Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Festival Pesona Bahari Raja Ampat 2019

24 Oktober 2019   22:57 Diperbarui: 24 Oktober 2019   23:34 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untungnya makanan, penginapan, tour selama disana, speedboad untuk transportasi antar pulau sudah termasuk dalam paket tour, sehingga kami tidak perlu lagi mengeluarkan uang cash kami.

Nampaknya di sini, di tempat dimana kami akan berada selama hampir satu minggu, konsep generasi simpel kurang bisa diterapkan, mengingat para pelaku bisnis belum terlalu menggunakan fitur-fitur bank yang ada, dan nampaknya mesin ATM dan bank pun masih sangat terbatas disana.

Hari kedua kami mengunjungi sebuah kampung bernama kampung Lopintol, di teluk Mayalibit, dimana kami disambut dengan tari-tarian daerah setempat dan dijamu makanan khas mereka. Anak-anak dan para penari dengan body painting khas Papua banyak menarik perhatian wisatawan.

Rata-rata minta foto bareng dengan mereka. Mereka juga menyediakan hiasan-hiasan kepala dan tubuh khas Papua yang berasal dari bulu cendrawasi dan juga stand untuk photo boot. Kotak donasi disediakan bagi mereka yang meminjam hiasan-hiasan khas daerah tersebut.

Beberapa Mace (sebutan untuk wanita Papua. Sebutan untuk lelaki adalah Pace) juga menjual kalung-kalung dari kayu, kerang, dan bahan-bahan alam lain. Semuanya harus dibayar cash karena mereka tidak menerima pembayaran selain cash. Konsep simpel bagi mereka adalah bayar cash saja.

Namun demikian saya yakin satu saat nanti, merekapun akan bergabung dengan generasi simpel, seiring dengan pembangunan dan berkembangnya wilaya ini menjadi kawasan wisata bertaraf International.


Banyak wisatawan yang memberi uang pada anak-anak yang nampak cantik dan unik serta menggemaskan dengan pakaian adat mereka, dengan rambut keriting khas yang begitu indah. Di Indonesia, hanya mereka yang punya rambut keriting khas seperti itu. Menurut guide lokal kami, jenis rambut penduduk daerah pegunungan dan laut itu berbeda.

Kami melanjutkan wisata alam ke beberapa tempat indah yang sudah dibuka untuk umum. Rupanya ada bank 'berjalan' sehingga kami bisa menukar uang nominal besar ke nominal yang lebih kecil. Namun untuk transaksi lain nampaknya masih belum memungkinkan. Lumayan :)

Kami juga membeli ikan laut segar dan kelapa muda yang menyegarkan selama perjalanan hiking menuju tempat-tempat indah di Papua. Tak terasa persediaan uang cash semakin berkurang dan harus mulai berhemat mengingat sulitnya mendapatkan uang cash di daerah terpencil tempat kami menginap.

Hari terakhir kami kembali ke pantai Watsai Torang Cinta untuk menghadiri acara penutupan Festifal Pesona Bahari Raja Ampat 2019 yang bertemakan from Ridge to Reef. Para pedagang terlihat lebih ramai daripada saat pembukaan festival beberapa hari lalu.

Kebetulan jadwal kami pun sangat mepet dan tidak ada waktu untuk belanja oleh-oleh dan cinderamata dari pulau indah ini, untuk kami bawa pulang sebagai kenang-kenangan. Maka mau tidak mau kami membeli produk-produk yang dijual dalam acara penutupan festival ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun