Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Ilmu untuk Tetap Up to Date

11 Agustus 2022   20:24 Diperbarui: 11 Agustus 2022   21:25 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Berbagi Untuk Kebaikan Bersama | sumber: hubstar.com

Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus, bertujuan untuk menghargai keberhasilan putra-putri Indonesia dalam memanfaatkan, menguasai, dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan & Teknologi (IPTek), serta memberikan dorongan kepada mereka untuk terus-menerus membangkitkan daya inovasi dan kreasi guna kesejahteraan dan peradaban Indonesia. Hal  itu dituliskan dalam website kominfo.go.id milik Kementrian Komunikasi dan Informasi.

Teknologi berkembang begitu cepat, apalagi di dunia komunikasi dan informasi. Setidaknya itu yang dirasakan oleh saya dan teman-teman pekerja IT yang "belum" berhenti berkembang. Baru belajar sesuatu yang baru, besok sudah ada yang baru lagi. 

Sepintas terdengar melelahkan. Tetapi buat saya perkembangan dan perubahan  yang cepat itu menyenangkan. Hidup menjadi tidak membosankan hanya mengerjakan sesuatu yang sama setiap hari, dan yang pasti kesempatan untuk berbagi ilmu menjadi lebih luas.

Kesempatan berbagi ilmu menjadi lebih luas? Betul!

Sesuatu yang begerak cepat, sebaiknya jangan dipegang sendiri. Mengapa? Ilmu yang belum banyak orang lain menggeluti itu pasti mahal. Karena belajarnya susah dan belum banyak orang, buku, sumber ilmu lain untuk ditanya atau dibaca. 

Dengan demikian ilmu itu menjadi mahal. Dan otomatis tenaga ahlinya pun menjadi mahal juga. Karena mahal, umumnya orang menjadi berusaha "melindungi" dengan tidak mau berbagi dengan orang lain. Wajar. Namanya juga manusia.

Tetapi, ternyata teknologi itu tidak berhenti sampai disitu, sehingga menuntut orang untuk terus belajar. Jadi apa kabar ilmu yang tadi "dilindungi" dan "dipegang" sendiri? Itu pilihan masing-masing. Apakah mau berhenti disitu atau mau lanjut mengikuti perkembangan.   

Jika ingin tetap mengikuti perkembangan, sebaiknya ilmu yang sudah dimiliki dibagi kepada yang lain, agar kepala tidak penuh. Ibarat gelas berisi penuh air, jika ditambah air lagi, tentu airnya akan tumpah dan tidak masuk kedalam gelas.

Dengan berbagi ilmu, maka kita ibarat memperbesar volume otak yang terbatas. Karena keterbatasan itu, tidak mungkin kita simpan semua hal didalam kepala kita sendiri. Maka sebaiknya dibagikan kepada orang lain. 

Jika suatu saat kita lupa, bukankah kita bisa bertanya kepada orang yang dulu pernah kita ajari. Lagipula, dengan berbagi, biasanya kita tidak lupa seluruhnya. Suatu saat kita panggil lagi dari memory otak kita, akan lebih mudah mengingatnya kembali.

Teknologi berkembang, tetapi kebajikan itu harga mati. Berbagi ilmu adalah sebuah kebajikan yang bisa berdampak besar bagi orang lain. Malahan jika ilmu tidak dibagikan, akan lebih cepat punah. Siapa yang mau mengimplementasikan teknologi jika hanya segelintir saja orang-orang yang menguasai teknologi tersebut? 

Apakah harus panggil orang dari Amerika setiap saat ingin mengembangkan teknologi? Biayanya pasti mahal dan belum tentu tenaga ahlinya "ready" ketika dibutuhkan. Dalam kondisi jumlah tenaga ahli yang terbatas itu, keberlanjutan sebuah bentuk teknologi akan diragukan. Dengan demikian implementasinya pun diragukan dan ada kemungkinan tidak akan dilirik, dan lama-lama terlupakan.

Perubahan, cepat atau lambat, adalah sesuatu yang pasti. Sebagai mahluk hidup, suka tidak suka, bisa atau tidak bisa, harus mengikuti perubahan itu. Karena itu janganlah terlalu lama berdiam dalam zona nyaman, jika tidak mau ketinggalan jaman.

Maybank finance, berdiri pada tahun 1991 dengan nama awal PT. BII Finance center. Sudah cukup lama, dan tentunya sudah banyak perubahan yang terjadi dari awal berdiri hingga sekarang. 

Mungkin dulu masih banyak proses yang dilakukan secara manual. Namun sekarang, tentu banyak pula yang diotomatisasi dan bisa online pula. Jika tidak ada perubahan dari dulu sampai sekarang, artinya selamanya tidak akan ada perubahan. Karena segala sesuatu yang mendukung bisnis Maybank Finance pun berubah. 

Siapa yang hari ini masih mau antri panjang seperti ular menunggu dilayani? Mungkin sudah tidak ada. Kalau pun harus antri, maunya sambil disedikan kopi dan bacaan agar menunggu tidak terasa menjadi hal yang buang-buang waktu. Itulah perubahan yang tidak dapat dihindari. Namun kebajikan, dari dulu hingga sekarang adalah harga mati yang harus dipertahankan. 

Maybank Finance dari dulu hingga sekarang konsisten membantu masyarakat Indonesia dalam hal pembiayaan meskipun dengan cara yang berbeda sesuai perkembangan jaman. Perubahan itu pasti. Namun kebajikan tetap harga mati. Mari berbagi ilmu agar tetap up to date alias tidak ketinggalan jaman dan dapat terus berkembang, berinovasi, dan berkreasi. Kebakikan itu pada akhirnya akan kembali kepada diri kita sendiri. (VRGultom)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun