Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ingin Langsing? Coba Deh Cara Makan Orang Vietnam

25 September 2020   12:02 Diperbarui: 25 September 2020   13:54 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fresh Spring Roll (KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN)

Vietnam termasuk salah satu negara terkurus di dunia. Berdasarkan data dari The Daily Meal, Vietnam menduduki peringkat ke-4 dan berdasarkan data dari World Atlas, Vietnam menduduki peringkat ke-8 dengan BMI 21.6 kg/m2. 

BMI (Body Mass Index) adalah angka yang menjadi penilaian standar untuk menentukan apakah berat badan seseorang tergolong normal, kurang, berlebih, atau obesitas. Angka ini ditentukan dari perhitungan tinggi dan berat badan. Sebagai patokan BMI normal adalah 18.5 -- 24.9. Dibawah 18.5 dikategorikan kurang, antara 24.9 -- 29.9 dikategorikan kelebihan berat badan, dan di atas 30 dikategorikan obesitas.

Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi berat badan, tak bisa dipungkiri makanan adalah salah satu faktor utama. Makanan Vietnam sering dinobatkan sebagai salah satu makanan tersehat di dunia. 

Salah satu alasannya adalah karena makanan Vietnam seimbang. Mengandung semua jenis nutrisi yang diperlukan, rendah lemak dan juga kaya akan vitamin dan mineral. Sehatnya makanan Vietnam, berkaitan dengan pandangan orang Vietnam tentang makanan.

Sumber: Vietnam Visa VOA
Sumber: Vietnam Visa VOA
Obama pun menikmati makan di salah satu restaurant kecil di Hanoi. Meja yang dipakai sampai diberi etalase khusus Sumber: Dailymail.jpg
Obama pun menikmati makan di salah satu restaurant kecil di Hanoi. Meja yang dipakai sampai diberi etalase khusus Sumber: Dailymail.jpg
Filosofi Makanan
Makanan bagi orang Vietnam tak sekadar untuk mengenyangkan. Mereka bahkan memiliki filosofi makanan. Layaknya alam yang memiliki lima elemen, makanan pun demikian. Dimana rasa pedas diasosiasikan dengan elemen logam, rasa asam dengan elemen kayu, rasa pahit dengan elemen api, rasa asin dengan elemen air dan rasa manis diasosiasikan dengan elemen bumi. 

Tak hanya rasa, dalam memasak, mereka juga berusaha untuk memasukan lima warna, yaitu putih sebagai lambang elemen metal, hijau sebagai elemen kayu, merah sebagai elemen api, hitam sebagai elemen air dan kuning sebagai elemen bumi, ke dalam masakan mereka.

Makanan, seperti halnya elemen hidup yang lain, juga harus mengutamakan keseimbangan. Orang Vietnam menghargai konsep keseimbangan, juga dalam hal makanan mereka. Konsep "Yin" dan "Yang" diterapkan. Makanan yang bersifat Yin ("dingin") akan dipadu dengan makanan yang bersifat Yang ("panas"). Seperti makanan pedas yang dianggap sebagai makanan "panas", akan dipadukan dengan rasa asam, yang dianggap "dingin".

Makanan "dingin" seperti seafood biasanya dipadukan dengan bahan makanan yang "hangat" seperti jahe. Makanan tertentu disajikan sesuai dengan musim, seperti daging bebek yang dianggap "dingin", banyak dihidangkan saat musim panas dengan saus jahe yang "hangat". 

Sebaliknya daging ayam yang dianggap "hangat" dan daging babi yang dianggap "panas" biasanya dihidangkan pada saat musim dingin. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh kita.

Pemelihan Bahan Makanan
Dalam usahanya untuk menerapkan filosofi makanan tersebut, maka orang Vietnam dalam memilih makanan tidak sembarangan. Bahan makanan yang dipilih harus sesuai dengan prinsip tersebut. Mereka juga berusaha selalu menggunakan bahan makanan yang masih segar. 

Sayuran menjadi bahan makanan utama dibandingkan dengan daging. Vietnam adalah negara di Asia yang menggunakan sayur paling banyak dalam masakannya. Lihat saja bila kita memesan semangkok Pho, sop daging khas Vietnam, pasti akan disertai dengan sepiring penuh sayur, daun ketumbar dan daun mint. 

Orang Vietnam memang sangat menyukai tanaman herbal, terutama daun ketumbar dan daun mint. Kedua tanaman ini sudah terkenal akan khasiatnya dalam hal meningkatkan fungsi hati dan juga mengatasi gangguang pencernaan.

Berbeda dengan di banyak tempat yang menggunakannya dalam versi yang sudah dikeringkan, di Vietnam selalu menggunakan tanaman herbal yang masih segar, sehingga rasa dan manfaatnya pun optimal. 

Cara Memasak
Cara masak di Vietnam pun beragam. Layaknya makanan di negara Asia yang kebanyakan digoreng, makanan Vietnam pun juga tak luput dari gorengan.

Namun selain digoreng, banyak makanan Vietnam yang menggunakan teknik masak yang lain, seperti dikukus yang umumnya digunakan untuk seafood, direbus yang umumnya digunakan untuk masakan daging dengan tanaman herbal, ditumis, untuk sayur mayur dan dipanggang, bisa untuk daging maupun sayuran.

Cara Penyajian Makanan
Banyak makanan yang disajikan dengan mempertimbangkan kemudahan dalam menyantapnya. Berbeda dengan makanan Vietnam. Mereka malah membuat orang harus "berusaha" sebelum memakannya. Misalnya saja kebiasaan makanan menggunakan "wrap".

Salah satu contoh wrap Vietnam yang terkenal adalah Lettuce Beef Wraps, dimana orang harus membuat sendiri wrap mereka (mengambil daun selada, mengisinya dengan isian dan mencelupkan ke dalam saus) sebelum memakannya. 

Atau kebiasaan memasak ayam, ikan yang masih dengan tulangnya sehingga orang perlu memilah daging dari tulang sebelum menyantapnya. "Bekerja" sebelum bisa memakan ini akan membuat orang makan lebih lambat, hal yang baik bila ingin menjaga berat badan.

Sate yang dilengkapi dengan
Sate yang dilengkapi dengan
Cara Makan
Sering sekali bila selesai makan, kita merasa kekenyangan. Hal ini berhubungan dengan cara makan yang terlalu cepat. Otak kita memerlukan waktu untuk mengirimkan sinyal kenyang ke tubuh kita. 

Bila kita makan terlalu cepat, walaupun sebetulnya sudah kenyang, namun otak belum mendapatkan sinyal dan karenanya kita akan terus makan. Dengan makan lebih lambat, otak kita akan sempat menerima sinyal bahwa kita sudah kenyang dan kita akan berhenti makan. Dengan makan lebih lambat, kita bisa merasa kenyang dengan makan lebih sedikit dari biasanya.

Beberapa kebiasaan cara makan orang Vietnam, membuat mereka makan lebih lambat. Diantaranya, kebiasaan makan dengan sumpit. Makan dengan sumpit ternyata memiliki andil dalam mengurangi makan terlalu banyak. 

Makan dengan sumpit membuat makanan yang diambil lebih sedikit dibanding makan dengan sendok, dan ujung-ujungnya membuat kita makan lebih lambat. Kebiasaan lainnya adalah kebiasaan makan bersama keluarga, terutama saat makan malam. Makan bersama tentunya akan diselingi dengan obrolan. Ritme makan pun menjadi lebih lambat.

Bila boleh disimpulkan: pemilihan bahan makanan, padu padan makanan, penggunaan tanaman herbal, pemilihan cara memasak dan cara makan yang lebih lambat ternyata memiliki pengaruh pada berat badan. 

Orang Vietnam sudah menerapkannya dan hasilnya mereka masuk dalam daftar orang terkurus di dunia. Tak ada salahnya bila kita juga mencoba. Niscaya tubuh ramping dan sehat (tentunya) yang kita inginkan bersama, dapat tercapai. Semoga!

Semangkuk Pho daging sapi lengkap dengan sayur dan tanaman herbal. Sumber: Theblackpeppercorn.com
Semangkuk Pho daging sapi lengkap dengan sayur dan tanaman herbal. Sumber: Theblackpeppercorn.com
Catatan:
Bila ingin mencoba makanan Vietnam, Pho bisa menjadi pilihan. Pho adalah salah satu makanan terkenal di Vietnam, dan termasuk yang tersehat. Makanan ini adalah contoh makanan yang seimbang. Mengandung karbohidrat (kwetiaw), protein (daging sapi atau ayam) dan sedikit lemak. 

Penggunaan sayur berlimpah dan tanaman herbal, menyediakan vitamin, mineral dan serat. Penggunaan rempah, cabai dan jeruk nipis, menyediakan antioksidan. Tak lupa kuah berlimpah yang juga membantu membuat kenyang. Semangkok pho biasanya memiliki 300 -- 600 kalori. Jadi bila kebutuhan kalori setiap hari berkisar 2000 kalori, bolehlah tiga kali makan pho tanpa takut gemuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun