Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PR, Sarana untuk Melatih Tanggung Jawab

3 November 2022   16:21 Diperbarui: 10 November 2022   22:30 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengerjakan PR. (sumber: pixabay.com/helmut_kroiss)

Sekolah tanpa PR? Tidak apa sih jika ada logika atau teori yang meyakinkan bahwa kualitas yang dihasilkan akan lebih baik daripada sekolah dengan PR. Lebih baik lagi jika sudah ada bukti nyata dari penerapan teori tersebut.

PR atau Pekerjaan Rumah tidak selalu berarti pekerjaan yang harus dilakukan di sebuah tempat yang namanya "Rumah". PR juga bisa dikerjakan di sekolah selagi ada waktu kosong, sebelum deadline atau batas akhir pengerjaan. 

Walau biasanya, anak sekolah banyak yang mengerjakan di sekolah mepet-mepet jam pengumpulan atau pemeriksaan oleh guru bersangkutan. Mungkin karena tidak sempat, mentok tidak dapat mengerjakan sehingga harus nyontek punya teman.

Sebenarnya di dunia kerja pun ada istilah PR. Boss atau teman-teman bule biasa mengatakan,"Do your homework!" sehabis meeting atau pembicaraan tentang sesuatu yang mana hasil diskusi mengharuskan kami untuk mencari tahu tentang sesuatu, melakukan sesuatu sebagai bagian dari tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan. 

"Do your homework" secara bahasa dapat diterjemahkan menjadi, "Lakukan pekerjaan rumahmu!" Namun maksudnya bukan mengerjakan tugas kantor di rumah dan besok hasilnya dikumpulkan untuk dinilai.

Do your homework, maksudnya adalah tugas kita untuk mencari tahu tentang sesuatu agar dapat melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan hal itu. 

Contoh, jika client memiliki permasalahan yang tergolong baru untuk kami para konsultan, maka pekerjaan rumah kami adalah mencari tahu tentang permasalahan itu agar dapat memberikan solusi yang tepat.

Bagaimana dan dimana mencari tahunya? Tidak selalu harus di rumah. Hal itu dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Biasanya tidak dalam waktu kerja jika jadwal penuh. Namun jika jadwal pekerjaan sedang kosong bisa saja diisi dengan melakukan "pekerjaan rumah" ini. 

Intinya perusahaan tidak mau tahu, karena itu adalah pekerjaan rumah kami. Andai pun harus mengajukan training, tentu harus tahu dulu training apa yang diperlukan, bukan?

Contoh lainnya, seorang karyawan yang skillnya dalam satu bidang kurang sehingga menghambat pekerjaan, maka pekerjaan rumahnya adalah belajar sendiri untuk memperbaiki kekurangannya. 

Caranya bisa latihan sendiri di rumah atau di waktu luang di kantor, banyak bertanya pada teman sekantor asalkan tidak menggangu pekerjaan mereka, ambil kursus di luar, dll. 

Intinya pekerjaan rumah adalah sesuatu yang "harus" diusahakan sendiri dengan inisiatif yang datang dari diri sendiri. Orang lain hanya dapat mendorong dan menyemangati.

Jadi jika pelajar dan mahasiswa tidak lagi harus mengerjakan pekerjaan rumah, ada kemungkinan di dunia kerja nanti mereka juga tidak terbiasa berinisiatif sendiri melakukan sesuatu yang merupakan bagian dari tanggung jawab mereka yang juga untuk kebaikan mereka sendiri.

Bagi pelajar dan mahasiswa, seharusnya mengerjakan PR menjadi sarana untuk berlatih mengatur waktu (time management) dan berlatih menyelesaikan masalah. 

Sumber photo: pxhere.com
Sumber photo: pxhere.com

Jika mereka kesulitan mengerjakan PR dari guru, mereka seharusnya berusaha setidaknya membaca lagi, bertanya pada orang tua, kakak, berdiskusi dengan teman yang mungkin lebih mengerti. 

Toh jika satu kelas tidak dapat mengerjakan PR yang sama, artinya guru harus mengulang menerangkan pelajaran tersebut. 

Hal ini secara tidak langsung melatih siswa untuk kreatif mencari solusi dan lebih bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. 

Jika hanya sekedar menyelesaikan soal, orang tua mungkin bisa saja membayar "asisten" khusus untuk menegerjakan  PR sekolah anaknya.

Seorang teman kuliah saya dulu, seorang yang lebih dominan dalam hapalan, tetapi tidak dalam hal logika dan hitung-hitungan. Sementara dia mengambil jurusan kuliah di jurisan Tekni Informatika yang banyak pelajaran logika dan hitung-hitungan. 

Pekerjaan rumahnya lebih banyak hasil mencontek, sementara ujian pun nilai-nilainya biasanya tidak terlalu baik, kecuali untuk mata kuliah hapalan, dimana jawaban semua soal ujian pasti ada di buku. 

Jadi untuk ujian selain hapalan, biasanya dia mengandalkan diberi contekan atau tidak lulus dan harus mengulang. Namun kawan ini sangat rapih dalam mencatat, menulis, dan menyusun tugas-tugas, terlepas dari apakah dia mengerti apa yang dia kerjakan atau tidak. 

Suatu kali, dalam mata kuliah praktek di laboratorium fisika, dia mendapat nilai tertinggi, sementara saya, pasangan sekelompoknya yang mengerjakan praktek dan menjawab soal-soal, malah lebih rendah nilainya. 

Kesal sih, karena sebenarnya dia cuma menyalin hasil laporan saya, menuliskan ulang sehingga tampilan menjadi lebih rapi. 

Namun demikian saya melihat usahanya. Walau cuma nyontek, tetapi dia berusaha menyelesaikan tanggung jawabnya dan menonjolkan kelebihannya. 

Saya yang memang, saat itu, kurang rapi dan agak meremehkan hal-hal kecil, jadi terinspirasi juga untuk berlatih menjadi rapi dalam menampilkan tugas-tugas kuliah. 

Mungkin justru hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah saya. Berlatih menyusun laporan secara sitematik, mudah dimengerti, enak dilihat, dan enak dibaca. 

Hal seperti ini rupanya, dikemudian hari, menjadi hal yang sangat penting juga dalam hal pembuatan proposal, menyampaikan solusi untuk client dalam bahasa yang terstruktur, sederhana, dan rapi tidak lompat-lompat dan tidak menganggap client sudah tahu sehingga merasa tidak perlu lagi menyampaikannya. 

Dan juga dalam menyusun CV yang biasanya diminta dalam setiap proyek. Hal yang cukup membosankan buat saya, namun penting untuk ditampilkan dengan rapi dan informatif. Hal ini masih menjadi PR untuk saya.

Nah hal-hal seperti itu, bukan bagian dari pekerjaan kantor tetapi cukup menentukan bagi kesuksesan pekerjaan kita. Jika sadar harus memperbaiki diri, kerjakan PR mu. Karena jika tidak dikerjakan, tidak akan ada peningkatan.

Kesimpulan, bagi pelajar dan mahasiswa, menurut saya, PR atau pekerjaan rumah adalah sarana untuk melatih diri bertanggung jawab terhadap kemajuan dirinya sendiri dan terhadap tugas-tugasnya. (VRGultom)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun