Mohon tunggu...
Virgiana Saskia
Virgiana Saskia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW, Salatiga Jawa Tengah

kepribadian : INFJ

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Counselor Self-Care: Mengurangi Stres dan Burnout Bagi Konselor

22 Februari 2024   18:17 Diperbarui: 27 Februari 2024   16:42 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Counselor Self-Care: Mengurangi Stres dan Burnout Bagi Konselor

Oleh : Virgiana Putri Saskia, Adhi Krisna Maria Agustin

Program studi BK, FKIP, UKSW Salatiga

Pada era sekarang, masyarakat mulai menyadari pentingnya konseling untuk mengatasi rasa burn-out, bimbang, kecemasan, gelisah, bahkan sekedar untuk bercerita. Tak dipungkiri pada era modern ini orang-orang banyak yang kurang peka bahkan cenderung menutup diri dari orang lain dan asik pada dunia nya sendiri yang menyebabkan banyaknya orang yang terkena depresi dan stres bahkan di usia muda, dari perkembangan zaman yang sudah maju ini ternyata lingkungan belum tentu mendukung pada kegiatan atau hal yang positif. 

Namun bagaimana kita melihat dari sudut konselor? Apakah konselor juga mengalami burn-out bahkan stres? Artikel ini akan membahas mengenai pentingnya “Counsellor Self-Care” bagi para konselor maupun para calon konselor nantinya.

              Keberhasilan seorang konselor dalam menangani suatu kasus yang dihadapi oleh konseli merupakan hal yang sangat melegakan dan terkadang memberi kepuasan bagi seorang konselor, namun ternyata tidak selamanya konselor berhasil dalam menjalankan tugasnya atau dalam memberikan layanan  bagi klien dan hal tersebut dapat mengakibatkan stress bagi konselor. 


Banyak konselor yang mengalami kelelahan saat memberikan layanan baik secara fisik maupun secara emosional, terkadang emosi yang dibawa oleh klien bisa ter-transfer ke konselor seperti hal nya jika konselor merasakan teramat dalam perasaan sedih ataupun marah dari cerita klien, maka energi tersebut bisa transfer ke dalam mood konselor, maka bisa merasa terganggu. 

Jika konselor yang mengalami tekanan secara emosional secara terus menerus bisa menyebabkan stres sehingga merasakan energi yang terkuras habis atau kelelahan jika menangani masalah klien dalam kesehariannya. Stres dapat dialami konselor karena stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan manusia dan sudah menjadi bagian hidup yang terkadang tidak bisa dihindari. 

Konselor sangat mudah mengalami stress yang disebabkan dari beberapa faktor, misalnya saja peran individu dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, dll (Sandra & Ifdil, 2015).

              Secara tradisional, para konselor berasumsi bahwa masalah yang mereka hadapi akan teratasi dengan sendirinya, dan banyak yang berusaha menghindari sumber stres  yang mereka alami. Padahal jika dibiarkan  terus menerus mengakibatkan dampak negatif  yaitu terganggunya kesehatan fisik dan mental  konselor  (Dorociak, dkk, 2017). Terlalu sering, konselor  mengabaikan perawatan diri (Bradley, et al, 2013) dan mengandalkan pepatah, "Konselor menyembuhkan dirinya sendiri."

Perawatan diri  atau self-care secara luas didefinisikan sebagai perilaku atau pengalaman yang  meningkatkan atau mempertahankan kesejahteraan konselor, termasuk aktivitas seperti makan  makanan yang seimbang dan bergizi, berolahraga, cukup tidur, dan mencari dukungan dari profesional lain. 

Jadi, penting bagi konselor untuk mengetahui tentang perawatan diri  untuk membantu mereka mengelola stres. Menurut Stranks (2015), stres kerja merupakan keadaan psikologis yang dapat menyebabkan individu untuk berperilaku tidak sesuai dengan fungsinya yang menyebabkan seseorang dapat terganggu pekerjaannya. 

Menurut Norcross dan Guy (2207), seorang konselor memiliki tugas untuk memberikan layanan konseling dan bertanggung jawab, untuk menyejahterakan klien. Tapi sebelum memberikan layanan yang baik, seorang konselor harus memastikan bahwa dirinya (termasuk masalah psikologis) mereka dalam keadaan baik dan sehat sehingga dapat melakukan layanan konseling yang baik. 

Pentingnya perawatan diri (self care) bagi konselor dalam menghadapi stres bukanlah suatu kemewahan, tetapi merupakan keharusan klinis dan etis dalam profesi kesehatan mental sehingga penting untuk memahami efektivitas dari berbagai bentuk perawatan diri.

Dari masalah tersebut, maka konselor butuh perawatan diri/ self-care untuk menunjang kondisi emosional maupun fisik, agar nantinya dapat melaksanakan tugas atau layanan nya dalam memberikan konseling kepada klien. Menurut Layton & Collins,  perawatan diri memberikan beberapa manfaat bagi konselor:

a. Manfaat jasmani antara lain: Istirahat dan rileks, mengurangi ketidaknyamanan fisik, merevitalisasi tubuh, memulihkan tenaga, dan merasa lebih seimbang.

b. Manfaat mental antara lain: berkurangnya stres dan kecemasan, lebih rileks, menenangkan, kemampuan memusatkan perhatian pada diri sendiri, memahami diri sendiri, kejadian-kejadian hidup dan emosi, penyegaran mental dan keseimbangan  batin, melepas penat saat menganalisa pikiran, bersikap logis, kritis, menghakimi dan berorientasi pada tujuan, memperkuat kesadaran, memperoleh pengetahuan baru (misalnya melalui buku).

 c. Manfaat psikospiritual antara lain : Rasa ketenangan dan kedamaian batin, rasa percaya, rasa aman, kekuatan, perlindungan, kasih sayang, toleransi, rasa hormat, kerendahan hati, kebaikan, kesabaran, kesadaran diri, Wawasan, Perhatian, Penerimaan Diri/Orang Lain/Kehidupan , Afirmasi, Motivasi, Penyembuhan Emosional, Terbebas dari Rasa Malu dan Sakit, Keseimbangan dan Integrasi Pikiran dan Tubuh, Kegembiraan, Cinta, Kebebasan, Perasaan Sukacita, Pemahaman Hidup akan makna dan tujuan.

 d. Keterampilan yang dapat ditingkatkan antara lain: mengenali dengan lebih jelas batas-batas pribadi atau profesi, menjalani kehidupan yang lebih harmonis, dan lebih produktif dalam bekerja, mampu mengatasi tekanan dan tuntutan, merasa puas, mencintai diri sendiri, dan mencintai diri sendiri .Orang lain melihat sesuatu  secara berbeda, lebih jelas, dari sudut pandang baru. Anda dapat memecahkan masalah pribadi yang lebih kompleks, meningkatkan kreativitas, dan menjadi lebih aktif dan produktif dalam hidup.

              Perawatan diri dan kesehatan mental seorang konselor berkaitan erat. Jika konselor berhasil mengelola kondisinya melalui serangkaian upaya perawatan diri, maka kesejahteraan psikologisnya akan terlihat. Perawatan diri membantu konselor menjadi lebih relevan sebagai manusia dan bersikap profesional. Mengejar kesejahteraan diri konselor tanpa mengabaikan kesejahteraan klien yang mencari bantuan akan seorang konselor, maka akan membantu konselor untuk mencapai persyaratan profesional diri kita sebagai konselor yang baik.

Referensi :

Kesejahteraan Psikologis Guru Bimbingan dan Konseling: Implikasi Self Care dalam Peningkatan Profesionalisme, Ribut Purwaningrum, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta

Jurnal Bimbingan dan Konseling | Vol. 5, No. 1, June, (2021), pp. 125-131 ISSN 2580-2046 (Print) | ISSN 2580-2054 (Electronic) | Url: https://journal.unindra.ac.id/index.php/teraputik/index  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun