua, Hubungan partai politik dan masyarakat. Partai politik memiliki wilayah pendukung utama yang tidak berubah setiap pemilu dan mempunyai ideologi yang mengikat. Lemahnya hubungan ideologi antara partai dan pemilih menjadi salah satu komponen yang memperlemah pengakaran partai di masyarakat.

Ketiga, Legitimasi partai politik. Mereka melihat partai sebagai bagian yang penting dalam demokrasi. Keempat, Pengelolaan organisasi partai politik. Kemapanan organisasi Parpol menjadi kunci untuk secara komprehensif menilai apakah sistem kepartaian di Indonesia telah terlembaga atau belum. Partai dianggap terlembaga apabila organisasi kepartaian bukan merupakan subordinasi dari kepentingan pemimpin-pemimpinnya. Proses pelembagaan partai akan sangat lamban selama partai masih menjadi instrumen personal dari pemimpinnya.

Bagiamana Partai Politik dan arah Peta Politik Nahdlatul Ulama (NU) 2024? Berdasarkan pola kompetisi partai politik (volatelity), dengan ditetapkannya 17 Partai Politik Peserta Pemilihan Umum 2024 antara lain: (1) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), (2) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), (3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), (4) Partai Golongan Karya (Golkar), (5) Partai Nasional Demokrat (Partai NasDem), (6) Partai Buruh, (7) Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), (8) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), (9) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), (10) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), (11) Partai Garda Perubahan Indonesia (Garuda).

(12) Partai Amanat Nasional (PAN), (13) Partai Bulan Bintang (PBB), (14) Partai Demokrat, (15) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), (16) Partai Persatuan Indonesia (Perindo), (17) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan enam partai politik lokal Aceh yaitu: (18) Partai Nangroe Aceh (PNA), (19) Partai Generasi Aceh Beusaboh Thaat dan Taqwa (Gabthat), (20) Partai Darul Aceh (PDA), (21) Partai Aceh, (22) Partai Adil Sejahtera Aceh (PAS Aceh) dan (23) Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh (SIRA) ini menunjukkan bahwa kompetisi partai politik (volatelity) belum diikuti oleh institusionalisasi, sehingga setiap pemilu ke pemilu jumlah partai politik peserta pemilu selalu berubah dan bertambah.

Bagimana dengan pergeseran dan arah politik Nahdlatul Ulama (NU) 2024? Tampaknya pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) tetap akan setia secara ideologis di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tentu saja bukan Nahdlatul Ulama (NU) secara institusi atau kelembagaan, karena saat ini Nahdlatul Ulama (NU) memperlihatkan wajah politik yang lebih independen dalam menjalankan arah politiknya sampai pada Pemilihan Umum 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun