Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Apa yang Membuat Seorang Perokok "Bertobat"?

9 Oktober 2021   10:30 Diperbarui: 10 Oktober 2021   11:30 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berhenti merokok. (sumber: pixabay.com/PublicDomainPictures)

Suatu hari dalam pesawat Airasia menuju ke Penang, tiba-tiba pesawat kami seolah turun dari ketinggian, membuat para penumpang berteriak ketakutan.  

Demikian pula dengan saya. Malah saya sampai berpegangan tangan pada penumpang lain disebelah saya, seorang ibu yang langsung komat-kamit berdoa. 

Teman saya yang duduk disisi lain pun mulai memegang tangan saya kuat-kuat. Insiden itu berulang dua kali. Untungnya, akhirnya kami sampai ditujuan dengan selamat. 

Namun, kejadian itu cukup membuat saya untuk berjanji  pada diri sendiri untuk "bertobat" dalam segala hal dan menjadi orang yang lebih baik lagi. Ternyata teman saya dan beberapa penumpang lain yang saling bercerita pun sama! 

Ada janji dalam hati untuk menjadi orang yang lebih baik. Insiden yang cukup menegangkan itu ternyata mampu membuat manusia berjanji untuk sebuah pertobatan.  

Bagaimana dengan para perokok?

Saya kira para perokok bukan tidak tahu akibat buruk dari merokok. Namun sepertinya begitu sulit untuk melepaskan diri dari kebiasaan merokok. Niat mungkin ada, tetapi niat hanyalah tinggal niat. 

Padahal merokok itu adalah sesuatu yang mahal tetapi sekaligus tidak baik untuk kesehatan. Jadi double negatifnya. Sudah mahal. Merusak kesehatan pula. Tetapi mengapa masih dilakukan??

Mulai dari gambar tenggorokan bolong di bungkus rokok, harga rokok yang mahal, dan peringatan merokok membahayakan kesehatan, hampir tidak dapat membuat seorang perokok untuk bertobat dari kebiasaan merokoknya. Bahkan tangan yang terbakar akibat puntung rokok terlalu pendek tetapi masih dihisap pun tidak membuat jera. 

Secara kandungan bahan, rokok ini mengandung zat adiktif yang menyebabkan ketagihan, yaitu nikotin, yang ketika dihirup menyebabkan terlepasnya zat kimia lain, yaitu dopamin di otak, yang menimbulkan perasaan senang. 

Sayangnya ketika dopamin ini habis, simptomnya berulang, sehingga menyebabkan perokok menginginkan untuk mengisap rokok lagi.

Secara mental, mungkin karena faktor ketagihan diatas, aktivitas merokok menjadi suatu kebiasaan, seperti orang jaman sekarang yang tidak dapat lepas dari handphone. 

Ketika minum kopi, mengobrol, kondisi stress, atau sedang berpikir keras, rokok menjadi andalan dengan alasan dapat membuat pikiran lebih tenang.

Para perokok biasanya berkumpul bersama. Perhatikan saja di gedung-gedung perkantoran, dijam-jam tertentu, mereka seolah janjian untuk break merokok. Entah apa yang dibicarakan sambil merokok itu. Mungkin ini juga yang menyebabkan seorang perokok, biasanya teman-temannya perokok juga.

Konon katanya, berhenti merokok adalah hal yang sangat sulit. Mungkin karena nikotin yang membuat ketagihan, mungkin juga karena ada unsur mati gaya jika tidak memegang rokok. 

Bayangkan seseorang yang cuma berdiri bengong melihat-lihat orang lalu lalang? Bukankah terlihat lebih 'masuk akal' gaya orang yang merokok sambil melihat-lihat orang lalu lalang, atau sambil baca koran, kipas-kipas, teleponan, dll.

Tetapi, bukankah break time dapat diisi dengan ngopi bersama di kantin, ngobrol-ngobrol update berita teman-teman kerja, dan jika sudah biasa, tidak ada juga yang melarang seseorang berdiri tanpa merokok atau tanpa melakukan aktivitas lain, dan hanya sekedar melihat-lihat orang lalu lalang. Gaya bengong mendengarkan orang lain berbicara pun ok.

Tidak bisa berpikir jika tidak merokok? Wah ini yang susah. Bisa-bisa hilang pekerjaan karena tidak bisa berpikir. Padahal, mencari wangsit itu bisa juga dengan cara meditasi. Menjernihkan dan membuat pikiran lebih fokus.

Selain meditasi, melakukan aktivitas yoga juga diklaim dapat menjernihkan pikiran dan melepas stress. Bahkan menurut kebanyakan ahli, aktivitas yoga dapat membantu menyembuhkan tubuh, pikiran, dan emosi sekaligus pada saat bersamaan.

Dikutip dari https://drjud.com/,  beberapa pose yoga yang dapat membantu penyembuhan tubuh perokok yaitu pose cobra, bow, dan cat-cow.

Sedangkan untuk menjernihkan pikiran sebagai salah satu cara untuk memaksa diri berhenti merokok, adalah savasana, headstand, dan grounding.

Untuk melepas stress, dapat dicoba child pose dan breath of fire.

Silahkan googling mengenai pose-pose tersebut untuk lebih detailnya.

Namun demikian, semua kembali ke diri sendiri. Semua perokok pasti merasakan adanya ketidak nyamanan akibat merokok. Misal batuk-batuk, bau nafas yang tajam dan khas, gigi berubah warna menjadi kecoklatan, dll. 

Mungkin merokok tidak langsung menyebabkan kematian, dan ada kasus-kasus perokok malah berumur lebih panjang daripada yang tidak merokok. Tetapi secara kenyamanan hidup dari sisi kesehatan tubuh, jelas ada ketidak nyamanan.

Seorang teman yang tergolong hampir tidak pernah sakit, dan juga perokok berat, ketika mengalami sakit dan harus opname, berkata kepada para pengunjung yang membesuknya,"Saya tidak akan merokok lagi, karena merokok itu tidak baik. Penyakit saya ini akibat merokok". 

Setelah pulang ke rumah, seminggu tidak merokok, dua minggu masih tidak merokok, tetapi setelah itu kembali menjadi perokok. 

Motivasi dan penyebab para perokok untuk bertobat mungkin berbeda-beda, dan banyak pihak mengakui prosesnya tidak mudah. Namun motivasi dan keinginan yang kuat, serta dukungan dari lingkungan sekitar pasti akan membantu. Salam sehat! 

(VRGultom)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun