Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Turkish Delight, Bukti Cinta Berawal dari Perut

26 Juni 2020   12:28 Diperbarui: 27 Juni 2020   02:14 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Turkish Delight (Dokumentasi Pribadi)

Hal ini diperkuat dari data survei bahwa hampir 80 persen orang yang menyiapkan makanan, merasa yang mereka lakukan adalah bentuk nyata dari rasa cinta mereka.

Apa yang dilakukan Sultan tersebut, mengingatkan akan tradisi memberikan coklat pada saat Hari Valentine. Pemberian coklat dianggap sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang. 

Saya jadi merasa berpikir, untungnya coklat baru terkenal di Turki pada tahun 1900-an. Bayangkan bila pengaruh coklat, yang sebetulnya sudah diperkenalkan di benua Eropa oleh Christopher Colombus sejak tahun 1502, ada di Turki sejak awal, mungkin sang Sultan akan menggunakan coklat, dan Turkish Delight tidak pernah tercipta. Kita tidak bisa menikmati lezatnya Turkish Delight pastinya.

Pemanfaatan kekuatan makanan tak hanya dalam hal-hal yang romantis saja, tetapi juga digunakan sebagai diplomasi antarnegara. Bahkan dikenal istilah diplomasi kuliner atau gastro-diplomasi. 

Beberapa negara yang terkenal melakukan ini di antaranya adalah Thailand dan Taiwan, yang rajin memperkenalkan kulinernya ke manca negara. Melalui makanan, orang jadi mengenal suatu tempat/negara. 

Pengenalan ini bisa berkembang ke hal lain, seperti mengenal budaya, kebiasaan dan nilai-nilai yang beragam. Dimulai dari mengenal, kemudian dilanjutkan menjadi mengerti lebih dalam. Bila sudah saling mengerti, tentunya keharmonisan hubungan dapat dengan mudah dibina.

Makanan tak hanya sekadar hal yang lezat, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk menjembatani baik antar individu maupun antar negara. Mengutip pernyataan dari Hillary Clinton, makanan merupakan salah satu alat diplomatik tertua.

Turkish Delight, cemilan kerajaan yang lezat ini paling pas dinikmati dengan secangkir kopi Turki. Selamat menikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun