Menggunakan meja dan kursi makan dari kayu, cangkir dari tanah liat, dan penerangan yang menggunakan cahaya lilin. Uniknya juga, di sini tidak disediakan sendok dan garpu, silakan menyeruput sup langsung dari mangkoknya.
Untuk melengkapi nuansa abad pertengahan ini, Tallinn juga mengadakan festival abad pertengahan setiap tahunnya. Pada sekitar pertengahan bulan Juli, Tallinn berubah menjadi kota abad pertengahan, ada permainan dari abad pertengahan, ada turnamen ksatria.Â
Berbagai workshop kegiatan yang umumnya dilakukan pada saat abad pertengahan, juga dapat dicoba pada festival ini, seperti felting atau memahat. Pasar dengan suasana abad pertengahan yang menjual berbagai pernak-pernik tema abad pertengahan, juga dibuat di alun-alun kota.
Kembali ke topik tentang perusahaan startup di Tallinn, kita tahu bila perusahaan startup adalah perusahaan yang baru mulai dan umumnya banyak yang berkecimpung di dunia inovasi teknologi.Â
Mereka biasanya bisa memulai pekerjaannya dari mana saja selama memiliki akses internet. Karenanya banyak diantara mereka yang memilih menjadi digital nomad.Â
Tallinn menjadi salah satu kota pilihan para digital nomad karena memiliki jaringan infrastruktur yang lengkap dan biaya hidup yang relatif juga tidak terlalu tinggi.Â
Nilai ini masih ditambah dengan suasana kota abad pertengahan yang membuat orang bisa bekerja namun juga sembari tetap menikmati tempat tinggalnya, hal yang biasanya dicari-cari para digital nomad tersebut.
Berada di Tallinn serasa berada di negeri dongeng. Layaknya negeri dongeng, selalu penuh dengan kisah menarik, penuh dengan impian, penuh dengan segala kemungkinan, apapun bisa terjadi, dan (umumnya) memiliki akhir yang bahagia.
Hal ini selaras dengan para pendiri startup yang juga memiliki impian dan tentunya ingin impiannya terwujud.Â