Mohon tunggu...
Visca
Visca Mohon Tunggu... Penulis - Lulusan arsitektur Universitas Indonesia, yang walaupun sudah tak berprofesi arsitek, tetap selalu suka menikmati segala bentuk arsitektur. Pernah tinggal di Maroko, Belanda, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Traveler. Baker. Crafter.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Makan ala Padang di Myanmar

20 September 2019   10:58 Diperbarui: 20 September 2019   19:32 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagoda di Bagan. Sumber: Dokpri

Bila di rumah makan Padang, piring-piring dibawa sekaligus dengan ditumpuk-tumpuk, di Myanmar pengantaran makanannya belum "secanggih" itu. Masih menggunakan cara "normal", yang menggunakan nampan. 

Kemiripan lainnya adalah pada cara makannya. Cara makannya mengingatkan akan makan di rumah makan Padang. Pakai tangan. Bukan pakai sendok garpu, walaupun kita juga bisa meminta bila ingin menggunakannya. Bedanya, bila di rumah makan Padang disediakan mangkok air untuk cuci tangan, di Myanmar, orang akan mencuci tangan di wastafel yang disediakan restoran.

Karena umumnya makan siang ala Myanmar terdiri atas berbagai macam makanan, di mana pastinya akan ada nasi atau mie, sebagai makanan utama, disertai dengan kari ikan atau daging, juga tak lupa sup sayur dan salad serta pelengkap seperti ngapi atau asinan buah-buahan, maka bisa dibayangkan akan ada banyak piring-piring kecil di meja makan. Sehingga bila melihat penampilan meja makan di restoran Myanmar, tak beda dengan meja makan rumah makan Padang.

Kemiripan ini masih ditambah lagi dengan adanya menu kari di setiap tempat makan Myanmar. Mengingatkan akan gulai bila di rumah makan padang.  

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
Walaupun secara penampilan dan penyajian, mengingatkan akan makanan Padang, namun dari segi rasa, berbeda. Penggunaan rempah dan juga adanya pengaruh dari kuliner Thailand dan Cina, membuat cita rasa makanan Myanmar seperti sudah "kenal" dan biasa, sehingga cocok dan rasanya nikmat bagi saya. 

Ada beberapa jenis makanan yang khas Myanmar dan rasanya sayang kalau sampai tidak sempat mencobanya.

Pertama adalah Mohinga. Rasanya tak mungkin membahas makanan Myanmar bila tidak mengikutkannya. Disebut sebagai makanan nasional Myanmar. Makanan ini terdiri atas bihun (karena dibuat dari tepung beras) tapi bentuknya lebih seperti mie yang disajikan dalam sup ikan. Sup dibumbui dengan serai, jahe dan kecap ikan, dilengkapi dengan taburan bawang putih, daun bawang dan jeruk nipis. 

Mohinga adalah hidangan sarapan favorit. Walaupun demikian ia juga bisa dimakan setiap saat. Mengingatkan saya akan mie ayam. Yang juga bisa dimakan kapan saja, mulai untuk sarapan, sampai makan malam. 

Bahkan bisa jadi "cemilan". Mohinga bisa dijumpai di mana saja, mulai dari restoran sampai warung-warung pinggir jalan. Persis seperti mie ayam, yang bisa kita jumpai dari restoran sampai dengan mie ayam di gerobak.

Makanan khas berikutnya adalah Ngapi. Bila Mohinga mengingatkan akan mie ayam, Ngapi ini mengingatkan akan terasi. Terbuat dari ikan atau udang yang difermentasi. Seperti halnya terasi, Ngapi ini jenis makanan serba guna. Digunakan di berbagai masakan. Bisa digunakan dalam sop, salad, sebagai cocolan, juga sebagai bumbu yang dimasak bersama dengan bahan lainnya.

Sedemikian digunakannya Ngapi, sampai ada yang mendeskripsikan, bila Myanmar adalah aroma, maka aromanya adalah Ngapi. Harumnya (atau baunya, untuk sebagian orang) ikan dan udang yang difermentasi ini akan setia menemani kita bila berjalan kaki menyusuri jalan-jalan di Myanmar, karena hampir di setiap sudut kota, akan ada pedagang yang menjual Ngapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun