Konseling online memang menawarkan banyak keunggulan: akses yang lebih luas, biaya yang bisa lebih terjangkau, dan kemudahan bagi mereka yang sulit hadir langsung. Tak bisa dipungkiri, ini adalah salah satu bentuk inovasi penting dalam layanan kesehatan mental. Namun, sebagaimana dibahas di atas, kita tidak boleh menutup mata pada tantangan yang juga besar.
Efektivitasnya belum sepenuhnya setara dengan konseling tatap muka, terutama untuk masalah berat. Isu etika dan keamanan data juga jauh lebih serius daripada sekadar soal sandi atau enkripsi. Bahkan aspek relasi yang hangat dan mendalam, yang sangat penting dalam proses konseling, bisa terancam hilang dalam komunikasi daring.
Karena itu, daripada hanya memuja kemudahan teknologinya, kita perlu bersikap lebih kritis dan bijak. Konseling online bukan pengganti mutlak layanan tatap muka, melainkan pelengkap yang harus diatur dengan cermat. Pengembangan pedoman etika, peningkatan keamanan data, serta pelatihan konselor agar peka terhadap keterbatasan medium daring adalah langkah-langkah penting ke depan. Dengan begitu, kita bisa memastikan teknologi benar-benar menjadi alat yang memanusiakan---bukan justru menjauhkan manusia dari keintiman dan empati yang mereka butuhkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI