Mohon tunggu...
Vivi Vetrianti M
Vivi Vetrianti M Mohon Tunggu... Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Hey kompasianer! Aku mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sedang dalam misi. Di Kompasiana jadi tempat aku untuk mengasah ide, menguji angle tulisan, dan yang terpenting mencari feedback dari pembaca. Yuk saling belajar!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setelah Kereta Berhenti - Kota Cahaya, Lumire

12 Oktober 2025   04:44 Diperbarui: 12 Oktober 2025   04:53 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jalur menuju Lumire tidak hanya satu, Nak. Itu Kereta Ekspres, bukan satu-satunya takdir. Ada juga jalur ini. Gelap, tidak ada jadwal pasti, tapi mengarah ke Bukit Bintang. Dari sana, kau masih bisa melihat Lumire, tapi dengan caramu sendiri."

Melody menatap tiket Kereta Ekspresnya yang kini terasa berat dan tak berarti. Ia sadar, ketidakpastian (Kereta mogok) adalah satu-satunya hal yang nyata. Ia bisa menunggu, panik, dan terus membandingkan diri. Atau, ia bisa memilih rute baru.

Ia tersenyum tipis. Untuk pertama kalinya, ia tidak tahu ke mana arah tujuannya, dan anehnya, itu terasa melegakan. Dengan tekad dan keyakinan nya, Melody merobek Tiket Kereta Ekspres, meninggalkan bangku terminal, dan mulai mendaki jalur kecil yang gelap, menuju cahaya kecil yang ia yakini akan menyala.

Di Bukit Bintang, ia menyadari bahwa cahaya paling terang adalah cahaya yang ia ciptakan sendiri, bukan pantulan cahaya dari Kota Cahaya (Lumire). Ia tetap bisa melihat Kota Cahaya, tapi dari sudut pandang yang berbeda, tanpa tekanan harus berada di dalamnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun