Suatu hari dalam sebuah pameran yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga keuangan negara, ada talkshow yang ditawarkan kepada umum. Karena temanya menarik, maka saya mendaftar. Diterima, dan mendapat email konfirmasi, lengkap dengan informasi jam dan tempat.
Satu jam sebelum acara, saya sudah sampai di sana, karena ingin melihat-lihat dulu kain-kain tradisional yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut.
Sepuluh menit sebelum talkshow dimulai, saya menuju ke ruangan sesuai informasi yang diberikan dalam email konfirmasi kehadiran. Eh...ternyata ada antrian panjang. Saya pun menuju pintu masuk, di mana di situ ada dua petugas penerima tamu. Menunjukan email konfirmasi yang saya terima, saya pikir bakal disuruh masuk, ternyata diminta untuk antre karena katanya didahulukan tamu dari lembaga penyelenggara talkshow. Sementara untuk umum, akan dipersilahkan masuk hanya kalau ada sisa kursi. Walah....koq begitu?!! Padahal waktu penyelenggaraan tinggal beberapa menit lagi dan antreannya juga cukup panjang.
Ngapain ada pendaftaran kalau begitu?! Memangnya mereka tidak menghitung kapasitas kursi dan jumlah pendaftar? Atau para tamu dari lembaga penyelenggara bebas datang sesuka mereka tanpa mendaftar?
Hm...tahu begitu gak usah datang. Mending mengerjakan pekerjaan lain yang menghasilkan duit! Lihat pameran bisa lain hari.
Koq bisa, penyelenggara tidak profesional begitu. Padahal program utamanya adalah acara besar yang dibuka oleh pejabat negara.
Tidak pedulikah mereka dengan orang-orang yang sudah mendaftar dan mengalokasikan waktu untuk mengikuti talkshow tersebut? Tidak berhargakah waktu buat mereka, hingga mereka tidak sadar sudah mencuri waktu dari orang-orang yang sengaja mendaftar untuk mengikuti acara ini?
"Time is money!", kata peribahasa Inggris. Waktu adalah uang. Peribahasa itu mudah dimengerti oleh orang-orang yang bekerja dan menghasilkan uang dengan cara "menjual waktu".
Contoh yang paling sederhana adalah, supir taxi argo. Argometer berjalan seiring putaran roda dan waktu. Sekalipun dalam keadaan macet argometer berjalan lebih lambat, tetapi tetap saja, argometer itu berjalan. Dan nanti, ongkos akan dihitung berdasarkan argometer tersebut.Â
Seorang dokter juga menghasilkan uang karena "menjual" waktu untuk konsultasi pasien. Konsultasi cuma beberapa menit, tapi si pasien bayarnya juga tidak murah. Sekalipun dokter itu dibayar oleh BPJS dengan harga lebih murah, itu cuma masalah tarif. Waktu yang terpakai tetap sama saja.