Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Setelah Sahur Tidur Lagi, No Way! Cerita Ramadan

13 Maret 2024   10:11 Diperbarui: 13 Maret 2024   10:14 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan indah di kaki Gunung Ciremai. Sumber gambar dokumen pribadi.

Waaahhh ... Tema hari Rabu, 13 Maret 2024 atau hari ketiga Ramadan ini pas banget dengan obrolanku bareng suami. Iya! Kami senang berbincang santai selagi menyantap ifthar saat berbuka puasa atau makan berat setelah shalat maghrib. 

Kebiasaanku tidak langsung makan berat saat berbuka puasa. Cukup air putih dan kurma atau cemilan manis sedikit saja. Bisa juga menyantap buah-buahan seperti semangka, pisang, melon, apel, buah naga, alpukat, jeruk, salak, pepaya, mangga jika sedang musim. Buah itu kadang hanya dipotong-potong saja atau dibuat juice dan salad. Menu sehat ya he3 ...

Ketika sahur ada lagi kebiasaan yang aku lakukan yaitu bangun sekitar pukul 3 dini hari. Mandi atau berwudhu untuk menunaikan shalat tahajud. Baru memasak makanan ringan saja untuk santap sahur. Suamiku suka bubur oatmeal dan potongan buah. Aku suka ngopi ha3 ... Biasanya ada cemilan seperti roti isi selai kacang atau srikaya yang bisa menjadi teman minum kopi. Kadang aku buatkan tumisan sayur untuk teman makan nasi. Lauk pauknya yang mudah saja seperti tempe tahu goreng atau telur yang dimasak ceplok, orak-arik, rebus, dadar. Tak pula minum air putih yang cukup agar tidak dehidrasi saat menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Nah ... Setelah sahur dan shalat subuh apa yang dilakukan?

Ceritanya suami terkenang jaman masih bocah cilik. Dia bilang, "Aku kalau selepas shalat subuh akan menutup pintu dan jendela kamar lalu mematikan lampu. Bersama kakak dan adiknya kompak akan tidur lagi. Bangun siang. Lanjut main karambol." Aku geleng-geleng kepala sambil tersenyum geli. "Loh! Kok boleh? Gak bahaya tah?" begitu tanyaku. "Kan zaman itu bulan Ramadan sekolah libur full. Gak sekolah. Eeehhh ... Kita sezaman kah?" lanjutnya. Aku menganggukkan kepala, "Hhhmmm ... Iya ya. Memang libur sih. Tapi aku gak bobo lagi kalau selesai shalat subuh," ujarku.

Kisahku saat bulan Ramadan di rumah nenek kembali aku sampaikan kepada suami. Aku tuh senang banget mengulang-ulang kisah ini karena memang amazing, luar biasa untuk ukuran anak kecil 10 tahun.

Baca artikel terkait : Ramadan Penuh Keajaiban di Kaki Gunung Ciremai Era 80-an

Selama liburan Ramadan aku dikirim ke rumah nenek di kaki Gunung Ciremai. Jadi aku selalu diajak berjalan-jalan pagi keliling desa atau menyusuri pematang sawah. Kata pamanku, "Neng ... Kita tuh gak boleh tidur lagi kalau selesai sahur dan shalat subuh. Pamali! Nanti seret loh rezekinya. Trus gak pinter, karena otaknya mampet." Iiihhh ... Ada-ada aja ya pamanku ini. Masa sih ada otak mampet dan rezeki seret.

Tapi begitulah kehidupan di desa Tegaljugul yang sejuk dan nyaman. Gunung Ciremai tampak gagah, kokoh berdiri di bawah langit biru cerah. Awan putih menghiasi dan tampak bergerak perlahan ditiup angin sepoi-sepoi yang membuatku betah berlama-lama duduk di sebuah saung di tengah sawah. Petani yang sejak tadi pagi sudah bergegas menuju sawah tampak semangat bekerja. Ada yang mencangkul dan menanam bibit sayuran. Ada juga yang sedang memberikan pupuk dan menyemprotkan anti hama. 

"Lihat deh Neng! Mereka para petani tidak tidur lagi setelah shalat subuh. Kalau tidur lagi ya rezekinya dipatok ayam," kata pamanku. Duuuhhh ... Ada lagi istilah rezeki dipatok ayam. Aku tertawa tergelak. "Gimana caranya ayam makan rezeki kita?" tanyaku penasaran. Pamanku bilang kalau ayam itu bangun pagi sekali, berkokok tiada henti dengan semangat, lalu mencari makan, dan tidak tidur lagi hingga lepas matahari naik sepenggalahan atau waktu dhuha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun