Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bila ke Islandia, Jangan Hanya 3 Hari 2 Malam

1 November 2019   08:09 Diperbarui: 4 November 2019   02:25 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan putih kota Reykvajik (dokpri)
Pemandangan putih kota Reykvajik (dokpri)
Karena tidak ada yang dapat dilakukan, kami pun memutuskan untuk berjalan keliling Reykvajik. Begitu kami membuka pintu guest house, kami disajikan pemandangan hamparan putihnya salju. Di beberapa titik, kedalaman salju mencapai setengah betis. Terlihat kendaraan pembersih salju bekerja membersihkan jalanan.

Pusat kota Reykvajik tidak terlalu besar. Dapat dengan mudah dijelajah dengan berjalan kaki. Ada beberapa bangunan yang menarik untuk dikunjungi.

Salah satunya adalah Gereja Hallgrmskirkja, yang dibangun pada tahun 1937. Gereja ini memiliki design modern yang unik, dan karenanya menjadi salah satu landmark Reykvajik. Dengan ketinggian bangunan mencapai 73 meter, gereja ini terlihat sangat besar dari luar. 

Kami berjalan menikmati Reykjavik yang putih tertutup salju. Salju membuat Reykjavik terlihat sangat indah. Kami menikmati sekali berjalan santai mengelilingi pusat kota, dengan berkali-kali berhenti untuk mengambil foto, karena sepertinya setiap sudut kota menawarkan pemandangan yang sayang bila tak diabadikan. Dan juga berhenti berkali-kali untuk menikmati secangkir minuman hangat, yang menjadi kebutuhan agar dapat bertahan di cuaca yang dingin.

Interior Harpa (dokpri)
Interior Harpa (dokpri)
Selain gereja, salah satu bangunan yang juga menarik untuk dikunjungi adalah Harpa. Harpa adalah sebuah gedung konser, dengan ciri khas keindahan kaca pada faade bangunan. Pada malam hari, faade bangunan akan disinari dengan permainan cahaya yang berwarna-warni.

Di dalam gedung ini, terdapat beberapa caf, restaurant, toko dan juga operator tur. Dari hasil mengobrol dengan operator tur, kami memutuskan untuk mencoba whale watching, salah satu aktivitas yang masih bisa berjalan karena lokasinya di laut (tidak terhambat salju). Tiket dapat dibeli langsung di kapal.

Di dalam kapal disediakan baju hangat dan obat anti mabuk laut. Sayangnya, pada saat itu kami  tidak dapat melihat ikan paus satu ekor pun. Oleh operator tur, kami diberikan tiket gratis untuk melihat aurora borealis sebagai pengganti karena tidak dapat melihat ikan paus.

Berdasarkan perkiraan, ada kemungkinan malam ini terlihat aurora borealis. Sehingga tur ini dijalankan oleh operator tur. Bila berdasarkan perkiraan tidak ada tanda-tanda aktivitas aurora borealis, maka operator tur tidak akan menjalankan tur. Pukul 9 malam, kami kembali naik kapal sambil berharap dapat melihat aurora borealis.

Sepanjang perjalanan, sang pemandu memberikan informasi tentang aurora borealis dan berbagai tips untuk membuat foto yang bagus. Namun sayangnya, malam ini kami belum diberi kesempatan untuk menyaksikan fenomena alam yang luar biasa itu.  

Perjalanan kami ke Islandia, berbeda dengan perjalanan kami ke tempat lainnya. Banyak yang tidak sesuai dengan rencana. Namun, dengan perjalanan ke Islandia ini, banyak pelajaran berharga yang dapat kami petik. 

Berbeda dengan objek wisata yang akan selalu ada, fenomena alam adalah suatu hal yang tidak dapat 100 persen dipastikan. Kita hanya bisa memprediksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun