Mohon tunggu...
yOu Wahyou
yOu Wahyou Mohon Tunggu... Honorer -

Ya Begitu Adanya ga suka neko-neko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hindari Hukuman Fisik Terhadap Anak Autis

13 November 2017   14:23 Diperbarui: 13 November 2017   14:26 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Autis merupakan gangguan perilaku anak yang hingga saat ini belum ditemukan penyebab dan obatnya. Padahal, jika gejala itu sudah terdeteksi sejak dini, si anak bisa segera mendapatkan terapi. Ada 5 macam terapi yang telah teruji dan direkomendasikan, yaitu terapi perilaku, terapi bicara, terapi okupasi, terapi sensori pancaindera, dan terapi biomedical. Diantara kelima terapi tersebut, terapi perilaku merupakan terapi dasar yang harus dilakukan untuk membantu tumbuh kembang anak.

Lalu bagaimana metode terapi perilaku yang dapat dilakukan orang tua? Pada dasarnya, setiap kali orang tua memberi perintah, ada 4 respon yang akan diberikan anak, yaitu respon benar atau mengikuti perintah, respon salah atau tidak melakukan sesuai perintah, tidak memberikan respon, dan respon setengah atau mengikuti perintah tapi tidak sepenuhnya. 

Jika responnya benar, berilah pujian pada si anak. Jika responnya salah, sebaiknya orang tua bila "tidak". Begitu juga kalau tidak ada respon, jangan lupa untuk bilang "tidak" pada si anak. Tapi, jika responnya setengah, maka ulangi perintah anda agar si anak mengulangi responnya. "Untuk menangani anak autis, jangan sekali-kali menghukumnya dengan hukuman fisik. Sebab itu justru akan membuat keadaan makin tidak sesuai dengan yang diinginkan" atau bahkan akan dicontoh oleh si anak.

Ada beberapa kemampuan yang harus dikuasai anak autis, yaitu duduk mandiri di kursi, melakukan kontak mata, tangan dilipat, meniru berbagai macam gerakan, mengidentifikasi benda dan gambar, menyebut nama benda dan gambar, serta membina diri sendiri.

Meski orang tua sudah memberikan terapi, namun ada baiknya melibatkan peran seorang terapis. Idealnya, terapi perilaku diberikan pada anak usia 2-3 tahun selama 2 tahun berturut-turut. Metode terapi diberikan selama 40 jam dalam seminggu atau 7-8 jam perhari.

Diharapkan, terapi bisa membantu mengenal 500 keahlian dasar yang berguna dimasyarakat dan sekolah umum nantinya.

Diakui bahwa tidak semua anak autis mengalami gangguan terhadap kecerdasan otak. Ada anak autis yang sangat cerdas bahkan melebihi anak normal pada umumnya. Bahkan tidak sedikit pula penderita autis yang memiliki kemampuan yang abnormal.

Hindari Hukuman Fisik Pada Penderita Autis - Info [K-moe]

Dipublikasi juga di: http://www.infokmoe.id/2011/10/hindari-hukuman-fisisk-pada-penderita.html

Author: yOu wAhyou twitter: @Infok.moe facebook: @infokmu_com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun