Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berganti Kewarganegaraan? No Way!

11 Oktober 2020   02:06 Diperbarui: 11 Oktober 2020   02:13 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: manado.tribunnews.com

Beberapa tahun tinggal dan mencari nafkah di negara tetangga yang dekat dengan Indonesia, yaitu Singapura, sempat membuat saya terlena oleh kenyamanan yang diberikan oleh negara tersebut. Kehidupan sehari-hari yang nyaman, aman, modern, dan serba teratur. Kehidupan yang, menurut saya, sebenarnya sederhana saja karena tanpa ribet. 

Saya membandingkan dengan kehidupan di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta. Macet, polusi, orang-orang yang tidak disiplin dan cenderung semau gue karena mungkin merasa yang punya negara adalah garis keturunan nenek moyangnya yang priyayi. Menurut saya, semua itu membuat hidup menjadi ribet dan tidak sederhana.

Singapura, kota kecil yang bersih, jauh lebih nyaman dan tenang, udaranya bersih, orang-orangnya tidak usil, relatif aman bagi semua orang, dan rasanya semua orang mempunyai hak yang sama yang dijamin dan benar-benar dijalankan oleh pemerintahnya. 

Sungguh tempat yang cocok untuk saya, apalagi disana jenis pekerjaan yang saya geluti, termasuk yang dihargai cukup tinggi, dan secara skill pribadi pun rasanya lebih berkembang dan lebih maju. 

Kalau dulu mau ikut training saja harus naik pesawat dan harus menunggu dapat giliran, karena biayanya dibayar oleh perusahaan tempat bekerja, maka setelah tinggal di Singapura, hanya tinggal minta ijin boss saja, kemudian naik bis atau MRT untuk sampai ke tempat training atau seminar. Lingkungan pekerjaan pun cukup kompetitif sehingga merangsang kita untuk terus mengembangkan diri.

Mengapa saya katakan kehidupan orang-orang disana sebenarnya jauh lebih sederhana dibandingkan dengan kehidupan orang Indonesia pada umumnya?

Di Singapura, semua pekerjaan rumah, umumnya dikerjakan sendiri. Hanya keluarga-keluarga kaya saja yang memiliki pembantu rumah tangga. Setahu saya, ada aturannya untuk bisa mempekerjakan pembantu rumah tangga, yang ditentukan oleh total penghasilan satu keluarga. 

Ada skemanya, jika penghasilan sekian maka boleh mempekerjakan pembantu rumah tangga, dibawah itu, tidak dapat mempekerjakan pembantu rumah tangga yang sering disebut domestic worker atau helper.

Dan untuk yang berpenghasilan lebih tinggi dapat mempekerjan lebih dari satu orang, misal satu orang untuk melayani orang tua yang sudah lansia, satu orang lagi untuk menjaga balita, satu orang lagi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, dst.

Yang tidak memenuhi syarat untuk mempekerjakan pembantu rumah tangga, bisa saja membayar orang untuk membersihkan rumah dengan hitungan jam dan bayarannya pun dihitung dari total jam terpakai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun