Mohon tunggu...
Inovasi

Perkembangan Psikososial Anak pada Usia 7-12 Tahun

26 November 2016   17:13 Diperbarui: 26 November 2016   17:52 2811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Diusia 7-8 tahun anak secara khusus peka terhadap perasaan malu dan bangga dan mereka memilki pandangan yang jelas tentang perbedaan antara rasa bersalah dan malu (Harris, Olthof, Meerum, Terwogt Hardman, 1987; Olthof, Schouten, Kuiper, Stegge, & Jennekens-Schinkel, 2000).

Di pertengahan masa anak-anak mulai menyadari aturan-aturan budaya mereka tentang ekspres yang diterima (Cole dkk, 2002) dimasa ini anak belajar tentang apa yang membuat mereka marah, malu, takut dan sedih. Anak juga mempelajari bagaimana orang lain mengekspresikan emosi tersebut seta mereka belajar berlaku sesuai budaya.

Regulasi diri melibatkan usaha penuh mengontrol emosi, atensi, dan perilaku. Anak dengan usaha kontrol yang rendah cenderung gampang emosi dan frustasi ketika di cegah melakukan hal-hal yang mereka lakukan. Sebaliknya, anak dengan usaha yang tinggi dapat dengan mudah meredam dorongan yang menunjukkan emosi negatif pada waktu yang tidak tepat. Semua itu dipenagruhi oleh temperamen yang dimillki seorang anak (Eisenberg, dkk, 2004).

Anak cenderung lebih berempati dan cenderung lebih bisa berperilaku prososial di pertengahan masa anak ini. Simpati empati memeperlihatkan “program” dalam otak normal sama dengan orang ewasa. Semua itu dihubungkan dengan pengaktifan prefontal pada anak berusia 6 tahun (Light dkk., 2009). Studi terbaru menyatakan tentang aktivitas otak anak pada usia 7-12 tahun ini menemukan bagian otak yang aktif ketika ditunjukkan gambar orang yang kesakitan (Decety, Akitsuki, & Lahey, 2009).

Anak-anak yang mempunyai harga diri tinggi cenderung menjadi lebih ingin menjadi relawan untuk orang lain. Sedangkan anak yang memiliki perilaku prososial cdenderung bertindak sesuai dengan situasi sosial, membebaskan diri dai emosi-emosi negatif dan mengatasi masalah secara konstruktif (Eisenberg, Fabers & Murphy, 1996).

B. ANAK DALAM KELUARGA

Anak pada usia lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk berkunjung dan bersosialisasi dengan sebayanya dari pada ketika mereka lebih muda.

1. Suasana Keluarga

Untuk memahami dalam keluarga, kita perlu melihat lingkungan keluarga yang merupakan atmosfer dan struktur. Hal ini berasal dari suasana dalam rumah. Faktor konstribusi lainnya adalah bagaimana orang tua mengatasi apa yang dibutuhkan anak usia sekolah dan kemampuan untuk membuat keputusan mereka sendiri. Maka aspek lain yang juga memengaruhi ialah situasi ekonomi keluarga mereka. Hal ini berdampak pada beberapa masalah orang tua yakni:

a. Pekerjaan Orang Tua

Hubungan pekerjaan orang tua pada kesejahteraan anak kebanyakan faktornya dari pekerjaan seorang ibu. Pekerjaan ibu akan mengganggu perkembanga psikososialnya seorang anak juga dikerenakan dari beberapa faktor. Diantaranya ialah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun