Mohon tunggu...
Vitto Prasetyo
Vitto Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Laki-laki

pegiat sastra dan peminat budaya, tinggal di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyusuri Jalan Panjang

22 Januari 2021   23:14 Diperbarui: 22 Januari 2021   23:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: orang-orang terhempas

kelokan jalan, serupa gelisah 

di paras sinar hangatkan peluh 

mengalir deras, membasahi tubuh 

hingga nafas di dada memburu gegap 

seribu langkah kaki terseret 

memanggul beban berjuta barel 

lorong dan jalan seperti tanpa ujung 

usapkan tangis, menanti tangan tuntaskan makna 

anak di rumah hanya menatap langit-langit kamar 

mungkin Tuhan memberi jawaban 

ayahku, mengais perjalanan siang 

demi perut anaknya, yang belum terisi 

di sisa malam terlewati, munajat doa 

bagai kidung ilalang di padang tandus 

masih adakah penantian hidup lebih berarti 

selain terus menyusuri jalan panjang 

puisiku seperti gitar usang, memainkan syair 

orang-orang pinggiran tak mampu lagi mengucapkan morfem cinta 

selain majas perjuangan, jalan tak pernah berujung 

Malang, 22 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun