Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Itu "Hanya Ada Kemauan Melawan"

10 Januari 2018   18:13 Diperbarui: 10 Januari 2018   19:09 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aksi massa (katakota.com)

Berarti Pangdam I/BB sudah tahu siapa yang menjadi pemimpin unjuk rasa lewat intel-intelnya. Saya tidak sembunyi lalu, mendatangi beliau seraya mengatakan kepadanya : "Sayalah yang Noerwahid itu, Pak ! Ada apa kira-kira, Pak ?"

Akhirnya terjadilah dialog panas antara saya dengannya. Saya katakan kepadanya unjuk rasa ini tidak ada larangan sebelumnya dan saya dipercayakan memimpin unjuk rasa ini setelah mendapat kewenangan dari pimpinan partai.

Hampir dua puluh menit lebih dialog itu terjadi dan kesannya dia merasa kesal dengan unjuk rasa yang saya pimpin itu. Lantas, dia mengancam akan menangkap para pengunjuk rasa jika tidak segera bubar. Tetapi, dia pandai pula membujuk kami para pengunjuk rasa untuk segera bubar.

"Kalau saya bagi-bagi duit, mau kalian bubar semuanya ?",tanya Pangdam I/BB itu kepada para pengunjuk rasa. Tentu saja jawabannya "mau". Duitlah punya bicara ! Siapa yang tak mau duit ?

Memang, Mayjen. Sedaryanto itu  akhirnya  membagi-bagikan duit Rp. 20.000,- untuk satu orang. Entah berapa puluh juta rupiah uang dibagi-bagikan itu saya tak tahu tetapi, hampir semuanya mendapat. Ada juga yang tidak mendapat karena uangnya habis.

Sewaktu dia membagi-bagikan duit itu Pangdam I/BB itu melirik juga kepada saya, mengapa saya tidak ikut-ikutan meminta duit. Saya sendiri tidak mau meminta duit kepadanya, saya mempunyai harga diri padahal, dirumah kini sedang tak ada beras untuk dimasak.

Setelah membagi-bagikan duit kemudian Pangdam I/BB beserta rombongannya meninggalkan tempat kami berunjuk rasa kembali ke posnya masing-masing. Saya sedikit merasa lega dengan kepulangan rombongan para Penguasa Sumut itu. Berarti tak ada lagi shock yang harus dihadapi.

Jam 15.00 WIB semua pengunjuk rasa membubarkan diri setelah saya perintah untuk pulang ke rumah masing-masing. Rombongan dari Tebing Tinggi dan juga dari Pematang Siantar segera berangkat ke Stasiun Kereta Api karena jam 16.00 WIB kereta api akan berangkat.

Saya sendiri belum lagi beranjak dari lokasi tempat unjuk rasa untuk memastikan semuanya sudah pulang. Terakhir barulah saya bersiap-siap untuk pulang dan saat itu jam sudah menunjukkan 15.30 WIB. Tiba-tiba saya melihat ada dua renteng sisa makanan yang tak terbagikan lalu, saya ambil nasi bungkus tadi.

Satu renteng itu ada lima bungkus nasi jadi, dua renteng itu ada sepuluh bungkus nasi semuanya. Bisalah untuk makan anak-anak nanti di rumah yang mungkin saja seharian penuh mereka belum makan.

Memang, benarlah ! Setelah saya sampai di rumah semua anak-anak mengadu belum makan. Lalu, saya berikan nasi yang saya bawa itu kepada mereka. Bukan main lahapnya mereka makan karena seharian tak makan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun