Mohon tunggu...
Inovasi

Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini 3-6 Tahun

21 November 2016   23:38 Diperbarui: 22 November 2016   00:12 4188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

A. DEFINISI

Psikologi kognitif dapat didefinisikan sebagai suatu studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau aktivitas pikiran (the scientific study of mental processes or activities). Proses mental atau pikiran ini meliputi: bagiamana seseorang memperoleh informasi, bagaimana informasi itu kemudian dipresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan , bagaiaman pengetahuan pengetahuan itu disimpan didalam ingatan kemudian dimunculkan kembali, bagaiaman pengetahuan itu digunakan seseorang untuk mengarahkan sikap-sikap dan perilaku-perilakunya (Ellis dan Hunt, 1993;Maltin, 1989;Solso,1988). 

Psikologi kognitif memfokuskan studi-studinya pada bagaimana pikiran manusia memproses informasi sehingga menjadi pengetahuan yang disimpan di dalam ingatan, kemudian menggunakan pengetahuan itu di dalam melakukan tugas-tugas atau aktivitas-aktivitasnya. Oleh karena itu, pengetahuan itu diperoleh melalui informasi yang diproses lebih lanjut, maka psikologi kognitif juga sering disebut psikologi pemrosesan informasi (information process-sing psychol-ogy) (Glass dan Holyoak, 1986).

B. KAWASAN STUDI

Psikologi kognitif memiliki kawasan studi yang sangat luas, mulai dari proses-proses kognitif paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Kawasan studi psikologi kognitif meliputi: presepsi, pencatatan sensori, pengenalan pola dan perhatian; ingatan, imajeri, dan pembentukan konsep ; bahasa, dan perkembangn kognitif; penalaran, pemecahan masalah, dan kreativitas; pembuatan keputusan; inteligensi manusia, dan intelegasi buatan (artificial intel-ligence); hubungan antara emosi atau suasana hati (mood) dengan proses-proses kognitif manusia (Brennnan, 1991; Ellis dan Hunt, 1993; Solso, 1988).

Istilah-istilah atau topic-topik yang sering digunakan di dalam psikologi kognitif:


1. Presepsi (perception) adalah proses mendeteksi dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat-alat indera manusia, dengan melibatkan penggunaan pengetahuan yang telah disimpan di dalam ingatan.

2. Pengenalam pola (pattern recognition) adalah proses awal mengenai stimulus yang tersusun secara kompleks yang diterima melalui sistem alat-alat indera manusia, misalnya penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan.

3. Perhatian (attention) adalah pemusatan pikiran terhadap suatu objek atau tugas dan pada saat yang sama mengabaikan objek atau tugas yang lain. Secara umum perhatian dapat dibedakan menjadi dua: perhatian terbagi dan perhatian selektif.

4. Ingatan (memory) adalah penyimpanan pengetahuan di dalam sistem pikiran manusia, yang berlangsung mulai dari beberapa detik sampai dengan sepanjang hidup, misalnya dalam hal mengingat nomor telefon. Menurut Ricard Atkinsondan Ricard Shiffin (dalam Maltin, 1998) Ingatan terbagi menjadi tiga, yaitu memori sensoris (sensory memory) ingatan jangka pendek (short-term memory-STM) dan ingatan jangka panjang (long-term memory –LTM). 

Ingatan sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera. Ingatan jangka pendek adalah penyimpanan informasi di dalam ingatan untuk jangka waktu beberapa detik sampai satu menit, hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan dan akan tetap tersimpan selama kita masih memikirkannya. Dalam memori jangka pendek, hanya dapat menyimpan lima sampai Sembilan informasi. 

Sementara, ingatan jangka panjang adalah penyimpanan informasi di dalam ingatan untuk jangka lebih dari satu menit sampai sepanjang hayat dan tidak terbatas. Ingatan jangka panjang ini berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah tersimpan, tetapi saat ini tidak sedang difikirkan.

5. Imajeri (imagery) adalah proses membayangkan kembali di dalam pikiran mengenai objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang pernah dipersepsi. Misalnya, seseorang dapat membayangkan kembali dari ingatannya mengenai wajah seoranag teman baiknya.

6. Bahasa (language) adalah kata-kata yang ditulis atau diucapkan melalui lisan. Untuk bahasa tertulis misalnya tulisan-tulisan pada buku, sedangkan kata-kata lisan misalnya kata-kata yang diucapkan seseorang saat sedang berpidato.

7. Penalaran (reasoning) adalah sistem penarikan kesimpulan menurut aturan-aturan logika. Sistem penarikan kesimpulan yang bemula dari hal-hal khusus ke umum disebut penalaran induktif, sedangkan system penarikan kesimpulan yang bemula dari umum ke khusus disebut penalaran deduktif.

8. Pembuatan keputusan (decision making) adalah suatu proses ketika seseorang sedang memilih di antara dua alternative atau lebih, menaksir frekuensi suatu kejadian atau memprediksi situasi di depan berdasarkan informasi yang terbatas.

9. Pemecahan masalah (problem solving) adalah proses mencari dan menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah atau kesulitan.

10. Pembentukan konsep (concept formation or learning) adalah penggunaan aturan-aturan tertentu untuk mengkategorikan objek-objek yang memiliki kemiripan di dalam struktur atau fungsinya. Misalnya pengkategorian buah-buahan yakni terdiri dari: apel,durian,semangka.

11. Perkembangan kognitif (cognitive development) adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa, mulai dari proses-proses berpikir secara konkret atau melibatkan konsep-konsep konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep yang abstrak dan logis.

13. Inteligensi manusia (human intelligence) adalah kemampuan memahami bahasa secara umum, mengikuti instruksi, mengubah dekskripsi verbal ke dalam tindakan-tindakan nyata dan berperilaku menurut aturan-aturannnn budaya.

13. Emosi dan proses-proses kognitif (emotion and cognitive processes) adalah suatu topik yang memepelajari peran-peran atau pengaruh-pengarauh emosi dan suasana hati (mood) terhadap efektivitas pikiran manusia ketika memproses informasi atau mengerjakan tugas-tugas kognitif yang lain.

C. MASA ANAK USIA DINI (3-6 TAHUN)

1. Pengertian

Masa anak yang berumur 3-6 tahun masuk dalam masa praoperasional artinya masa dimana anak memulai kemampuannya dalam belajar. Dalam umur 3-6 tahun anak usia dini mengalami 3 perubahan masa yakni:

a. Usia 3-4 tahun anak mengalami masa pancaroba

b. Usia 4-5 tahun anak mengalami masa pemain

c. Usia 6 tahun memasuki masa anak-anak

Masa anak usia dini atau sering disebut dengan masa anak-anak ini, merupakan masa matang bagi anak untuk belajar maupun masa matang untuk bersekolah. Disebut masa anak untuk belajar karena anak itu sendiri tidak mau lagi dianggap atau diperlakukan sebagai kanak-kanak atau anak kecil. Disebut masa matang untuk bersekolah, karena mereka sudah menginginkan kecakapan-kecakapan baru yang dapat diberikan oleh sekolah.

Anak usia tiga, empat, dan lima tahun penuh energi, antusiasme dan rasa ingin tahu. Mereka tampaknya selalu bergerak terutama ketika mereka sedang asyik melakukan sesuatu yang menarik perhatian mereka pada saat itu. Selama tahun-tahun ini, ketrampilan motorik mereka semakin sempurna. Kreativitas dan imajinasi muncul dalam segala hal, dari drama, karya seni sampai bercerita. Kosakata dan ketrampilan intelektual berkembang secara pesat, memungkinkan anak untuk mengekspresikan gagasannya, memecahkan masalah, dan membuat rencana. Anak-anak prasekolah sangat percaya pada pendapat mereka sendiri. Sementara itu, tumbuh perasaan kebutuhan akan orang lain dan mulai ada pengendalian terhadap perilaku sendiri (Denham, et al., 2003). Mereka berjuang agar bisa mandiri, tetapi butuh diyakinkan bahwa orang dewasa selalu ada untuk memberi bantuan, menenangkan, atau untuk menyelematkan ketika diperlukan.

Umumnya perkembangan anak pada umur tiga tahun pertama dikatakan masa sulit atau menyulitkan. Karena bagi orang tua yang tidak mengetahui perkembangan anaknya, memang merupakan hal yang benar-benar menyulitkan, karena sifatnya yang sama sekali lain dari yang lain. Anak yang setiap hari nya selalu menurut dan patuh terhadap orang tua, kini pada umur 3 tahun sama sekali berubah jadi pembantah, penentang, tidak menurut, dekil, keras kepala. Sebenarnya keadaan semacam itu adalah biasa saja. Bukan sesuatu yang perlu dirisaukan, bukan keadaan aneh ataupun dianggap abnormal. Hal itu merupakan perkembangan yang normal yang akan mengantarkan anak untuk menemukan dirinya. Dan dari hal itu dia mulai menyadari bahwa ia pun seperti orang lain yang mempunyai kebebasan berkehendak, kebebasan melakukan apa yang diinginkan. Sejak saa itu si anak mulai menyadari bahwa dia mulai memiliki pribadi yang harus dapat berdiri sendiri, tidak harus tunduk kepada orang lain, dan tidak harus kepada orang lain. Misalnya ketika ibu berbicara kepada si anak, bahwa dia melarang untuk bermain di air. Tetapi dengan rasa ingin tahu nya sang anak malah melakukan apa yang dilarang oleh ibunya. Rasa penasaran itu mengakibattkaan anak mempunyai kebebasan untuk melakukan suatu hal walaupun anak tersebut tidak tau apa konsekuensinya ketika dia bermain di dalam air.

Kalau biasanya ibu anak mengatakan bahwa : “ini ibu budi, ini bapak budi”. Tetapi semenjak anak mulai berusia 3 tahun maka pernyataan yang seperti itu dikataknn kembali dengan pernyataan yang berbeda seperti ini, “ini ibu dan bapak saya, mereka tinggal dirumah besar”. Sehingga jelaslah bahwa pada saat anak itu nulai menyadari dirinya, mulai menemukan dirinya.

Adapun masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa anak disebut dengan masa trotz.Dimana masa itu hanya berlangsung sekitar satu tahun. Tetapi bila keliru dalam melayaninya maka akan berkepanjangan, sehingga anak benar-benar tumbuh menjadi anak yang susah dikendalikan. Tentu saja dalam keadaan seperti itu akan merugikan anak. Untuk mengatasi hal tersebut sebagai seorang tua harus mengenal beberapa ciri-ciri sifat anak trotz. Adapun sifat-sifat anak trotz yakni:

- gocentris, artinya segala sesuatu ingin dipusatkan kepadanya demi kepentingannya. Ia menutut agar seluruh lingkungan nya berada di bawah kekuasaannya.

- Selalu menentang, membantah, segala permintaan, arahan larangan, amjuran, keharusan dan lain sebagainya, yang datang dari siapa pun.

- Ia selalu berusaha menarik perhatian semua orang disekirnya harus memperhatikannya.

- Dia selalu meminta untuk dihargai, dipuji dan tidak mau dicela, dipersalahkan atau dianggap tidak mampu.

- Ia selalu mununtut adanya kebebasan.

- Keberaniannya mulai bertambah dan rasa takutnya sedikit demi sedikit mulai berkembang.

Dari sifat-sifat anak trotz yang dipaparkan diatas, tentu nya sebagai orang tua harus mampu membatasi diri. Tidak banyak memerintah, melarang, menyuruh dengan rasa kasar. Kalaupun sang anak melakukan hal seperti itu maka orang tua harus membujuknya dengan rasa atau pun kata-kata yang enak, senda gurau, tidak formal dan tidak tegang ataupun bernada keras. Seiap tindakan keras akan dilawannya dengan apa yang ada pada dirinya. Paksaan akan dijawab dengan tantangan. Sebaliknya ketika orang tua menanggapi perlakuan anak dengan cara bujuk, sanjung dan anjuran, yang santai akan lebih berhasil.

2. Ciri-Ciri Anak Usia Dini Umur 3-6 Tahun Dalam Perkembangan Kognitif

Masa Usia anak dini tiga, empat sampai enam tahun memiliki perkembangan kognitif yang berada pada tingkat berfikir yang konkret. Artinya pikirannya masih erat hubungan nya dengan benda atau keadaan-keadaan nyata. Penguasaan ilmu dan pengetahuan pada anak usia 3-6 tahun perkembangannya berbeda. Rasa ingin tahu merupakan kondisi emosional yang baik dari anak. Ada dorongan pada anak untuk megeksplorasi dan belajar hal-hal yang baru. Yang perlu ditekankan bahwa rasa ingin tahu tersebut terkendali. Usia anak tiga tahun, anak mulai banyak bertanya dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 6 tahun. Untuk itu, usia 3-6 tahun disebut pula sebagai Questioning Age.

a. Ciri perkembangan kognitif pada anak usia tiga tahun

1. Dalam perkembangannya anak akan mendengarkan dengan penuh perhatian pada cerita yang sesuai dengan umur nya.

2. Anak akan berkomentar mengenai cerita yang dibacakan untuknya, terutama menegenai rumah dan kejadian yang terjadi dalam keluarga.

3. Menyukai cerita (dengan tek-teki), tebakan, dan ketegangan

4. Berusaha

5. Menyebutkan segitiga, lingkaran, kotak, dapat menunjuk pada bentuk yang diminta.

6. Menegelompokkan Benda-benda secara logis berdasarkan kategori, warna bentuk, atau ukurannya sebagai dasar pengelompokan: semua manik merah disatu tumpukan, manik hijau ditumpukkan yang lain (Deak, et al.,2002)

b. Ciri perkembangan kognitif pada anak usia empat tahun

1. Menumpuk paling sedikit lima kubus ynag ukurannya bertahap dariyang terbesar sampai terkecil, membangun pyramid dengan enam balok.

2. Mengetahui perbedaan dua kata yang pengucapannya mirip: kaki-daki, tembok-gembok

3. Pada ahir tahun ini bias meneybutkan delapan belas sampai dua puluh huruf besar; beberapa anak yang mencetakbeberapanama atau menulis namanya sendiri; bias mengenali beberapa kata-kata yag diceak (terutama kata-kata yang mempunyai arti khusus untukanak).

4. Beberapa anak mulai membaca buku sederhana, seperti buku huruf dengan beberapakata per halaman dan banyak gambar (Goodall, 1984).

5. Menyukai dan memeilih cerita mengenai cara sesuatu tumbuh dan beroperasi (mesin).

6. Senang mempermainkan kata, menciptakan bahasa yang terdengar lucu .

7. Mengerti konsep “paling tinggi”, “terbesar”, “sama”, dan “lebih”; memilih gambar terdapat banyak “paling banyak rumahnya”, atau “anjing yang paling besar”.

8. Hafal di luar kepala hitungan sampai 20 atau lebih.

9. Memahami urutan kejadian sehari-hari: “setelah bangun di pagi hari, kami berpakaian, makan pagi, menggosok gigi, dan pergi ke sekolah.”

c. Ciri perkembangan kognitif pada anak usia lima tahun

1. Mengelompokkan bermacam-macam benda sehingga semua benda dalam suatu kelompok mempunyai satu persamaan (keterampilan mengelompokkan: semua makanan atau kapal atau binatang) (Deak, ray dan pick, 2002)

2. Berhitung dengan mengeluarkan suara sampai kedua puluh atau lebih: banyak anak berhitung sampai seratus ( Mix, huttenlocker & Levine, 1996)

3. Mengetahui kegunaan kalender

4. Mengenali dan bisa menyebutkan satuan uang, mulai dari menghitung uang dan menabung

d. Ciri perkembangan kognitif pada anak usia enam tahun

Bagi banyak anak, periode ini menandai permulaan sekolah formal yang berorientasi pada mata pelajaran. Dan perlu dicatat bahwa kegiatan akademis formal paa tahap ini dianggap tidak sesuai dengan tahap perkembangan oleh berbagai pendidik anak usia dini (Hyson, 2003, NAEYC, 2002: Nel, 2000). Walaupun terjadi kekacauan dan masa percobaan (juga bagi orang dewasa), sebagian besar ank usia enam tahun, mengalami banyak sekali waktu-waktu yang menyenangkan, ynag ditandai oleh rasa keingin tahuan, rasa keinginan untuk belajar, humor dan kasih sayang yang berlimpah serta niat baik.

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Agus, M.Pd.2012.Pendidikan Karakter Usia Dini: Strategi Membangun Karakter di Usia Emas.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Hawadi, Reni Akbar. 2006. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Kartono, Kartini. 1986. Psikhologi Anak. Bandung: Alumni.

Soejanto, Prof. Drs. Agoes. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Suharman, Prof. Dr. MS. 2005. Psikologi Kognitif. Surbaya: Srikandi.

Marotz, Lynn R.2010. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun