Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ke Pesta Sendirian

8 Januari 2018   23:52 Diperbarui: 8 Januari 2018   23:57 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PHOTOGRAPHED BY ALEXANDRA GAVILLET

Katanya orang Indonesia itu senang berkelompok. Sampai-sampai ke pesta pun harus ada teman barengan, padahal di tempat pesta juga bakal ketemu teman-teman. 

Bagaimana rasanya pergi ke suatu tempat sendirian? Buat saya biasa-biasa saja. Memang kadang risih karena benar-benar sendirian, seperti ketika saya pergi melayat teman lama yang meninggal. Saya pergi ke rumah duka sendirian saja. Berangkat dari rumah PD saja karena saya pikir saya mengenal keluarga teman tersebut, walau sudah bertahun-tahun tak bertemu. 

Awalnya memang janjian dengan teman-teman lama yang lain, namun karena sesuatu hal mereka pergi duluan dan saya harus pergi sendirian. Sekalipun janjian dengan teman lama sebenarnya perginya tetap saja sendirian, namun saya tidak akan sendirian di TKP. Dan saat itu saya memang harus sendirian, celinguk sana sini tidak ada yang kenal, hanya suami teman saya yang saya kenal, dan beliau sibuk berbincang dengan yang lain. Saya pun hanya sempat mengucapkan turut berbela sungkawa dan memastikan kalau beliau ingat dengan saya. Memang kurang nyaman sendirian begitu.

Bagaimana dengan pergi ke pesta sendirian? Saya pikir juga tidak apa-apa. Apalagi gak mungkin kita diundang oleh seseorang yang tidak kita kenal. Jadi pasti minimal ada satu orang yang kita kenal disana. Pertama kali saya pergi ke pesta sendirian adalah ketika teman SMP saya menikah dan kebetulan kedua mempelai adalah teman saya. Jadi pasti ada teman-teman se group alumni SMP. 

Ketika saya datang, pertanyaan yang saya dapat dari teman adalah, "Sendirian? Aduh kasihan..." Hmmm mengapa kasihan? Kebetulan teman yang bertanya itu datang bersama anaknya yang masih kecil. Saya malah geli...yang kawinan teman mamanya, yang diajak anaknya yang kecil. Tetapi dulu juga saya sering menemani mama saya kondangan, karena ayah saya tidak mau ikut :D Mungkin memang budayanya seperti itu. 

Apakah benar budayanya seperti itu? Lantas apakah boleh beda sendiri tidak mengikuti sesuatu yang biasanya begini dan begitu. Saya sendiri berani pergi ke pesta sendirian, karena saya pikir toh di tempat pesta juga bakal ketemu teman-teman. Alasan lain lagi karena memang tidak ada teman :D Dulu dulu suka ajak teman yang lain, tapi jadinya ya dia cuma makan saja karena memang bukan groupnya jadi tidak ada yang kenal. Kasihan juga ya diajak nemenin ke pesta yang dia sendiri tidak kenal siapa yang berpesta :D

Alasan lainnya karena sudah terbiasa. Ketika di perantauan, ada budaya undang mengundang yang lain daripada di Indonesia. Pengundang akan mengundang kita jauh-jauh hari dan menanyakan apakah yang diundang bisa datang atau tidak. Jika tidak, maka undangan tidak akan diberikan, dan pengundang akan mengundang yang lain. Rupanya jumlah undangan sudah dipas. Kita juga diminta untuk konfirmasi berapa orang yang akan hadir. Umumnya satu atau dua orang saja. Ini tentu berbeda dengan kebiasaan di Indonesia dimana terkadang ada saja yang datang berombongan ke pesta walau yang diundang cuma satu orang saja :D

Di tempat pesta, di bagian penerima tamu sudah ada daftar nama dan biasanya dengan nomor meja. Ya tempat duduk kita dalam perjamuan makan sudah ditentukan, jadi tidak mungkin kita datang lebih dari jumlah orang yang dikonfirmasikan akan hadir. Hadir saja mungkin bisa, tapi tidak dapat tempat duduk dan tidak mendapat makanan :D Biasanya jenis pestanya adalah perjamuan makan yang sudah ditentukan sekian orang yang akan hadir. Jadi jumlah meja sudah ditentukan dengan jumlah kursi sesuai jumlah undangan. Jadi pergi ke pesta sendirian bukanlah hal yang aneh. Malah banyak untungnya datang ke pesta sendirian saja. Diantaranya bisa mencicipi makanan lebih banyak :D, bisa lebih leluasa ngobrol dengan teman-teman, kadang-kadang malah dapat kenalan baru. 

Jadi, meskipun budaya di suatu tempat memang harus dihormati, sesuai peribahasa dimana tanah dipijak disitu langit dijunjung, tetapi haruskah pergi ke pesta sendirian dipandang aneh? Saya rasa tidak. Dan mungkin memang ada budaya-budaya yang berlaku di suatu negara tetapi hanya di wilayah tertentu saja atau di group tertentu saja. Intinya percaya diri saja. Dan sebaiknya kita tidak perlu menjadi pihak yang merasa aneh ketika ada teman datang ke pesta sendirian saja. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun