Mohon tunggu...
vivi trian rimba
vivi trian rimba Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hidup adalah perjalanan mencari makna dan tulisan adalah jejak-jejaknya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Sebagai Teladan, Bukan Sekadar Pengajar: Kunci Pendidikan Karakter

3 Juni 2025   21:20 Diperbarui: 3 Juni 2025   21:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan (Plato (429-346 SM)). Menurut Plato, pendidikan harus berfokus pada pembentukan karakter yang baik dan pengembangan kebajikan moral. 

Dalam era modern yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan informasi yang sangat cepat, tantangan di bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada aspek kognitif. Di tengah derasnya aliran informasi, persaingan global, serta perubahan sosial budaya, terdapat kebutuhan mendesak untuk pendidikan yang dapat membentuk manusia secara menyeluruh. Pendidikan karakter menjadi faktor penting dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki moral dan integritas yang tinggi.Di zaman sekarang ini, banyak masyarakat beranggapan tentang karakter pada anak sekarang jauh berbeda dengan karakter pada anak zaman dahulu. 

Pendidikan karakter adalah suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika pada siswa. Karakter mencakup serangkaian sikap, kebiasaan, nilai, serta tindakan yang mencerminkan kepribadian individu. Dalam ranah pendidikan, karakter tidak hanya dipandang sebagai materi pelengkap, tetapi juga sebagai bagian penting dari proses pengajaran. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kepedulian, dan rasa hormat harus menjadi bagian dari kehidupan sekolah sehari-hari. Pendidikan karakter bertujuan membentuk individu yang tidak hanya unggul dalam aspek akademis, tetapi juga mampu hidup harmonis dalam masyarakat, menghargai perbedaan, serta berkontribusi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di bangku sekolah dasar inilah guru memang harus berusaha menumbuhkan jiwa berkarakter pada siswa. Ini adalah upaya yang penting untuk membentuk karakter siswa sejak dini, sehingga mereka dapat menjadi individu yang baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Usia bangku sekolah dasar merupakan masa kritis dalam pembentukan karakter, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin adalah suatu kunci utama dalam membangun bangsa. Namun, faktanya sikap sebagian besar anak zaman sekarang ini lebih susah diatur, tidak sopan.  Banyak sekali contoh kasus perihal tersebut seperti contoh yaitu budaya merokok. Merokok sudah menjadi hal yang biasa dan dianggap merasa paling keren oleh anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar,  kebiasaan tersebut sudah menjadi budaya di Indonesia di era saat ini. 

Tantangan Pendidikan Karakter di Era Modern

1. Krisis Keteladanan

Pendidik dan orang tua seharusnya menjadi contoh utama dalam membangun karakter. Namun, terdapat banyak kasus di mana sosok-sosok berwenang malah menunjukkan sikap yang tidak mencerminkan prinsip-prinsip baik. Contoh yang kurang baik ini membuat siswa bingung dalam memahami dan meniru nilai-nilai karakter.

2. Pengaruh Media Sosial

Generasi muda sekarang ini sangat dipengaruhi oleh media sosial. Informasi dan budaya dari luar masuk tanpa pengawasan yang baik. Tanpa memiliki karakter yang kokoh, para pelajar akan dengan mudah terjerat oleh gaya hidup cepat saji, budaya kekerasan, serta nilai-nilai individualisme.

3. Kurikulum yang Padat

Beban kurikulum yang sangat besar mengurangi kesempatan untuk pendidikan karakter. Para guru lebih memprioritaskan pencapaian tujuan akademis daripada proses pengembangan karakter.

Strategi Penguatan Pendidikan Karakter

1. Penyatuan Nilai Karakter dalam Kurikulum

Pendidikan karakter seharusnya bukan dijadikan sebagai pelajaran terpisah, melainkan harus dikombinasikan dalam setiap pelajaran dan aktivitas di sekolah. 

2. Pendidikan dan Penguatan Peran Guru

Para guru perlu mendapatkan pelatihan yang cukup untuk bisa menjadi panutan dan penggaya dalam membentuk karakter siswa. Pengembangan moral, kemampuan berkomunikasi, dan pengendalian emosi harus termasuk dalam program peningkatan profesionalisme guru.

3. Partisipasi Orang Tua dan Komunitas

Pendidikan karakter bukan hanya menjadi kewajiban sekolah, tetapi juga melibatkan keluarga dan masyarakat. Kerja sama antara sekolah dan orang tua harus diperkuat melalui komunikasi yang lebih aktif, kegiatan bersama, dan penguatan nilai-nilai secara rutin.

4. Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Mendukung

Lingkungan sekolah perlu mendukung dalam proses perkembangan karakter. Budaya saling menghormati, bekerja sama, serta mengapresiasi pencapaian dan perilaku baik harus diciptakan melalui kebijakan dan aktivitas di sekolah.

5. Penggunaan Teknologi dengan Bijak

Teknologi tidak dapat dihindari, namun bisa diarahkan dengan baik. Memanfaatkan media digital untuk menyebarkan nilai-nilai positif, video pembelajaran yang mengutamakan karakter, serta platform interaktif yang mendorong empati dan kerja sama dapat menjadi strategi yang efektif. 

Karakter adalah dasar yang utama. Tanpa dasar yang kuat, bangunan apapun akan menjadi rentan. Pendidikan karakter harus menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan di negara ini. Kecerdasan tanpa karakter hanya akan menghasilkan orang-orang yang pintar namun kehilangan arah. Untuk menciptakan bangsa yang terhormat, kita perlu generasi yang berlandaskan nilai-nilai mulia, memiliki integritas, dan berkomitmen untuk kebaikan bersama.

Penguatan pendidikan karakter memerlukan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat: pemerintah, pendidik, keluarga, dan komunitas. Hanya dengan usaha bersama dan konsisten, kita dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang diwariskan oleh para pendiri bangsa untuk mencerdaskan masyarakat dan membentuk manusia Indonesia secara utuh.

Guru dapat mengatasi permasalah pendidikan karakter di sekolah, bisa melalui pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara yang berisi Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang artinya di depan memberikan contoh, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun