Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hei Perut

9 Mei 2024   09:12 Diperbarui: 9 Mei 2024   09:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hei Perut

Hei, perut
Jangan lagi berteriak lapar malam ini....
Biarkan buncitmu bertahan malam ini...

Jangan lagi ganggu eyang buat masak nasi rames malam ini....

Biarkan eyang bobo di kasur empuknya...

Kasihan eyang, renta terlunta-lunta di kota yang kaya raya ini....

Sabar ya.....Ramesti mangan malam ini, perut tunggu saja esok hari pasti tersaji menu komplit di meja makan sebuah Istana...

Hei, perut
Tengok tuh sisa sampah organik yang tidak termakan oleh si tajir yang bertubuh tambun itu, pungutlah dari dapurnya, pilihlah yang layak buat kita masak, biar tetap bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi esok hari atau buat bekal makan gratis sekolah si bungsu....

Meskipun limbah sampah organik, namun olahan eksportnya mampu mengganjal perut pribumi yang kelaparan....

Iya benar, kata perut, sembari mengelus perut buncitnya, aku kenyang makan angin, sudah tidak kelaparan lagi...hmmm...

Sekarang tidurlah....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun